Friday, December 23, 2016

Ternyata Cuma Kalah oleh " Om Telolet Om "

DUNIA HAWA - Dua minggu yang lalu medsos masih rame soal Pilkada DKI dan demo besar2an anti Ahok, mulai debat panas yang bersifat pro kontra, saling bully dan hujat di medsos hingga rangkaian aksi 1410, 411, 212 dan 1212 yang melibatkan ribuan orang turun ke jalan yang bahkan sempat mengakibatkan anarki dan kerusuhan. Tanpa disangka fenomena “Om Telolet Om” mampu menurunkan suhu politik, menyejukkan suasana, menciptakan jeda, membawa sedikit kelegaan, serta menawarkan senyum dan hiburan di tengah kejenuhan akibat suasana politik yang makin tidak karuan.


Hal ini mungkin membuat para bandar dan makelar politik yang sudah telanjur keluar modal besar jadi jengkel karena strategi dan upaya yang sudah mereka lakukan secara susah payah sepertinya kehilangan momentum dan jadi lenyap tak berbekas begitu saja, tenggelam oleh kegembiraan dan riuh rendah fenomena “Om Telolet Om” ini. Bayangkan mulai dari Presiden, Kapolri, Panglima TNI dan para petinggi dan aparat negara yang sebelumnya sudah bingung dan repot untuk meredakan suasana politik yang makin memanas bahkan hingga muncul isu makar eeehh....tak disangka ternyata muncul solusi dan penawarnya berupa Telotet emejing ini.

Sungguh luar biasa, saat bom gereja Samarinda dan penangkapan para teroris bom dituding sebagai pengalihan isu Ahok oleh mereka yang anti Kebhinnekaan, tiba-tiba muncul fenomena Telolet ini secara tanpa direkayasa yang mampu membungkam teriakan mereka dan membuat suasana menjadi adem kembali seolah tidak pernah terjadi demo anarkis dan pengerahan massa besar-besaran itu. Publik seolah sudah melupakan semua hingar bingar persaingan politik yang tak sehat itu dan lebih memilih tersenyum oleh ulah anak-anak kecil Pantura yang dengan polosnya meminta sopir bus untuk membunyikan klakson Teloletnya sebagai hiburan murah dan gratis bagi mereka. 

Tidak tanggung-tanggung fenomena Telolet ini langsung Go Internasional dalam waktu singkat hingga para DJ dan musisi luar negeripun menirukannya. Frase ini muncul sebanyak 790.000 kali di Twitter dan langsung menjadi trending topic dunia. Para pejabat mulai menteri hingga Presiden ikut berkomentar soal fenomena Telolet ini. Bahkan 3 pasangan yang sedang bersaing di Pilkada DKI yang sebelumnya sempat bikin geger jagad politik nasionalpun ikut-ikutan memposting video, foto ataupun sekedar komentar soal si Telolet emejing ini. 

Para polisipun tak mau kalah ikut-ikutan melakukan sweeping layaknya tren yang dilakukan ormas radikal ke beberapa terminal bus untuk mengetes klakson2 Telolet yang volumenya terlalu besar dan dianggap membahayakan pengendara yang lain. Bahkan rencananya negara melalui Menteri Perhubungan akan menyelenggarakan Lomba Klakson Telolet ini. Saya juga curiga sebentar lagi bakal ada lagu Dangdut Koplo dengan tema Telolet ini.

Tanpa mau kalah, mereka yang sebelumnya teriak di jalanpun mulai melakukan serangan terhadap Telolet ini dengan mengatakan bahwa fenomena ini sebenarnya adalah upaya pendangkalan akidah persis seperti heboh soal atribut Natal yang sedang hangat belakangan ini. Tapi kita tidak usah heran dengan sikap dan logika mereka. Justru merekalah sesungguhnya yang termasuk generasi Tulalit bin Telolet yang justru membuat Telolet makin populer karena di negeri ini siapa yang difitnah, dimusuhi dan didzalimi justru biasanya yang akan mendapat simpati dan akhirnya menang.

Fenomena Telolet juga mengingatkan kita yang selama ini terlalu mendewakan materi bahwa ternyata Bahagia itu Sederhana. Cukup mendengarkan suara klakson Telolet bus di pinggir jalan saja sebenarnya sudah bisa bikin kita terhibur. Tidak perlu harus piknik ke luar negeri pake duit korupsi segala. Fenomena Telolet juga mengingatkan kita bahwa sesungguhnya publik lebih simpatik dan menyukai mereka yang jenaka, ringan dan penuh canda ketimbang mereka yang penuh kebencian, prasangka, ambisi dan menebar permusuhan pada sesama anak bangsa. 

Sungguh tak disangka, suhu politik nasional yang memanas akibat ulah para tokoh radikal, pengusaha korup dan politisi hitam akhirnya reda dan cuma kalah oleh ulah anak-anak kecil penggemar suara klakson bus antar kota. Andai dulu di Suriah ada klakson Telolet emejing ini tentunya Suriah tidak perlu hancur lebur oleh Perang Saudara yang berkepanjangan yang membikin rakyatnya hidup menderita. Mungkin Telolet emejing ini adalah berkah dan anugerah yang dikirimkan Tuhan untuk menyelamatkan bangsa ini.

Salam Telolet......
# Save Telolet. Bib Telolet Bib

@muhammad zazuli


Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment