Wednesday, December 7, 2016

Surat Terbuka untuk Kang Emil

DUNIA HAWA

Selamat siang, Kang Emil.

Selamat Siang saudara setanah air, Indonesia


Salam Sejahtera bagi kita semua

Sudah masuk bulan desember, sudah mulai terlihat spanduk yang berisi haram mengucapkan selamat natal ataupun spanduk penolakan acara natal. Entah sejak kapan masalah ini sudah menjadi pembahasan wajib dikala memasuki bulan desember.

Pagi ini mungkin saya, kang emil dan teman-teman sekalian mengawali hari dengan sarapan berita yang kurang menyenangkan. Benar, berita mengenai pembubaran acara KKR natal di sabuga, Bandung. Sedikit banyaknya pasti kita sudah membaca beritanya.

Dalam beritanya disebutkan bahwa acara tersebut dibubarkan oleh PAS yang dipimpin oleh Muhammad Roin. Dengan mempertanyakan perizinan dan meminta agar KKR dipindahkan ke rumah ibadah sesuai dengan Surat Peraturan Bersama (SKB) Tiga Menteri Nomor 9 Tahun 2006 dan Nomor 8 Tahun 2006.

Kepala Bidang Humas Polda Jawa Barat Komisaris Besar Bpk. Yusri Yunus mengatakan, panitia KKR natal tersebut tidak memiliki izin menggelar ibadah yang lengkap. Bpk Yusri juga menuturkan Kepala Polres Kota Besar Bandung Komisaris Besar Winarto kemudian memediasi panitia KKR dan ormas yang melakukan protes didepan sabuga. Bpk Yusri juga mengklaim tidak terjadi kericuhan pada ibadah tersebut dan situasi tetap kondusif.

Kang, jika berkenan coba kita renungkan sejenak, Sekalipun bermasalah dengan perizinan, apakah tidak bisa diselesaikan dengan baik (tanpa pembubaran)? bisakah yang memproses pihak yang berwajib saja? kenapa ormas terlibat? apakah suatu ormas agama mempunyai otoritas atas agama lain? apakah ormas lebih kuat dari hukum negara? Dan jika dilihat dari video yang beredar. Tak nampak seperti apa yang diberitakan. Para peserta natal dipaksa bubar dan dikasih waktu hanya 10 menit untuk menyalakan lilin dan tanpa nyanyian. Bukankah ini yang seharusnya tampak paling jelas Menistakan Agama?

Tapi apapun itu, saya ingin mengucapkan terima kasih kang karna sudah menyempatkan diri untuk memberikan jawaban melalui akun instagram dan kang emil sudah berusaha mengkoordinasikan, meskipun acara tetap harus dibubarkan. Terima kasih juga sudah berempati dan meminta maaf atas kejadian ini. Kang, saya percaya kang emil adalah orang baik, dan suara kang emil begitu didengar oleh masyarakat bandung. Saya berharap kang emil dapat membantu agar tidak lagi ada kejadian seperti ini kedepannya, semoga kang emil bisa menekankan lagi sikap toleransi bagi saudara-saudara kita yang aktif dalam PAS, karna bagaimanapun kristen itu juga butuh dihargai, sebagaimana kristen adalah salah satu agama yang diakui oleh negara ini.

Saya salah satu warga jakarta yang gemar kebandung kang, jika berkenan semoga suatu hari saya bisa berkunjung dan menuangkan secangkir kopi untuk kang emil serta mendiskusikan kejadian ini. Saya percaya kang emil bisa menyelesaikan ini. Demi kebaikan bersama serta kedamaian kota bandung, dan pastinya untuk kedamaian semua umat dinegara ini.

semoga saudara-saudara serta pendeta Stephen Tong yang semalam merayakan natal disabuga, bandung. Bisa berbesar hati, terkadang menjadi minoritas itu memang tidak menyenangkan. Tak perlu marah dan mendendam. Agama tidak mengajarkan untuk membalas dendam, benci serta mencacimaki sesama umat manusia sekalipun bersebrangan, kita berdoa saja semoga kita semua akan belajar dan lebih baik lagi kedepannya. Mari kang sama-sama tekankan lagi sikap dan rasa toleransi.

Kepada kang emil, atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

Salam Toleransi.

@algin hutagalung


Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment