Tuesday, April 26, 2016

Posisi Seks Kama Sutra Pasca Melahirkan


Dunia Hawa - Anda mungkin sudah tidak sabar lagi untuk kembali bercinta dengan pasangan Anda setelah melahirkan. Sedangkan yang lain mungkin berpikir untuk beristirahat setelah apa yang baru saja dilalui. Namun Anda disarankan agar menunggu sekitar 4-8 minggu sebelum kembali berhubungan seks pasca melahirkan. Semua itu tergantung pada kesiapan Anda untuk kembali ‘bertempur’.

Posisi bercinta ala Kama Sutra bisa menjadi pilihan menarik untuk seks pasca melahirkan.Kama Sutra memiliki banyak posisi yang memudahkan Anda dalam melakukan hubungan seks lagi. Tidak ada salahnya untuk mencoba seni bercinta yang sangat legendaris di seluruh dunia ini. Posisi seks Kama Sutra ini lebih lembut dan berfokus pada pasangan Anda yang aktif melakukan semuanya, sementara Anda hanya berbaring dan menikmatinya!

1. Kuncian Silang

Dalam posisi ini, Anda berbaring dengan pantat berada di tepi tempat tidur dengan mengangkat dan menyilangkan kedua kaki di udara. Sedangkan pasangan Anda berdiri di depan Anda dan menggunakan tangannya untuk menyilangkan dan menutup kembali kaki Anda saat ia melakukan penetrasi.

2.Nirwana

Dalam posisi ini, Anda nyaman berbaring terlentang dan regangkan kaki Anda, peganglah tiang ranjang di atas kepala Anda. Jaga kaki Anda bersama-sama sebagaimana pasangan Anda memasuki Anda. Dengan setiap dorongan dan tekanan pada paha akan mengintensifkan efek penetrasi dan memberikan rangsangan alami pada klitoris. Serasa di langit ketujuh bukan?

3. Klasik

Posisi Kama Sutra ini merupakan variasi dari posisi misionaris. Berbaringlah dengan kaki terbuka, gunakan bantal di menyangga pinggul ke atas agar terjadi penetrasi lebih dalam. Pasangan Anda dapat memasuki Anda, mengendalikan gerakan. Posisi intim ini adalah sangat menggairahkan dan santai.

4. Spoon (sendok)

Meringkuklah secara menyamping, tarik lutut ke atas dan biarkan si dia untuk menyendok Anda dari belakang. Penetrasi mudah dilakukan dari posisi ini dan si dia bisa bermain-main dengan payudara atau klitoris. Dan Anda tidak tahan lagi...

5. Menyilang

Satu lagi di mana Anda berbaring telentang. Kali ini dengan satu kaki dibentangkan dan kaki lainnya ditekuk. Pasangan Anda duduk dengan satu paha atas paha Anda yang terbentang dan selipkan kaki yang ditekuk di bawah lengannya. Dia meletakkan tangan satunya di belakang punggungnya untuk mengontrol ritme gerakan. Anda dapat berbaring, bersantai dan memungkinkan dia untuk melakukan semua pekerjaan.

6. Elang

Pasangan Anda berlutut di tepi tempat tidur di depan Anda yang terbaring telentang dengan lutut sedikit ditekuk. Dia memegang kaki Anda dan menariknya terpisah saat ia mulai masuk. Penetrasi terasa sangat memuaskan bagi wanita yang bercinta dalam posisi ini.

7. Gunung Ajaib

Ini adalah versi yang lebih nyaman dari doggy style. Pertama, bangun "gunung" Anda keluar dari tumpukan bantal. Anda berlutut di depan bantal dan bersandar di atasnya. Sementara pasangan Anda berlutut di belakang Anda, kakinya menahan untuk menembus Anda. Pastikan untuk menggunakan bantal yang kuat untuk posisi ini!

8. Bintang

Dalam posisi ini, Anda berbaring telentang, satu kaki ditekuk ke atas dan yang lainnya rata dengan tanah. Pasangan Anda duduk di antara kaki Anda dan mendorong kaki bawah Anda untuk mengangkat pinggul Anda. Kali ini tangan Anda bebas untuk bermain dan menyentuhnya!

Posisi Seks Favorit Terpopuler ...



Surat Terbuka Denny Siregar kepada Wali Kota Jakarta Utara Rustam Effendi


Dunia Hawa - BERANI KARENA BAPER

Pak Walikota Jakarta Utara
Yang terhormat,

Sungguh, saya terhenyak ketika bapak memutuskan mundur dari jabatan bapak pada hari ini.

Sangat berani, begitu pikir saya. Saya sampai minum air putih 2 gelas sekedar untuk tahu, apakah saya mimpi? Saya cubit mertua saya, dan saya ditabok. Ah, ternyata saya tidak mimpi. Buktinya pipi saya sakit. 

Pak Rustam sungguh sangat berani. Apa yang bapak lakukan mematahkan pandangan selama ini bahwa mundur dari jabatan bukan-lah budaya kita. Pak Rustam menorehkan sejarah bahwa jika mau, kita sangat bisa menjadikan "budaya malu" sebagai budaya kita. Kalau malu, ya mundur. 

Apa yang Ahok lakukan sungguh akan membuat siapapun malu. Ahok membuat lelucon bahwa bapak mendukung Yusril?? Sungguh terlalu. Bahkan hal itu dilontarkan di depan publik. Pak Ahok sangat tidak beradab, bagaimana bisa pak Rustam dibilang mendukung Yusril? Dimana logikanya? Secara kasat mata saja jelas bahwa bobot badan Yusril lebih berat daripada pak Rustam. Apa bisa mendukung Yusril? Ini sungguh fitnah ! Dan fitnah itu sangat memalukan.

Dan penghinaan ini berlanjut. Pak Rustam pasti tidak terima karena pak Yusril suka Micky Mouse. Pak Rustam kan sukanya Tom and Jerry, benar kan pak? Pak Ahok ini keterlaluan, tidak mau tahu kesukaan anak buahnya. 

Jadi saya sangat maklum kalau pak Rustam mundur. Saya pun pasti mundur kalau digituin. Secara saya sukanya Guffy. 

Jangan takut pak, saya ada di belakang bapak. Kita harus pertahankan apa yang kita suka, jangan orang lain memaksakan apa yang dia suka pada kita. Dan ketika itu terjadi, mundur adalah jalan terbaik. Hati hati pak, agak ke kiri.. Ya terus, trus.. Ambil kanan dikit, nah stop.. Cukup, pak.. Tolong giginya netral...

Apa yang pak Rustam lakukan dengan mundur ini membuka tabir rahasia selama ini, bagaimana caranya membuat mundur pejabat yang bermasalah? Semoga pak Jokowi bisa belajar dari situasi ini, bagaimana menyuruh mundur ketua BPK. Bilang kalau dia mendukung Yusril, pasti mundur sendiri kayak pak Rustam.. Terima-kasih pak, sungguh berguna info ini. Pak Yusri ini sungguh "seseorang yang tidak boeh disebut namanya". Mirip Lord Vodemort.

Semoga akan banyak pak Rustam Rustam lain yang akan mengikuti jejak bapak ini. Membanggakan sekali. Belum pernah saya merasa begitu nasionalis dalam dada saya. Bentar, saya nyanyi Indonesia Raya dulu, pak... Indonesiaaa.. Tanah airku...

Ah, akhir kata.. Memang tidak mudah memegang prinsip dalam hidup, dan bapak adalah contoh kecil yang mungkin ada dari segelintir orang di Indonesia ini. Semoga menular ke para pejabat lain, ya pak... Maaf, saya tidak mau dukung bapak, pasti bapak berat juga...

Selamat minum kopi, pak Rustam... Semoga keluarga baik baik saja menerima semua ini. Sungguh tonggak sejarah hari ini sudah ditancapkan, bahwa kadang manusia harus mengambil keputusan yang berani... Berani karena baper...

Seruputtt....

[denny siregar]

Untuk Apa Kita Sedekah?


Dunia Hawa - Pertama karena dorongan manusiawi. Secara naluriah kita akan tergerak untuk membantu ketika melihat orang lain kesusahan. Orang yang berlalu begitu saja melihat orang lain kesusahan adalah orang-orang yang sudah tergerus rasa kemanusiaannya. Maka setiap agama mengajarkan untuk memberi, membantu orang lain. Agama sebenarnya sedang mengajari kita untuk terus menerus merawat kemanusiaan kita.

Selain itu agama mengajarkan sedekah atau memberi orang lain sebagai pelajaran bagi kita untuk tidak terikat pada harta. Kita diajarkan untuk tidak menjadikan harta sebagai tujuan hidup. Ada banyak hal lain yang perlu kita kejar selama hidup, salah satunya adalah kemanusiaan tadi. Jadi memberi itu ibarat memutus tali-tali harta yang membelenggu kita dari kemanusiaan kita.

Apakah Tuhan akan memberi imbalan di akhirat kelak atas sedekah kita? Ada banyak janji pahala dan imbalan surga untuk orang yang bersedekah. Sama halnya, ada berbagai janji imbalan pahala pula untuk amal-amal lain. Tapi pernahkah Anda perhatikan bahwa kita tidak pernah diberi tahu, berapa jumlah pahala minimal yang akan membuat kita masuk surga? Ya, kita tidak tahu sedekah berapa yang akan membuat kita masuk surga. Kita juga tidak tahu berapa banyak amal yang akan membuat kita masuk surga.

Bagi saya pahala itu adalah simbol saja. Tuhan menyuruh kita menjadi manusia, meningkatkan harkat kemanusiaan kita setinggi-tingginya. Caranya melalui berbagai amal. Ibadah ritual, sedekah, berperilaku baik, menjaga kebersihan, membawa manfaat bagi sesama manusia. Semua itu sama, amal-amal baik belaka. Kita sebenarnya diperintahkan menjadi manusia yang baik secara komprehensif. Jadi, bagi saya muskil rasanya bila kita mencoba berhitung di hadapan Tuhan tentang sudah berapa banyak pahala yang kita kumpulkan. Padahal kita bisa mengukur tingkat kemanusiaan kita dari berbagai interaksi kita dengan sesama manusia.

Apakah sedekah akan menghindarkan kita dari bencana? Ada orang yang percaya hal itu. Tuhan akan murka dan memberi kita bencana bila kita tidak sedekah. Iman seperti ini terdengar sungguh primitif. Sama dengan iman orang zaman purba yang mempercayai bahwa Tuhan akan mendatangkan bencana kalau kita tidak memberi sesajen.

Saya tidak percaya pada Tuhan pemberi bencana. Bencana atau bukan, itu persoalan pola pikir kita saja. Anda sakit, apakah itu bencana? Bukan. Itu hanya peringatan bagi kita untuk menjaga kesehatan. Rasa sakit itu adalah alarm alami untuk menghidarkan kita dari bahaya. Kalau kulit kita tersengat sesuatu, misalnya api rokok, kita akan refleks menhindar atau menjauh. Bisakah kita bayangkan kalau kita tidak merasakan sakit? Tahu-tahu tubuh kita habis terbakar, tanpa kita berusaha menghindar. Jadi, sakit itu sebenarnya alarm yang disediakan Tuhan untuk menyelamatkan kita, bukan bencana akibat murka Tuhan.

Apakah Tuhan memberi imbalan berupa materi yang lebih banyak lagi kalau kita bersedekah? Kalau ada orang yang bersedekah dengan dorongan ini, bagi saya ia adalah orang yang gagal dalam bersedekah. Seperti saya tulis di awal tulisan ini, sedekah itu untuk meninggikan kemanusiaan kita dengan membebaskan diri kita dari belenggu materi. Kalau kita bersedekah dengan harapan akan mendapatkan lebih banyak lagi, kita sebenarnya sedang mengikatkan diri kita lebih kuat kepada harta. Tuhan dalam hal ini menjadi sekedar tujuan antara. Tujuan akhir kita adalah harta, yang kita harapkan akan Dia berikan.

Tapi bukankah ada banyak dalil yang mengatakan demikian? Silakan kumpulkan dalil sebanyak-banyaknya untuk membuat dirimu yakin. Tapi apapun dalilmu, tidak akan menutup fakta bahwa engkau hanya menginginkan harta. Dalil hanyalah dalihmu untuk membenarkan nafsumu, bukan? Yang sudah pasti, manusia tidak disuruh Tuhan untuk hidup mengumpulkan harta. Tuhan menunjukkan dengan tegas bahwa harta akan ditinggalkan ketika manusia mati.

[hasanudin abdurakhman]

Mafia Dibalik Isu SARA


Dunia Hawa - Akhir-akhir ini kita prihatin dan bingung melihat ada kelompok yang mengatas-namakan warga "Pribumi" mengobarkan perang terhadap etnis Tionghoa, sampai-sampai mewacanakan akan mengulang kerusuhan Mei '98.

Anda pikir ini semua gara-gara "mulut kotor Ahok"? #ThinkAgain mikir lagi sana.. Itu hanya isyu yang dijadikan katalis (pemicu) dari upaya pembenturan etnis dan provokasi konflik ini. Bukan itu latar belakangnya.

Begitu juga dengan isyu "bahaya komunis" yang begitu gencar digendang sejak Jokowi resmi terpilih jadi Presiden.. mendramatisir alay ABG yang gaya-gayaan pakai kaos/pin Palu Arit diopinikan seolah-olah "tanda kebangkitan PKI" #PleaseDeh

Padahal alay-alay itu sudah pakai kaos/pin Palu Arit sejak Suharto lengser & Indonesia masuk era Reformasi kebebasan berekspresi tahun 1998. Kenapa baru diributkan sekarang? #CapekDeh

Sejak tahun 1998, film G30SPKI yang tadinya era Suharto wajib disiarkan TV nasional dihentikan pemasangannnya. Begitu juga atribut komunis Palu Arit yang tadinya dianggap Tabu mulai banyak orang berani memakainya sebagai Fashion, bukan ideologi.

Jadi sudah 18 tahun alay-alay itu berkeliaran pakai kaos/pin PKI, tidak pernah tuh ada yang meributkan.. Tidak ada yang meributkan era Habibi, tidak ada yang meributkan era Mega, tidak ada yang meributkan era SBY. Baru nyinyir ribut era Jokowi #TanyaKenapa

Karena yang disasar sebenarnya adalah Pemerintahan Jokowi. Isyu "bahaya komunis" diblowup begitu lebay oleh kelompok tertentu bertujuan untuk provokasi sentimen Anti Pemerintah dengan membentuk opini Jokowi ingin bangkitkan lagi PKI <= #HOAX

Tidak perlu orang cerdas untuk membaca ini. Karena bila kita jeli, kedua isu ini "anti cina" dan "bahaya komunis" dua-duanya dihembuskan oleh 2 figur dari poros CENDANA (istilah akrab untuk dinasti Suharto).

Hasutan permusuhan terhadap etnis Tionghoa dikobarkan pertama kali oleh KI GENDENG PAMUNGKAS (KGP) yang dikenal salah satu ahli spritual (dukun) dinasti Suharto. KGP melakukan provokasi tak lama setelah Jokowi resmi menjabat Presiden RI.

"Ada 50 kaos anti-Cina untuk kalian", ujar KGP pada akun facebook resminya, yang akan dibagi-bagikan pada acara konser musik Metal di Stadion Pajajaran Bogor pada 10 Maret 2015.

Ujar kebencian KGP ini disesali warga Netizen yang kemudian merespon dengan membuat Petisi menolak KGP di situs change.org. Petisi tersebut juga menuntut agar KGP dipolisikan.

Isyu "bahaya komunis" sendiri sebenarnya sudah gencar diopinikan sejak masa Pilpres oleh corong media Parpol ultra kanan dengan tujuan untuk Kampanye Hitam menjatuhkan elektabilitas Jokowi. Pasca Pilpres kicauan "bahaya komunis" diteruskan oleh akun twitter yang mengaku sebagai TOMMY SUHARTO.

Akun twitter yang mengklaim dirinya sebagai anak Suharto ini gigih menyuarakan "bahaya komunis" bahkan terang-terangan menyiratkan bahwa pemerintahan Jokowi dibawah kendali rezim Komunis RRC & berniat membangkitkan lagi PKI.

Akun yang belakangan diketahui palsu tersebut hanya salah satu dari sekian banyak buzzer (corong) provokasi sentimen Anti Pemerintah dan ajakan makar dengan menjual isyu "komunis & PKI"

INI BISNIS, BUKAN POLITIK

Karena ini semua intinya adalah bisnis, bukan politik. Upaya Mafia lama mempertahankan "Status Quo" priuk nasinya yang diobok-obok pemerintah.

Genderang perang ditabuhkan bukan oleh warga Pribumi kepada etnis Tionghoa.. tapi oleh Mafia lama yang mengatas-namakan rakyat, menjual isyu SARA "pribumi disakiti Tionghoa", dan menjajakan stigma "PKI",

Jangan Terpancing
Jangan Terpropokasi

Jangan mau dibodohi, dijadikan "pion" yang dimanfaatkan untuk melayani kepentingan bisnis Mafia lama yang saldonya dibuat berkurang oleh rezim inkumben.

[Ustad Abu Janda al-Boliwudi]

Orang Arab Kok Belajar Islam ke Australia?


Dunia Hawa - Ada sejumlah pihak yang senang melakukan argumentum ad hominem, yaitu menyerang karakter bukan argumentasi saya. Menggunakan label liberal, syi'ah, sesat dan lainnya ketimbang membahas dan membantah argumentasi saya dengan bernas dan cerdas. Biasanya ini dilakukan oleh mereka yang tidak mampu membantah tapi emosi mau membantah. 

Salah satu bentuk serangan karakter itu juga berupa mempersoalkan posisi saya di Australia. Intinya mereka mempertanyakan mengapa saya belajar Islam di Australia. Seharusnya belajar Islam itu di Arab, kata mereka. Jadi, karena saya tidak punya gelar Lc maka saya tidak layak menulis soal keislaman. Dengan demikian semua isi tulisan saya hanya dianggap joke saja karena bukan ditulis oleh lulusan Madinah atau Mesir. Begitulah kira-kira model ad hominem yang mereka ketengahkan. Sekali lagi mereka gagal membahas argumentasi isi tulisan saya. Bahkan kalau ditanya: bagian apa yang anda keberatan? mereka tidak jawab karena memang tidak punya jawaban, yang mereka miliki adalah serangan terhadap pribadi. 

Saya tidak enak sebenarnya mengungkap hal-hal yang akan saya tulis di bawah ini. Tetapi semata-mata demi mengklarifikasi saja terhadap serangan pribadi di atas, terpaksa saya tuliskan juga. Semoga jadi pembelajaran untuk kita semua.

Saya memang belajar dan mengajar di Australia. Tapi anehnya kok murid saya malah ada yang dari Timur Tengah yah? Seharusnya kita tanyakan kepada mereka yang suka menyerang pribadi saya, kenapa itu orang arab kok mau-maunya belajar Islam sama saya di Australia?

Contohnya: namanya Ali Mesrati, dia dari Libya, dan selesai menulis disertasi di bawah bimbingan saya mengenai putusan mahkamah syariah Libya soal hak asuh anak. Dia membahas dari sudut fiqh mazhab Maliki dan hukum internasional. Sekarang dia jadi Professor di Bahrain. 

Ada lagi yang namanya Mohamed Subaei. Dia seorang hakim militer di Saudi Arabia. Dia sudah selesai menulis disertasi dibawah bimbingan saya tentang kejahatan korporasi di Saudi berdasarkan hukum Islam. Sekarang dia kembali berkiprah di Saudi Arabia.

Contoh terakhir, Maan Khutani. Dia seorang syekh yg bukan saja hafal qur'an tapi juga ahli qiraat asyrah (qiraat sepuluh). Dia sudah doktor ilmu syariah di Madinah, tapi kemudian datang ke Australia belajar dibawah bimbingan saya untuk meraih doktor keduanya. Disertasinya di Australia tentang status dan kedudukan perempuan di Saudi Arabia dalam hal menempuh pendidikan tinggi menurut hukum Islam.

Jadi, pertanyaannya bukan kenapa saya belajar Islam di Australia, tapi kenapa seorang dosen, hakim dan syekh dari Timur Tengah malah memilih belajar hukum Islam kepada saya di Australia? Ayoooo....kenapa ayooo heheheh

Biar tambah bingung, saya kasih pertanyaan lainnya: mengapa orang bule Australia belajar tentang Konstitusi Australia kepada saya yang orang Islam dan orang Indonesia? Mengapa Universitas ternama seperti Monash University sampai perlu "membajak" saya untuk pindah dari University of Wollongong untuk mengajari mahasiswa Monash tentang Konstitusi Australia? 

Dengan kata lain, ada apa dengan saya sampai orang Arab belajar hukum Islam kepada saya dan orang bule Ausie belajar Konstitusi negeri mereka sendiri kepada saya? Saya ini makhluk apa sebenarnya? 

Teruslah menyerang pribadi/karakter saya. Saya gak peduli karena saya akan terus berusaha mengabdi pada ilmu dan umat sebagai perwujudan rasa syukur saya atas anugerahNya. Semua yang saya capai ini adalah doa restu orang tua, keluarga, para guru dan para kiai. Sampai kapanpun Nadirsyah Hosen tetap seorang santri yang kalau ketemu Kiai akan cium tangan dan meminta didoakan para Kiai.

Mari kita lanjutkan untuk saling belajar di medsos ini....yang hobinya cuma menyerang pribadi, semoga cepat sadar bahwa telor ceplok lebih enak daripada telor dadar heheheheh


[Nadirsyah Hosen/Monash Law School]

Manusia dengan Multi Kategori


Dunia Hawa - Buat anda apakah Gus Dur itu seorang Kiai, seorang budayawan atau seorang politisi? 

Sewaktu menjadi Ketua Umum PB Nahdlatul Ulama (PBNU), Gus Dur juga menjadi Ketua Dewan Kesenian Jakarta (DKJ). Ini membuat sejumlah Kiai sepuh murka, "masak ketua NU ngurusi ketoprak!" Banyak yang kemudian juga terkaget-kaget ketika Gus Dur dengan enteng memimpin Forum Demokrasi dan sering mengeluarkan pernyataan mengkritik Presiden Soeharto. Sulit kemudian untuk memasukkan jimat NU ini ke dalam satu kategori saja. Tambah satu lagi, Gus Dur sangat menggemari musik klasik dan juga jago mengulas pertandingan sepakbola. Belum lagi ia rajin menulis kolom di Tempo dan Kompas. Apalagi kalau sudah ngebanyol, rasanya pelawak beneran seperti Miing Bagito aja kalah lucu sama Gus Dur.

Buat banyak orang, Gus Dur ini manusia paling aneh dalam sejarah pesantren". Tapi keanehan itu bukan cuma dimiliki Gus Dur sendirian. Misalnya bagaimana anda sekarang memasukkan KH A Mustofa Bisri (Gus Mus) dalam kategori apa? Seorang Kiai yang mengajar kitab kuning dan memberi fatwa? Seorang budayawan karena jago menulis dan membaca puisi? Seorang pelukis? Cerpenis? Kolumnis? Mantan politisi? Kiai kampung karena mengasuh pondok? atau Kiai modern karena pakai gadget dan iPad (dibaca "iped" dg gaya khas Gus Mus saat tampil di Mata Najwa)?

Sebetulnya keanehan kedua beliau itu karena kita sendiri yang aneh, yaitu memaksakan memandang orang hanya dengan satu kategori saja. Kalau seorang masuk kategori Kiai, maka kita akan merasa aneh kalau tiba-tiba Kiai mengulas musik klasiknya Mozart atau lukisan Monalisa-nya Leonardo Da Vinci. Atau misalnya ada anak muda bergaya metal yang ternyata fasih membaca Qur'an. Kita terkejut mendapati kenyataan bahwa kategori yang kita pakai untuk menilai orang lain itu ternyata terlalu sempit atau kaku.

Dengan kategori yang kaku itu pula kita akan bingung misalnya mendapati seorang profesor hukum yang ternyata di rumahnya dia jago masak. Dia tidak menganggap kemampuannya menganalisa pasal dalam undang-undang itu bertentangan dengan kemampuan dia meracik bumbu masakan. Dua-duanya bisa jalan sendiri-sendiri tanpa pernah tertukar antara pasal dan bumbu.

Begitulah kawan...sebenarnya diri kita ini sangat multi fungsi dan dapat berperan sesuai dengan kemampuan dan situasi yang kita hadapi. Dan berbagai peran itu sebenarnya saling terhubung satu sama lain. Nabi Muhammad menyadari hal ini sehingga ketika para sahabat bertanya mengenai amalan apa yang paling utama, Nabi memberi jawaban berbeda-beda tergantung konteks dan tergantung siapa yang bertanya.

Dalam satu kesempatan Nabi SAW menjawab bahwa amalan yang paling utama itu beriman kepada Allah; di lain kesempatan Nabi menjawab "al-shalatu ala waqtiha"; atau pada waktu lain Nabi menjawabnya dengan "zikrullah". Nabi pernah pula menjawab pertanyaan yang sama dengan " Engkau bersedekah makanan dan mengucapkan salam kepada yang kau kenal dan yang tidak kau kenal." Suatu waktu Nabi menjawab "berjihad di jalan Allah" dan juga ada riwayat lain dimana Nabi mengatakan "Sebaik-baik kalian adalah yang belajar dan mengajarkan Al Qur’an".

Begitulah kawan...Nabi Muhammad tahu bahwa kondisi kita berbeda-beda sesuai dengan perbedaan peran dan kapasitas kita. Maka banyak sekali pilihan amal yang bisa kita lakukan. Tidak perlu memaksa orang lain mengikuti amalan kita; atau mencemooh karena orang lain memilih prioritas amal yang berbeda dengan kita. Semakin banyak peran yang kita jalankan, semakin banyak ladang amal yang bisa kita kerjakan. 

Sayup-sayup terdengar lantunan lagu Chrisye, "Aku tak akan bisa menjadi seperti yang Engkau minta..."

Dan hatiku berdesir menjawab, "Tapi Aku tak pernah meminta apa-apa...cukup menjadi dirimu sendiri, wahai hamba Allah!"


[Nadirsyah Hosen, Monash Law School]