Wednesday, February 15, 2017

Misteri Tanggal 14 Dan Galaunya Seorang SBY

DUNIA HAWA - Dalam konpersnya kemarin yang menyeret nama Susilo Bambang Yudhoyono, Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas dan Hary Tanoesoedibjo alias Pak HT. Pak Antasari Azhar sudah menyatakan dengan sangat jelas bahwa kemarin, hari dimana dia menyanyikan lagu cinta nan merdu untuk SBY itu bertepatan dengan tanggal Nasrudin Zulkarnaen ditembak. Tanggal 14. (14 Maret 2009).


Pernyataan Pak Antasari yang sudah sangat jelas seperti itu justru malah ditanggapi SBY dalam konpersnya semalam dengan mengatakan bahwa tindakan Pak Antasari memang sengaja membuat pernyataan yang menyudutkan SBY dan keluarganya 1 hari tepat sebelum Pilkada DKI Jakarta dilangsungkan. Tujuannya jelas untuk menjegal AHY semata. Menjegal Paslon no.1.
Astaga Pak SBY…….. dirimu ini memang tidak akan pernah berhenti menggiring opini publik ke arah yang berseberangan. Selalu menyudutkan orang lain pula. Masih segar juga dalam ingatan kita semua tentang  opinimu yang menyesatkan publik soal sadap menyadap terkait dengan kasus menelpon Pak Maruf Amin beberapa waktu yang lalu sehubungan dengan sidang kasus Ahok yang ke 8. Dan akhirnya terbukti dengan sendirinya siapa yg menyadap siapa??? Tidak pernah ada acara sadap menyadap tuh. Dirimu saja yg terlalu ke-GR-an merasa disadap. Lagian kenapa pula harus merasa takut disadap kalau memang dirimu benar. Ayolah Pak SBY. Jangan pernah lupakan peribahasa “Berani karena benar, takut karena salah”. Dan khusus untuk dirimu, peribahasa itu mungkin bisa diganti menjadi “Berani karena benar, baper karena salah”. Upsss…….

Sehubungan dengan polemik pemilihan tanggal 14 yang sudah dilakukan dan dijelaskan oleh Pak Antasari semalam. Seharusnya Pak SBY bisa berbesar hati menerima dan menghargai keputusan Pak Antasari tersebut dan bukan malah mengkaitkannya dengan moment Pilkada dan membangun opini seolah-olah ingin menjegal AHY. Toh tanpa nyanyian cinta Pak Antasari kemarin, elektabilitas Paslon no.1 memang sudah menurun dengan sendirinya akibat blunder yang dibuat oleh Bu Sylvi sehubungan dengan ketidakakuratan data tentang kaum difabel yang disampaikan beliau dalam debat final Pilkada minggu yang lalu dan sudah disanggah dengan telak oleh Ahok. Ditambah lagi dengan gagal pahamnya AHY saat menjawab pertanyaan dari Pak Djarot mengenai dana 1 M buat RW. Belum lagi masalah program rumah apung dan rumah geser yang sudah sukses bikin banyak orang ngakak. Tidak ada jawaban pastinya tuh sampai sekarang. Aiiihhhh…….
Dari keadaan yang seperti ini, seharusnya sekalian saja SBY juga ikut menyalahkan KPU kenapa harus memilih tanggal dilangsungkannya Pilkada bertepatan dengan tanggal kematian Nasrudin Zulkarnaen. Tanggal 15. Kenapa juga KPU harus memilih tanggal itu sehingga berpotensi membuat Pak Antasari menyanyikan lagu cinta nan merdu pada tanggal 14-nya, tepat 1 hari sebelum Pilkada dilangsungkan. Kenapa tidak langsung menyalahkan semuanya saja sekalian Pak. Semuanya ini memang salahnya Jokowi. Semua salahnya Ahok. Semua salahnya Antasari. Semua salahnya KPU. Semua salahnya orang lain. Yang bersih dari kesalahan cuma dirimu, keluargamu dan kroni-kronimu.
Akhirnya memang benar apa kata pepatah.

“Hal tersulit dalam kehidupan ini bukanlah untuk melampaui orang lain, tetapi melampaui ego dan diri kita sendiri”.

Akupun jadi teringat akan seorang Barac Obama mantan Presiden Amerika Serikat. Obama adalah Presiden Amerika Serikat ke-44 yang baru saja mengakhiri masa jabatannya bulan yang lalu pada tanggal 20 Januari 2017. Begitu ikhlas dan tenangnya sikap beliau menjalani hidup sebagai seorang mantan Presiden. Terlihat jelas beliau sangat menikmati masa pensiunnya dengan menjadi warga negara biasa yang baik. Sangat jauh berbeda keadaannya dengan seorang Susilo Bambang Yudhoyono yang sibuk cuit sana sini. Konpers ini itu menyalahkan orang lain. Bapernyapun sudah merambah sampai ke sektor menantu.

Aaaahhhh……. Ternyata aku lupa. Tak perlu jauh-jauh mencari contoh sampai ke negeri Paman Sam segala. Kejauhan. Indonesiapun punya seorang mantan Presiden yang dengan kesadaran penuh menempatkan diri sebagai Negarawan yang baik bagi NKRI. Siapakah dia??? Dialah Bapak Bacharuddin Jusuf Habibie yang lebih kita kenal dengan sebutan Pak Habibie.  Salam hormat buat Pak Habibie. Sehat dan bahagialah selalu di masa tuamu. Tuhan memberkatimu. Amin.

@jemima mulyandari


Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment