Monday, November 7, 2016

Ahmad Dhani Juga Pernah Menghina Allah SWT

DUNIA HAWA - Kalau Ahok yang dianggap menghina Al Quran saja didemo agar di hukum, maka bagaimana dengan Ahmad Dhani yang tiidak hanya menghina Al Quran, tetapi menghina Allah. Kemanakah MUI dan kaum ulama saat itu?

Mengingatkan,Ahmad Dani jauh lebih berdosa daripada Ahok. 

Isyu pelecehan agama yang dialami Ahok ternyata sudah semakin menyebar luas. Bukan hanya ramai di Indonesia, tetapi sudah dibahas di beberapa negara. Bahkan ada beberapa negara yang ikut mengecam perbuatan Ahok. Mereka bersama sama menuntut agar Ahok dihukum. Entah dihukum dengan hukum undang undang yang berlaku, atau bahkan ada yang menginginkan Ahok dihukum secara islam.

Ahok dinilai menistakan atau melecehkan Islam karena pidatonya yang membawa bawa surat Al Maidah ayat 51. Ahok berkata, kalau warga DKI dibodoh bodohi dengan Al Maidah 51 oleh lawan politiknya. Sontak video itu menjadi sangat viral dan memancing kemarahan sebagian besar muslim di Indonesia. Tidak hanya muslim di jakarta saja, akan tetapi muslim dari daerah lain. 

Lalu bagaimana dengan Ahmad Dani?


Beberapa tahun yang lalu Islam juga ramai di Indonesia. Ramai karena aksi band Dewa yang menggelar konser dengan menggunakan kaligrafi bertuliskan Allah di stage mereka. 

Karena kaligrafi itu ada di panggung, maka kaligrafi itu pun di injak oleh band, lebih tepatnya oleh Ahmad Dhani. Saat itu pun ramai, banyak umat islam yang tidak terima dengan perbuatan pentolan group band dewa itu ( Ahmad dani).

Bukankah hukum tidak boleh tebang pilih? 

Ahok dinilai menghina kitab suci Islam, Al Quran. Sementara Ahmad dani menghina pembuat Al Quran. Allah Tuhan yang maha membuat,Maha berkuasa, dan maha segala galanya. 

Untuk siapa mereka yang berdemo mengatas namakan membela Islam? Benar benar membela Islam atau membela kepentingan lawan politik Ahok?

Jawaban itu bisa kita dapatkan dengan mudah. 

Kalau Ahmad Dani dikasuskan kembali dan mendapat hukuman yang sesuai dengan perbuatanya, lalu Ahok juga mendapatkan hukuman, maka benar mereka umat Islam sangat tidak rela agamanya dilecehkan. 

Akan tetapi sebaliknya, kalau masih ber api api ingin Ahok di hukum, sementara Ahmad Dani tidak,maka sudah jelas, yang mereka perjuangkan adalah karena unsur politik. 

Apalagi Ahmad Dhani pernah mengatakan Laskar Jihad menyebar kebencian dan laskar cinta menyebar kasih sayang. 

Apa pandangannya tentang tasawuf dan umat Islam Indonesia? Berikut petikan perbincangan Eman Mulyatman dan Artawijaya, disertai Fotografer Anizar M Jasmine, dengan Wahfiudin:

(+) Kasus Dewa kabarnya Anda yang pertama menangani?

Hari itu saya pulang malam, letih sekali dan selama ini memang jarang menonton TV. Tapi, karena mau mandi saya agak segan, iseng-iseng lihat berita dulu, namun yang nampak kaligrafi Allah yang dijadikan alas panggung. Saya tidak kenal Band Dewa, apalagi Dhani. Kaligrafi itu sangat saya kenal betul. Apalagi ketika dishot dari atas, jelas sekali. 

Saya berharap itu hanya sebuah keteledoran saja. Saya tidak mau meributkan, tapi iman saya di dalam batin berkata, “Kamu tidak bisa diamkan hal itu.” Meskipun kaligrafi itu hanya sebuah simbol dan bukan Allahnya itu sendiri. 

(+) Lalu, apa tindakan Anda?

Saya lalu mencari nomor telepon stasiun TV tersebut. Itu bukan hal yang mudah. Yang menerima Satpam. Dia menjawab, “tidak berani menginterupsi acara live show”. Saya bilang, bukan saya memerintahkan Anda menghentikan, tapi saya minta disambungkan dengan manajer yang bertanggungjawab, “Kasih tahu saja, nanti saya yang ngomong.” Akhirnya saya mendapat nomor Pak Chairul Tandjung, rupanya dia pun terkejut karena melihat lafazd Allah di lantai panggung. Ketika saya telepon kembali, barulah stasiun TV itu menerima. 

“Apa saran bapak?” tanya mereka. 
Tutup saja. Tapi rupanya pihak stasiun TV khawatir bahwa saya tidak sendiri, pasti ada banyak orang yang sudah menonton dan jelas mereka kecewa melihat itu. Jadi untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan saya menyarankan, grup band itu harus menyatakan permohonan maaf. 

(+) Setting panggung itu dari siapa?

Pihak stasiun TV menyatakan bahwa ini sepenuhnya ‘milik’ Dewa. Kalau pun pihak stasiun TV yang setting, Dhani harusnya tahu dan bisa mencegah. Karena memang dia sudah tahu bahwa itu kaligrafi Allah, masak ditaruh di lantai. 

(+) Sebenarnya kalau waktu itu langsung minta maaf sudah selesai ya?

Lalu pihak stasiun TV itu meminta saya datang. Mereka menjemput saya. Waktu sudah menunjukkan pukul 22.00. Sampai di sana, saya disambut Ishadi SK dan dia mempertemukan dengan personil Dewa. Waktu itu sikap Dhani acuh saja. 

(+) Anda kecewa?

Sedangkan pimpinan stasiun TV duduk dengan baik dan sopan. Saya menyimpulkan, rupanya dia tidak terima ketika saya tegur. Saya tidak berpanjang kalam, ini ada buku The Culture Atlas of Islam. Begitu saya buka Pak Ishadi langsung bilang, “Iya, sama!”

(+) Dewa membantah?

Dhani langsung bilang, “Enggak, lain!” Saya minta keluarkan logo-logonya. Dia membantah karena sudah dimodifikasi. Lalu saya jelaskan bahwa modifikasi itu tidak mengubah bentuk dan bacaan, karena tetap terbaca Allah. Kenapa Anda memodifikasi?

(+) Jadi, ada unsur plagiat?

Bukan hanya itu, jadi sebenarnya Dhani sudah tahu bahwa itu sebenarnya tulisan (bacaan) Allah. 

(+) Sikap Dewa?

Bagi saya itu sudah cukup, buat apa lagi melayani Dhani yang petantang-petenteng. Akhirnya saya berdiri dan saya katakan, “Kepada semua personil Dewa tolong hati-hati, jangan tempatkan ini di sembarang tempat. Nanti kalau Anda berhadapan dengan Muslim ‘garis keras’ akan jadi masalah. Assalamu’alaikum!”

(+) Anda kecewa dengan hasil pertemuan itu?


Paginya ketika saya ke luar rumah di Rawamangun terpampang Kaligrafi serupa bersama iklan rokok. Padahal bagi saya, rokok itu haram. Kalaupun tidak, maka syubhat. Maka saya siapkan laporan ke Ormas Islam, MUI dan Dewan Dakwah. Untuk apa? Ini sebagai kontrol publik sehingga kalau terjadi lagi di daerah lain, harus dicegah. 

(+) Sebenarnya apa alasan Dhani sendiri?

 Dalam pertemuan itu, juga saya permasalahkan kalung Bintang David yang dipakai Dhani. Itu kan simbol Israel, masak kamu pakai bintang itu dan menginjak-injak kaligrafi Allah.Itu kan suatu penghinaan. Dia cuma haha hehe .…saja. Berita itu akhirnya muncul di koran. Lalu muncullah pertanyaan dari banyak pihak. Dan masalah terus bergulir.

(+) Sebuah surat kabar menulis, bahwa kabar Dhani antek-antek Israel, Anda yang menghembuskan?

Saya tidak pernah menyebut itu. 

(+) Ini sensasi yang kebablasan ya?

Iya, karena berbeda dengan swastika (lambang Nazi). Nazi itu sudah musnah, semua bangsa mengutuknya, tidak ada potensinya. Kalau anak muda memakainya, itu karena faktor nyentrik secara historis. Tapi kalau Bintang David, Israel itu masih ada dan aktif menghancurkan Islam, Masjidil Aqsha dan Palestina. Kondisi kita ini sedang perang. Bahkan Indonesia tidak punya hubungan diplomatik. Karena Israel, bertentangan dengan jiwa dan semangat UUD 45. Ketika kita pakai logonya, itu satu bentuk pemihakan pada lawan. 

(+) Soal Binang David Israel, apa jawaban Dhani?

Dia bilang ekspresi dari kecintaan pada Nabi Daud. Saya katakan, Muslim mana yang tidak mencintai Nabi Daud. Setiap Muslim ketika Nama Nabi Daud disebut dia akan mengucapa alaihis salam. Berapa banyak orang yang cinta kepada Nabi Daud yang mengekspresikan dengan puasa Nabi Daud. Namanya betul Bintang Daud, tapi dia sudah jadi logo Israel. Bukan soal Nabi Daudnya.

(+) Dhani tahu itu kaligrafi Allah?

Dhani kirim sms (short message servisce). Lalu saya balas dengan menelepon langsung. Dia mengabarkan bahwa gambar kaligrafi itu didapat dari Gurunya, Habib Faiz di Malang, Jawa Timur. Menurutnya, Habib itu konsultannya artis-artis dan jenderal-jenderal. Yang jadi persoalan, ketika Dhani mendapat gambar itu, pastilah dia bertanya, gambar apa? Dan gurunya akan menjelaskan bahwa itu kaligrafi Allah. Jadi dia tahu, tapi tidak mau mengakui. Ini yang jadi masalah. 

(+) Apakah kasus ini memang ada rekayasa?

Saya belum melihatnya. Tapi perang itu selain fisik, ada juga dalam bentuk, intelijen, ekonomi, budaya, ideologi atau sering kita sebut ghazwul fikri (perang/invasi pemikiran-red). Ini bagian dari perang budaya. Kenapa dia pakai logo Israel dan di bawahnya dia tahu ada kaligrafi Allah. Ini ada apa? Apakah itu bagian dari akibat cuci otak, atau sengaja mau memancing umat? Wallahu a’lam. Yang jelas industri entertainment tidak berdiri sendiri.

(+) Dhani mengklaim banyak massa di belakangnya?

Ke sebuah Harian Ibukota, dia mengirim surat yang isinya merendahkan pribadi saya. Saya no comment. Kalau saya komentari, jadi kayak anak kecil.

(+) Anda juga dibilang cari popularitas?

Saya lakukan itu karena ghirah saya terpanggil. 

(+) Ini terus bergulir?

Malam itu, ketika saya dipertemukan, sudah saya peringatkan bahwa yang beli produk kamu banyak umat Islam. Umat Islam Indonesia sedang sakit karena saudaranya di Palestina sedang diinjak-injak.

(+) Sebenarnya di mana letak persoalannya?

Ada dua, menggunakan logo Bintang David Israel dan menginjak-injak kaligrafi Allah. Kedua, penempatan kaligrafi Allah itu pada tempat-tempat yang tidak cocok, misalnya, sebagai iklan rokok. Barangkali suatu saat karena ditempelkan di drum, lalu masuk Night Club. 

(+) Tapi sering pula orang menggunakan kaligrafi Allah?

Kaligrafi Allah dipakai untuk lambang organisasi Islam, itu sudah banyak, seperti Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI). Kalau sebagai artisitik, itu bagus, apalagi bernilai religius. Wajar kalau orang ingin memiliki dan membanggakannya. Sah saja. 

tapi tidak ada yang menjamin bahwa itu akan... 
palau pakai liontin kaligrafi Allah, itu karena nilai membanggakan. Bagaimana kalau dia masuk WC? Itu kan karena ingin buang air, bukan untuk membawa Allah ke WC. Ini kan kasusnya logo yang ditaruh di panggung, lalu diinjak-injak.

(+) Dalam Tasawuf itu bukan sekadar lambang kaligrafi Allah?

Lihat saja dalam penulisan kaligrafi di masjid-masjid dan di buku-buku. Kadang-kadang dalam penulisan sebuah kalimat, lafazd Allah selalu diletakkan paling atas, meski pun dalam urutan penulisan harusnya di tengah. Itu sebagai sikap hormat. 

Dalam dunia tasawuf—yang juga dipelajari Dhani—itu yang disebut adab. Salah satu ciri dari orang yang belajar tasawuf adalah kehalusan batin. Apalagi terhadap Jalaliyah (ketinggian-red) dan Jamaliyah (keindahan-red) Allah. Tidak menganggapnya sebagai simbol semata.

(+) Dalam sejarah, kasus seperti ini pernah terjadi?

Yang jelas Rasulullah melarang mencaci-maki tuhan orang lain. Tuhan orang lain saja kita dilarang untuk mencaci makinya. Alasannya, karena orang akan balik mencaci maki Allah. Meski pun secara substansi Allah tidak akan mungkin dicaci.

Itu yang dijadikan alasan, yang tidak boleh adalah menginjak-injak ajaran-Nya?
Anak kecil juga tahu, kenapa menginjak-injak bendera merah putih ditangkap? Mahasiswa demo menginjak-injak foto Presiden ditangkap. Ini kaligrafi Allah yang menciptakan Presiden?

(+) Dhani hanya percaya ke Gus Dur dan Quraish Shihab?

Artinya dia meremehkan ulama lain. Apa tidak cukup ulama lain memberi nasihat. Tapi, saya dengar Dewa akan mengubah logonya. 

(+) Lagu-lagu Dewa sering menyebarkan faham Al-Hallaj?

Sayangnya, saya belum pernah dengar lagu-lagunya.


[vita risma]

Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment