Friday, December 16, 2016

Rukyah

DUNIA HAWA - Rukyah adalah praktek pengobatan dengan pembacaan ayat Quran atau doa-doa. Penyakit yang diobati biasanya terkait dengan alam gaib seperti sihir, dan ganguan jin/setan. Dalam tradisi Kristen praktek ini disebut exorcism. Secara umum hal ini bisa disebut praktek perdukunan. 


Sebagian orang akan keberatan bila rukyah disamakan dengan perdukunan. Lalu mereka membantah dengan dalil-dalil. Sebenarnya ini cuma soal ingin disebut berbeda. Dalam Islam, rukyah dibagi jadi 2 jenis, yaitu rukyah syar'iyah dan rukyah syirkiyah. Syar'iyah artinya sesuai syar'i, sedangkan syirkiyah dilakukan secara syirik. Bagi kalangan tertentu, rukyah syirkiyah inilah yang disebut perdukunan. Sedangkan yang syar'iyah bukan. 

Pada prinsipnya sebenarnya sama saja. Basisnya adalah kepercayaan pada hal-hal gaib, jin, setan, malaikat, dan juga sihir. Yang membedakan adalah basis iman dalam penanganannya. Rukyah syar'iyah berbasis pada iman Islam, sedangkan yang lain berbasis pada iman/kepercayaan selain Islam. Dalam sudut pandang modern, semua adalah perdukunan.

Perdukunan adalah cara pengobatan kuno yang ada di semua kebudayaan. Pada hal-hal yang belum dipahami manusia mereka-reka sesuatu yang gaib. Kemudian manusia juga mereka-reka pula cara untuk menangani perkara gaib itu. 

Berkembangnya positivisme membuat kegiatan reka-reka ditinggalkan. Ilmuwan dari dunia Islam mengembangan ilmu anatomi, serta teknik pengobatan berbasis pada riset. Ini kemudian dikembangkan oleh ilmuwan Eropa, dan terus berkembang hingga sekarang. Di dunia modern rukyah, excorcism, dan perdukunan adalah cara pengobatan minor saja. 

Dari sudut pandang psikologis, rukyah adalah sejenis internal healing. Kekuatan penyembuhan datang dari dalam tubuh, dibangkitkan melalui optimisme berbasis pada kepercayaan seseorang. Kuncinya ada pada iman dan optimisme itu. Dalam beberapa sisi praktek ini mirip dengan hipnotisme. 

Benarkah rukiyah bisa menyembuhkan? Bisa, tapi akan sangat tergantung pada berbagai mekanisme yang sulit dikontrol. Kuncinya ada pada kepercayaan dan kesadaran pasien. Bila ia tidak berada dalam keadaan mampu membangkitkan optimisme, maka rukyah tidak ada artinya. 

Tapi bukankah rasulullah mengajarkan rukyah? Iya, karena di zaman itu belum ada pengobatan lain. Dulu orang belum mengenal adanya bakteri dan antibiotik. Juga belum mengenal virus dan vaksin. Belum dikenal pula anatomi dan pembedahan. 

Zaman dulu sakit demam panas dikira akibat gangguan jin. Kini diagnosanya menjadi dugaan serangan bakteri atau virus. Dulu kusta dianggap kutukan, kini kita tahu bahwa itu penyakit akibat kuman.

Bagi saya, apapun yang dikatakan nabi tentang rukyah adalah pesan khusus untuk manusia di zaman itu. Itu adalah bagian dari obselete values atau nilai usang. Kita sekarang punya pengobatan modern yang berbasis pada ilmi. Sangat patut bila kita melakukan pengobatan dengan cara modern itu.

@hasanudin abdurakhman, phd


Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment