Monday, November 7, 2016

100 Pengacara Siap Bela Ahok Hadapi Proses Hukum di Bareskrim

DUNIA HAWA - Ada 100 pengacara yang siap memberikan pendampingan bagi Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang menghadapi proses hukum laporan atas dugaan penistaan agama. 

Hal ini disampaikan ketua tim kuasa hukum pendamping Ahok, Sirra Prayuna. Menurutnya banyak pengacara yang sudah menawarkan pendampingan hukum.


"Saya sebagai ketua tim berterima kasih kepada teman-teman, hampir 100 (pengacara yang menyatakan dukungan dan bantuan). 22 orang yang hadir tapi karena ruangan terbatas, hanya 3-4 orang yang bisa masuk," ujar Sirra di Mabes Polri, Jl. Trunojoyo, Jakarta Selatan, Senin (7/11/2016).

"Dia (tim kuasa hukum) mau berpartisipasi saya enggak bisa larang Atas inisiatif mereka (kuasa hukum). Bukan permintaan Pak Ahok," sambungnya.


Sirra juga menjelaskan kehadiran Junimart Girsang dan Trimedya Panjaitan mendampingi Ahok saat diperiksa Bareskrim bukan sebagai anggota komisi III DPR.

"Pak Trimed kapasitas sebagai ketua bidang hukum DPP PDIP, Junimart kepala badan bantuan hukum dan advokasi PDIP. Saya sekretaris BBH (Badan Bantuan Hukum)," jelasnya.

Ahok diperiksa Bareskrim selama sekitar 9 jam dengan jumlah pertanyaan sebanyak 22 pertanyaan. Sebelumnya, Ahok juga telah mendatangi Bareskrim Polri dan mendapat 18 pertanyaan dari penyidik.

Usai diperiksa, Ahok menolak berbicara banyak. Dia mengamanatkan penjelasan pemeriksaan kepada Ruhut Sitompul dan Sirra Prayuna. 

"Saya kira tadi sudah jelas semua, semua sudah jelas. Kalau mau tahu yang lain ya silakan tanya ke penyidik, terima kasih," kata Ahok.

Menurut Rikwanto sudah ada sekitar 25 orang saksi dan ahli yang diminta keterangan terkait pelaporan terhadap Ahok. Tersisa 8 orang saksi dan ahli yang akan diperiksa untuk melengkapi penyelidikan. Rencananya gelar perkara akan dilakukan pekan depan secara terbuka. 

"Sementara sudah selesai terhadap Ahok, kemungkinan tidak dilanjutkan lagi pemeriksaannya sampai gelar perkara, yang lain masih belum," ujar Rikwanto.

[dh©]


Ahmad Dhani Juga Pernah Menghina Allah SWT

DUNIA HAWA - Kalau Ahok yang dianggap menghina Al Quran saja didemo agar di hukum, maka bagaimana dengan Ahmad Dhani yang tiidak hanya menghina Al Quran, tetapi menghina Allah. Kemanakah MUI dan kaum ulama saat itu?

Mengingatkan,Ahmad Dani jauh lebih berdosa daripada Ahok. 

Isyu pelecehan agama yang dialami Ahok ternyata sudah semakin menyebar luas. Bukan hanya ramai di Indonesia, tetapi sudah dibahas di beberapa negara. Bahkan ada beberapa negara yang ikut mengecam perbuatan Ahok. Mereka bersama sama menuntut agar Ahok dihukum. Entah dihukum dengan hukum undang undang yang berlaku, atau bahkan ada yang menginginkan Ahok dihukum secara islam.

Ahok dinilai menistakan atau melecehkan Islam karena pidatonya yang membawa bawa surat Al Maidah ayat 51. Ahok berkata, kalau warga DKI dibodoh bodohi dengan Al Maidah 51 oleh lawan politiknya. Sontak video itu menjadi sangat viral dan memancing kemarahan sebagian besar muslim di Indonesia. Tidak hanya muslim di jakarta saja, akan tetapi muslim dari daerah lain. 

Lalu bagaimana dengan Ahmad Dani?


Beberapa tahun yang lalu Islam juga ramai di Indonesia. Ramai karena aksi band Dewa yang menggelar konser dengan menggunakan kaligrafi bertuliskan Allah di stage mereka. 

Karena kaligrafi itu ada di panggung, maka kaligrafi itu pun di injak oleh band, lebih tepatnya oleh Ahmad Dhani. Saat itu pun ramai, banyak umat islam yang tidak terima dengan perbuatan pentolan group band dewa itu ( Ahmad dani).

Bukankah hukum tidak boleh tebang pilih? 

Ahok dinilai menghina kitab suci Islam, Al Quran. Sementara Ahmad dani menghina pembuat Al Quran. Allah Tuhan yang maha membuat,Maha berkuasa, dan maha segala galanya. 

Untuk siapa mereka yang berdemo mengatas namakan membela Islam? Benar benar membela Islam atau membela kepentingan lawan politik Ahok?

Jawaban itu bisa kita dapatkan dengan mudah. 

Kalau Ahmad Dani dikasuskan kembali dan mendapat hukuman yang sesuai dengan perbuatanya, lalu Ahok juga mendapatkan hukuman, maka benar mereka umat Islam sangat tidak rela agamanya dilecehkan. 

Akan tetapi sebaliknya, kalau masih ber api api ingin Ahok di hukum, sementara Ahmad Dani tidak,maka sudah jelas, yang mereka perjuangkan adalah karena unsur politik. 

Apalagi Ahmad Dhani pernah mengatakan Laskar Jihad menyebar kebencian dan laskar cinta menyebar kasih sayang. 

Apa pandangannya tentang tasawuf dan umat Islam Indonesia? Berikut petikan perbincangan Eman Mulyatman dan Artawijaya, disertai Fotografer Anizar M Jasmine, dengan Wahfiudin:

(+) Kasus Dewa kabarnya Anda yang pertama menangani?

Hari itu saya pulang malam, letih sekali dan selama ini memang jarang menonton TV. Tapi, karena mau mandi saya agak segan, iseng-iseng lihat berita dulu, namun yang nampak kaligrafi Allah yang dijadikan alas panggung. Saya tidak kenal Band Dewa, apalagi Dhani. Kaligrafi itu sangat saya kenal betul. Apalagi ketika dishot dari atas, jelas sekali. 

Saya berharap itu hanya sebuah keteledoran saja. Saya tidak mau meributkan, tapi iman saya di dalam batin berkata, “Kamu tidak bisa diamkan hal itu.” Meskipun kaligrafi itu hanya sebuah simbol dan bukan Allahnya itu sendiri. 

(+) Lalu, apa tindakan Anda?

Saya lalu mencari nomor telepon stasiun TV tersebut. Itu bukan hal yang mudah. Yang menerima Satpam. Dia menjawab, “tidak berani menginterupsi acara live show”. Saya bilang, bukan saya memerintahkan Anda menghentikan, tapi saya minta disambungkan dengan manajer yang bertanggungjawab, “Kasih tahu saja, nanti saya yang ngomong.” Akhirnya saya mendapat nomor Pak Chairul Tandjung, rupanya dia pun terkejut karena melihat lafazd Allah di lantai panggung. Ketika saya telepon kembali, barulah stasiun TV itu menerima. 

“Apa saran bapak?” tanya mereka. 
Tutup saja. Tapi rupanya pihak stasiun TV khawatir bahwa saya tidak sendiri, pasti ada banyak orang yang sudah menonton dan jelas mereka kecewa melihat itu. Jadi untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan saya menyarankan, grup band itu harus menyatakan permohonan maaf. 

(+) Setting panggung itu dari siapa?

Pihak stasiun TV menyatakan bahwa ini sepenuhnya ‘milik’ Dewa. Kalau pun pihak stasiun TV yang setting, Dhani harusnya tahu dan bisa mencegah. Karena memang dia sudah tahu bahwa itu kaligrafi Allah, masak ditaruh di lantai. 

(+) Sebenarnya kalau waktu itu langsung minta maaf sudah selesai ya?

Lalu pihak stasiun TV itu meminta saya datang. Mereka menjemput saya. Waktu sudah menunjukkan pukul 22.00. Sampai di sana, saya disambut Ishadi SK dan dia mempertemukan dengan personil Dewa. Waktu itu sikap Dhani acuh saja. 

(+) Anda kecewa?

Sedangkan pimpinan stasiun TV duduk dengan baik dan sopan. Saya menyimpulkan, rupanya dia tidak terima ketika saya tegur. Saya tidak berpanjang kalam, ini ada buku The Culture Atlas of Islam. Begitu saya buka Pak Ishadi langsung bilang, “Iya, sama!”

(+) Dewa membantah?

Dhani langsung bilang, “Enggak, lain!” Saya minta keluarkan logo-logonya. Dia membantah karena sudah dimodifikasi. Lalu saya jelaskan bahwa modifikasi itu tidak mengubah bentuk dan bacaan, karena tetap terbaca Allah. Kenapa Anda memodifikasi?

(+) Jadi, ada unsur plagiat?

Bukan hanya itu, jadi sebenarnya Dhani sudah tahu bahwa itu sebenarnya tulisan (bacaan) Allah. 

(+) Sikap Dewa?

Bagi saya itu sudah cukup, buat apa lagi melayani Dhani yang petantang-petenteng. Akhirnya saya berdiri dan saya katakan, “Kepada semua personil Dewa tolong hati-hati, jangan tempatkan ini di sembarang tempat. Nanti kalau Anda berhadapan dengan Muslim ‘garis keras’ akan jadi masalah. Assalamu’alaikum!”

(+) Anda kecewa dengan hasil pertemuan itu?


Paginya ketika saya ke luar rumah di Rawamangun terpampang Kaligrafi serupa bersama iklan rokok. Padahal bagi saya, rokok itu haram. Kalaupun tidak, maka syubhat. Maka saya siapkan laporan ke Ormas Islam, MUI dan Dewan Dakwah. Untuk apa? Ini sebagai kontrol publik sehingga kalau terjadi lagi di daerah lain, harus dicegah. 

(+) Sebenarnya apa alasan Dhani sendiri?

 Dalam pertemuan itu, juga saya permasalahkan kalung Bintang David yang dipakai Dhani. Itu kan simbol Israel, masak kamu pakai bintang itu dan menginjak-injak kaligrafi Allah.Itu kan suatu penghinaan. Dia cuma haha hehe .…saja. Berita itu akhirnya muncul di koran. Lalu muncullah pertanyaan dari banyak pihak. Dan masalah terus bergulir.

(+) Sebuah surat kabar menulis, bahwa kabar Dhani antek-antek Israel, Anda yang menghembuskan?

Saya tidak pernah menyebut itu. 

(+) Ini sensasi yang kebablasan ya?

Iya, karena berbeda dengan swastika (lambang Nazi). Nazi itu sudah musnah, semua bangsa mengutuknya, tidak ada potensinya. Kalau anak muda memakainya, itu karena faktor nyentrik secara historis. Tapi kalau Bintang David, Israel itu masih ada dan aktif menghancurkan Islam, Masjidil Aqsha dan Palestina. Kondisi kita ini sedang perang. Bahkan Indonesia tidak punya hubungan diplomatik. Karena Israel, bertentangan dengan jiwa dan semangat UUD 45. Ketika kita pakai logonya, itu satu bentuk pemihakan pada lawan. 

(+) Soal Binang David Israel, apa jawaban Dhani?

Dia bilang ekspresi dari kecintaan pada Nabi Daud. Saya katakan, Muslim mana yang tidak mencintai Nabi Daud. Setiap Muslim ketika Nama Nabi Daud disebut dia akan mengucapa alaihis salam. Berapa banyak orang yang cinta kepada Nabi Daud yang mengekspresikan dengan puasa Nabi Daud. Namanya betul Bintang Daud, tapi dia sudah jadi logo Israel. Bukan soal Nabi Daudnya.

(+) Dhani tahu itu kaligrafi Allah?

Dhani kirim sms (short message servisce). Lalu saya balas dengan menelepon langsung. Dia mengabarkan bahwa gambar kaligrafi itu didapat dari Gurunya, Habib Faiz di Malang, Jawa Timur. Menurutnya, Habib itu konsultannya artis-artis dan jenderal-jenderal. Yang jadi persoalan, ketika Dhani mendapat gambar itu, pastilah dia bertanya, gambar apa? Dan gurunya akan menjelaskan bahwa itu kaligrafi Allah. Jadi dia tahu, tapi tidak mau mengakui. Ini yang jadi masalah. 

(+) Apakah kasus ini memang ada rekayasa?

Saya belum melihatnya. Tapi perang itu selain fisik, ada juga dalam bentuk, intelijen, ekonomi, budaya, ideologi atau sering kita sebut ghazwul fikri (perang/invasi pemikiran-red). Ini bagian dari perang budaya. Kenapa dia pakai logo Israel dan di bawahnya dia tahu ada kaligrafi Allah. Ini ada apa? Apakah itu bagian dari akibat cuci otak, atau sengaja mau memancing umat? Wallahu a’lam. Yang jelas industri entertainment tidak berdiri sendiri.

(+) Dhani mengklaim banyak massa di belakangnya?

Ke sebuah Harian Ibukota, dia mengirim surat yang isinya merendahkan pribadi saya. Saya no comment. Kalau saya komentari, jadi kayak anak kecil.

(+) Anda juga dibilang cari popularitas?

Saya lakukan itu karena ghirah saya terpanggil. 

(+) Ini terus bergulir?

Malam itu, ketika saya dipertemukan, sudah saya peringatkan bahwa yang beli produk kamu banyak umat Islam. Umat Islam Indonesia sedang sakit karena saudaranya di Palestina sedang diinjak-injak.

(+) Sebenarnya di mana letak persoalannya?

Ada dua, menggunakan logo Bintang David Israel dan menginjak-injak kaligrafi Allah. Kedua, penempatan kaligrafi Allah itu pada tempat-tempat yang tidak cocok, misalnya, sebagai iklan rokok. Barangkali suatu saat karena ditempelkan di drum, lalu masuk Night Club. 

(+) Tapi sering pula orang menggunakan kaligrafi Allah?

Kaligrafi Allah dipakai untuk lambang organisasi Islam, itu sudah banyak, seperti Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI). Kalau sebagai artisitik, itu bagus, apalagi bernilai religius. Wajar kalau orang ingin memiliki dan membanggakannya. Sah saja. 

tapi tidak ada yang menjamin bahwa itu akan... 
palau pakai liontin kaligrafi Allah, itu karena nilai membanggakan. Bagaimana kalau dia masuk WC? Itu kan karena ingin buang air, bukan untuk membawa Allah ke WC. Ini kan kasusnya logo yang ditaruh di panggung, lalu diinjak-injak.

(+) Dalam Tasawuf itu bukan sekadar lambang kaligrafi Allah?

Lihat saja dalam penulisan kaligrafi di masjid-masjid dan di buku-buku. Kadang-kadang dalam penulisan sebuah kalimat, lafazd Allah selalu diletakkan paling atas, meski pun dalam urutan penulisan harusnya di tengah. Itu sebagai sikap hormat. 

Dalam dunia tasawuf—yang juga dipelajari Dhani—itu yang disebut adab. Salah satu ciri dari orang yang belajar tasawuf adalah kehalusan batin. Apalagi terhadap Jalaliyah (ketinggian-red) dan Jamaliyah (keindahan-red) Allah. Tidak menganggapnya sebagai simbol semata.

(+) Dalam sejarah, kasus seperti ini pernah terjadi?

Yang jelas Rasulullah melarang mencaci-maki tuhan orang lain. Tuhan orang lain saja kita dilarang untuk mencaci makinya. Alasannya, karena orang akan balik mencaci maki Allah. Meski pun secara substansi Allah tidak akan mungkin dicaci.

Itu yang dijadikan alasan, yang tidak boleh adalah menginjak-injak ajaran-Nya?
Anak kecil juga tahu, kenapa menginjak-injak bendera merah putih ditangkap? Mahasiswa demo menginjak-injak foto Presiden ditangkap. Ini kaligrafi Allah yang menciptakan Presiden?

(+) Dhani hanya percaya ke Gus Dur dan Quraish Shihab?

Artinya dia meremehkan ulama lain. Apa tidak cukup ulama lain memberi nasihat. Tapi, saya dengar Dewa akan mengubah logonya. 

(+) Lagu-lagu Dewa sering menyebarkan faham Al-Hallaj?

Sayangnya, saya belum pernah dengar lagu-lagunya.


[vita risma]

PakTua yang Bikin Sayembara 1 Miliar Buat Bunuh Ahok, Dipolisikan

DUNIA HAWA - Jaringan Advokat Republik Indonesia (JARI) melaporkan seorang pria tua ke Polda Metro Jaya karena menggelar 'sayembara' Rp 1 miliar yang berbau SARA. 'Sayembara' itu direkam video, di tengah kunjungan Cagub petahana Basuki T Purnama (Ahok) di Rawabelong, Jakarta Barat dan telah tersebar luas di masyarakat.


"Yang kami laporkan seorang pria sekitar 60 tahun umurnya, yang kita lihat dan dengar dari media, dia mengatakan 'bawa kepala ahok dan kita akan bayar satu milyar'. Lalu di depan para petugas dia menyebutkan juga etnis SARA dan sebagainya," ujar Ketua Umum DPP JARI Krisna Murti kepada wartawan di Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (7/11/2016).

Menurut Krisna, ucapan pria berpeci putih tersebut sudah di luar batas. Hal itu, menurutnya lagi, dapat memancing orang lain untuk melakukan kekerasan.

"Artinya bahwa kami melihat di sini semacam sayembara jaman kerajaan ya kan. Diiming-imingi seseorang dengan pidato di depan umum, memancing seseorang untuk berbuat kejahatan, membawa kepala Ahok. Ini sangat sudah diluar batas hukum," lanjut Krisna.

Ia pun meminta agar polisi mengusut pria tersebut. "Makanya kami ingin segera diproses dan dipanggil pria tersebut," ucapnya.

Sementara itu, Ketua Bidang Kajian dan Diskusi JARI Khaeruddin selaku pelapor mengatakan, ucapan pelaku merupakan bentuk ancaman. Ia juga menilai, ada pelanggaran RAS dalam ucapan pria yang terekam video tersebut.


"Ini bentuk deliknya bukan aduan, tapi delik biasa, karena ada konteks pelanggaran RAS di situ karena menyebutkan 'semua orang China'. Dalam UU No 40 Tahun 2008, di situ peran serta masyarakat terhadap penghapusan diskriminasi RAS dan etnis," kata Khaeruddin.

Dalam laporan bernomor LP/5442/XI/2016/PMJ/Ditreskrimsus, pria tersebut dilaporkan dengan tuduhan Pasal 29 jo Pasal 45 ayat (1) UU RI tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) No 11 Tahun 2008 tentang pengancaman melalui media elektronik dan atau Pasal 336 KUHP tentang pengancaman.

Sebelum mengambil langkah hukum, pihak JARI telah meminta pendapat kepada seorang ulama yakni Muhammad Muhammad Rozy dari Ponpes Al Mustahab Yogyakarta. Rozy mengatakan, ucapan pria tersebut secara tidak langsung memotivasi orang lain untuk melakukan kejahatan yang jelas-jelas diharamkan oleh Islam.

"Secara psikologis, sudah mendorong seseorang melakukan kejahatan dan itu dilarang oleh islam. Kemudian, dia akan berusaha membuat suasana antara bangsa ini menjadi bertempur, berkelahi sehingga tidak ada kedamaian dan itu bukan watak dari pada Islam," terang Rozy yang juga datang ke Polda Metro Jaya.

Rozy kemudian membandingkan pernyataan Ahok yang dianggap salah soal surat Al Maidah ayat 51 dengan ucapan yang keluar dari mulut pria yang disebut sebagai kyai tersebut.

"Kalau boleh saya imbangkan, kalau saudara Ahok dalam kapasitasnya tidak mengerti agama kemudian mengatakan sesuatu dianggap sebagai kesalahan, ini orang mengerti agama, memerintahkan membunuh," ungkap Rozy.

Rozy menyampaikan, perkataan pria tersebut dapat memecah belah persatuan berbangsa dan negara. Perkataan pria yang emosional itu sudah menyimpang dari norma agama dan hukum.

"Kalau saya sebagai kepala negara, ini yang lebih dulu saya proses, inilah racun dunia, ini yang merusak kesatuan bangsa. Biarpun dia seagama dengan saya, tapi kalau perilakunya menyimpang dari hukum hukum agama dan norma berbangsa dan bernegara saya setuju ini dulu yang dihukum," terang Rozy.

"Agama itu tidak mengenal ras. Jadi ras apapun juga, kalau dari orang itu sendiri memerintahkan membunuh, itu keluar dari rel agama," pungkas.




[beritateratas]

Hina Presiden, Ahmad Dhani Dilaporkan ke Bareskrim

DUNIA HAWA -  Laskar Rakyat Joko Widodo (LRJ) dan Pro Jokowi (Projo) berencana melaporkan musisi Ahmad Dhani ke Badan Reserse dan Kriminal Polri, atas tuduhan penghinaan terhadap Presiden Joko Widodo. Kedua organisasi masyarakat itu rencananya datang ke kantor Bareskrim di Gambir, Jakarta Pusat, pukul 23.00 WIB malam ini.


"Ini desakan pengurus (LRJ dan Projo), agar dilaporkan segera. Malah ada yang ingin mengejar (Dhani) atau semacamnya, kalau organisasi tak ambil sikap," ujar Ketua Umum LRJ Riano Oscha pada Ahad, 6 November 2016. Menurut Riano, pelaporan tersebut terkait dengan sejumlah ucapan kebencian oleh Dhani, yang ditujukan pada Jokowi. 

Laporan itu, kata dia, tak berkaitan dengan demo 4 November pada Jumat lalu, yang juga ditujukan pada pemerintah. Dhani memang meramaikan demo yang terkait dengan kasus dugaan penistaan agama yang dilakukan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. 

Saat itu Dhani ditemani istrinya, Mulan Jameela, hadir di demo dan berorasi di Taman Pandang Istana Negara, Jalan Medan Merdeka Barat. "Ini hal terpisah. Ini soal hate speech dia, yang mengandung penghasutan dan lainnya," ujar Riano. 

Bahan bukti pelaporan yang akan LRJ dan Projo sodorkan ke Polri, antara lain berupa video dan sejumlah bukti visual lain. "Nanti pukul 23.00 kami ke Polri, akan beri keterangan lagi. Yang berangkat belum pasti berapa, tapi ini kami dari Pancoran, sudah ada 40-an orang." Hingga berita ini diturunkan, Tempo belum berhasil menghubungi Ahmad Dhani.





[tempo]

Kebohongan FPI Soal Demo 4 November

DUNIA HAWA - FPI (Front Pembela Islam) yang sejak tahun 1999 sudah dikenal membuat keonaran dan kekerasan (lihat_disini untuk catatan kekerasan FPI sejak 1999) rentetan-aksi-fpi-dari-masa-ke-masa ) melakukan konferensi pers dengan berkedok GNPF MUI terkait aksi 4 November. Karena mereka tahu memakai nama FPI akan membuat mereka tidak dipercaya rakyat.


Tapi mereka lupa kalau usaha mereka untuk mendompleng aksi 4 November untuk tindakan makar pada pemerintah yang konstitusional dan dipilih rakyat, terbukti menjadi aksi kudeta FPI yang gagal. Semuanya terekam di internet.

1. FPI berbohong dengan mengatakan tidak ada kesepakatan antara istana dengan peserta aksi. Faktanya bisa dilihat di YouTube bahwa Ustad Bachtiar Natsir memberikan keterangan bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla bahwa sudah ada kesepakatan yang dicapai (Lihat_disini).

2. FPI berbohong dengan mengatakan Polisi melakukan aksi biadab. Faktanya mobil aparat keamanan dibakar, polisi dilempar batu dan dipukuli sehingga banyak dari polisi menjadi korban aksi brutal serta dirawat di rumah sakit (Lihat_disini). Semua pihak memberikan apresiasi pada Polri dan TNI yg mau menahan diri, menggunakan cara cara persuasif dan tidak meladeni provokasi. Walaupun banyak tindakan melanggar hukum, seperti melewati batas waktu yang diperbolehkan UU yang dilakukan para demonstran tapi Polisi memilih tetap toleran (Lihat_disini).

3. FPI berbohong dengan mengatakan peserta aksi ada sekitar 2 juta orang. Faktanya Ustad Bachtiar Nasir sendiri yang mengatakan jumlah massa hanya 100 ribu orang dan paling mentok 200 ribu orang. Dan mereka sendiri yang mengaku dibayar untuk berunjuk rasa dengan dana Rp100 miliar. Lihat_disini

4. FPI berbohong dengan mengatakan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dan pakar Hukum Tata Negara pak Margarito ikut dalam unjuk rasa. Faktanya Menteri Agama selesai Sholat Jumat di Istiqlal langsung masuk ke Istana Negara (Lihat_disini). Dan Pak Margarito sama sekali tidak ikut unjuk rasa, hanya menghadiri diskusi di tanggal 5 November tentang aksi 4 November. Lihat_disini

5. FPI berbohong dengan mengatakan Wakapolri membentak Ustad Bachtiar Nasir. Faktanya Ustad Natsir menghina serta berkata tidak sopan pada Wapres. Hal ini membuat Panglima TNI, Kapolri dan Wakapolri marah dan tidak terima atas perkataan yg menghina itu. Ini disaksikan oleh wakil dari Komisi 3 DPR yang hadir saat itu. Setelah itu Ustad Natsir minta maaf pada Wapres. Untung saja, Pak Wapres Jusuf Kalla berbesar hati memaafkan tindakan Ustad yg betul-betul tidak bisa menjadi panutan ummat. Akhirnya, Ustad Natsir terlihat baik-baik saja tersenyum setelah menemui Wakil Presiden Jusuf Kalla. Lihat_disini

6. FPI berbohong dengan mengatakan ada korban jiwa dari gas air mata. Faktanya pemeriksaan Rumah Sakit jelas menunjukkan almarhum meninggal karena asma. Kebohongan ini dipaksakan FPI Karena mereka mencari sosok martir untuk memvalidasi kudeta mereka yang gagal. Bahkan media Islam pun sudah memberitakan yang meninggal 4 November adalah karena asma. Lihat_disini

7. FPI gembar-gembor di media ingin pemeriksaan Ahok dilakukan segera, Faktanya FPI sendiri yang menunda-nunda pemeriksaan. Lihat_disini

8. FPI meminta Presiden agar pemeriksaan  Ahok secara transparan, Faktanya setelah diputuskan pemeriksaan terhadap Ahok dilakukan terbuka FPI meminta Jokowi mundur karena telah lakukan penyalahgunaan kekuasaan memerintah kapolri. Lihat_disini

Pemeriksaan secara terbuka yang diminta FPI justru ditanggapi lebih luas oleh Kapolri dengan menyiarkan secara Live agar semua masyarakat bisa memantau.

Dengan disiarkan secara live tentu saja, FPI tidak akan bisa bermain opini lagi. 

[indoheadline]

Penjelasan Ahli Bahasa: Kalimat Ahok Tidak Menistakan Agama

DUNIA HAWA - Pernyataan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di Kepulauan Seribu menyinggung surat Al Maidah ayat 51 mengundang kontroversi. Sejumlah pihak mengatakan Ahok tidak melakukan penistaan agama, tetapi banyak juga berkesimpulan pada adanya penistaan.

Kata-kata Ahok yang berrujung panjang ini diucapkan ketika berada di Kepualauan Seribu, Jakarta Utara. Memang redaksi kalimat yang disampaikan Ahok seperti apa sih, kok bisa panjang begini urusannya ?

Di Kepulauan Seribu, Ahok mengatakan. “Jadi jangan percaya sama orang. Kan bisa saja dalam hati kecil bapak ibu enggak bisa pilih saya. Karena Dibohongin pakai surat Al Maidah 51 macem-macem gitu lho (orang-orang tertawa). Itu hak bapak ibu, ya.”

Menurut Peneliti Bahasa dari Badan Bahasa Kemendikbud, Yeyen Maryani, kata-kata Ahok ini tidak menjurus pada penistaan agama. Karena secara kaidah kebahasaan, kata “dibohongi” merupakan kalimat pasif.


“Jadi dibohongi itu kan kalimat pasif. Sebetulnya ada subjeknya yang dihilangkan. Di dalam konteks sebelumnya itu adalah bapak ibu gitu ya. Bapak ibu dibohongin itu sebagai predikatnya, pakai surat itu adalah keterangan,” jelas Yeyen Maryani.

“Dalam konteks itu berarti yang dimaksudkan dibohongin dengan menggunakan. Jadi ayat itu dipakai sebagai alat membohongi bapak ibu yang di dalam konteks sebelumnya itu,” kata Yeyen.

Yeyen tegas mengatakan, secara kebahasaan, Ahok tidak bisa dikatakan menghina ayat Al-Qur’an.

“Dibohonginnya tidak mengacu pada ayatnya sebetulnya, tapi ayat itu dipakai sebagai alat untuk membohongi. Permasalahannya apakah yang membuat pernyataan itu, kan tidak menyatakan bahwa surat itu bohong. Tetapi menggunakan alat dengan ayat itu. Jadi memakai ayat itu sebagai alat membohongi orang, kan begitu maksud sintaksisnya,” Yeyen menjelaskan panjang lebar.

[dh©]