Sunday, December 11, 2016

Pelaku Rencana Bom Bunuh Diri Bekasi ; (Seperti) Babon yang Hendak Kawin

DUNIA HAWA - Ini hanya persoalan “burung” aja sebenarnya. Sumpah. Setelah menjadi “pengantin” dengan janji-janji untuk “mengawini” bidadari surga, republik ini dikejutkan oleh babon bernama Dian Yulia Novi. Sebelum perempuan yang satu ini, pelaku teror dan atau bom bunuh diri di republik ini berjenis kelamin laki-laki. Melalui doktrin modar syahid, janji dapet bidadari, tentu saja si Yulia ini bukan tipe LGBT, dan karena itu mustahil mengharap bidadari.


Kan nggak logis jika anda pengin modar, anda perempuan, dan anda pengin kawin dengan bidadari? Muncullah postulat “bidadara”. Supaya adil. Laki-laki, di surga, dapet bidadari; sedang perempuan, di surga dapet bidadara.

Konsep “bidadara” sendiri merupakan konsep yang tak jelas. Kagak ada dalil khusus (dalam Qur’an maupun Hadis) yang menunjukkannya, dibanding dalil yang memaparkan tentang bidadari. Paling jauh, ulama berselisih pendapat tentang “bidadara” dan hanya merujuk dari dalil-dalil umum (‘amm), misalnya di dalam surga itu para penghuninya mendapatkan segala apa yang diinginkannya.

“(yaitu) syurga ‘Ada yang mereka masuk ke dalamnya, mengalir di bawahnya sungai-sungai, di dalam surga itu mereka mendapat segala apa yang mereka kehendaki. Demikianlah Allah memberi Balasan kepada orang-orang yang bertakwa” (QS An-Nahl : 31)

“Bagi mereka di dalam surga itu apa yang mereka kehendaki, sedang mereka kekal (di dalamnya). (hal itu) adalah janji dari Tuhanmu yang patut dimohonkan (kepada-Nya)” (QS Al-Furqoon : 16)

Dan syahwat, bukankah termasuk dalam keinginan itu?


Perkara syahwat adalah perkara fitrah, tak hanya manusiawi, malah hewani juga. Dian Yulia Novi, setelah didoktrin modar syahid dan janji-janji mendapatkan bidadara, dia tentu juga ingin “melampiaskan id”—meminjam konsep Freudian—di surga nanti. Nah, persoalan burung kan?


Saya khawatir, “burung” punya suaminya terlalu “aneh” untuk dia. Lalu, si Novi ingin coba-coba “burung” yang lain. Tentunya, “burung” ini harus “islami”. Tak boleh yang lain. Apalagi haram. Harus halal-lah. Malah, harus kekal. Kenikmatannya tak lekang oleh ruang dan waktu. Harus kejar-kejaran dulu. Persis seperti babon yang hendak kawin!

Sayang seribu sayang, sebelum si babon meledakkan diri, polisi telah mencokoknya. Janji bidadara menguap seketika. Bayangin saja: Andai polisi tak bergerak cepat, lalu si Novi ini berhasil melaksanakan niatnya untuk meledakkan diri, hari ini republik ini akan kembali berduka. daya ledak bom yang dimilikinya luar biasa. Istana presiden kita akan hancur luluh-lantak seisi-isinya. Na’udzubillah.

Pengalihan Isu?


Lalu, jika ada lagi orang yang mengatakan bahwa penangkapan teroris perempuan ini hanyalah pengalihan isu belaka, sudah saatnya kita kirim petasan ke mulutnya. Biar merasakan betapa sakitnya mulut yang robek-robek.

Saya tak menyangkal teori pengalihan isu memang ada. Bila anda belajar komunikassi massa, anda akan temukan satu konsep yang disebut “Setting Agenda”. Seorang profesor jurnalistik bernama Maxwell memperkenalkan teori ini tahun 65-an. Pengalihan isu menjadi bagian (inhern) dalam teori ini. Untuk mendapatkan gambaran mudah tentang pengalihan isu, bayangkan anda sedang meneteki balita:

Balita anda mendadak menangis. Entah apa sebabnya, anda kurang jelas. Anda sudah kasih ASI, tetap menangis dia. Lalu anda mengalihkan perhatian balita anda, misalnya dengan cara menunjuk-nunjuk, atau menakut-nakuti, “Awas, ada habib. Jangan nangis. Ntar di bom!”

Nah, perkataan anda yang seperti itu, bermaksud hendak mengalihkan perhatian balita anda agar berhenti menangis.

Jika penangkapan teroris babon ini dianggap pengalihan isu, kepada orang yang berkata seperti itu perlu ditanya: Dialihkan dari apa kepada apa? Apakah dari kasus Ahok? Apakah dari pencitraan Jokowi? Apa anda masih menganggap bahwa pemerintahan Jokowi-JK saat ini sedang melemah? Apakah dengan cara isu dialihkan ke soal terorisme, lalu perhatian anda terhadap kasus Ahok akan berkurang?

Mau dialihkan isunya atau tidak, babon bernama Yulia itu ada kan? Punya bom kan? Punya suami juga kan? Telah membuat surat yang isinya seperti ini kan?

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Bismillah….

Segala puji bagi Allah Ta’alla kabb semesta alam. Sholawat dan salam tercurah kepada Rasulullah SAW, keluarga dan para sahabatnya.

Wahai mujahidku…

Kita berjumpa dan berpisah karena Allah SWT dan mengharapkan ridho-Nya…Bismillah. Puji syukur Allah Ta’alla telah memperjodohkan kita walau hanya sekejap. Mungkin tak banyak kenangan di antar kita, namun Alhamdulillah sudah lebih cukup bagiku merasakan indahnya sebagai istri walau kusadar masih jauh dari predikat istri sholehah.

Dan Afwan A Bila saya selama menjadi istri Aa mempunyai banyak salah dan dari segala sikapku yang kurang berkenan di hati antum, saya berharap Aa dapat mengikhlaskan dan meridhai kepergianku, karena kusadar ridha dan keikhlasan Aa sebagai suami sangat penting untukku.
Doakan saya juga supaya daganganku juga diterima di sisi-Nya dan mendapatkan nikmat syahid…Amiin Allohumma Amiin.

dan seiringnya waktu Alhamdulillah cinta itu tumbuh dan semoga abadi sampai jannah-Nya.

Perhatikanlah tulisan yang saya cetak tebal dan miring itu: Doakan saya supaya daganganku juga diterima. Anda mungkin kurang mengerti kalimat ini berasal dari mana. Apakah si Yulia ini dagangan baju, kaos Alumni 212, atau dagangan apa yang dia maksud?

Bukan!

Itu bukan dagangan dunia. Yulia—seperti dokterin modar syahid yang telah ia terima—mendasarkan ucapan dalam tulisannya itu berdasarkan ayat al-Qur’an berikut ini:

“Sesungguhnyà Allah telah membeli dari orang-orang mü’min, diri dan harta mereka dengan memberikan syurga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah, lalu mereka dibunuh atau terbunuh. Itu yang menjadi janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil, dan Al Qur-an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan, dan itulah kemenangan yang besar”. (At Taubah: 111)

Juga ayat ini:

Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih? [yaitu]kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahuinya, niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, dan [memasukkan kamu]ke tempat tinggal yang baik di dalam surga Adn. Itulah keberuntungan yang besar.  Dan [ada lagi]karunia yang lain yang kamu sukai [yaitu]pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat [waktunya]. Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman. QS As Saf 10-13

Kedua ayat di atas tak salah. Tak keliru. Al-Qur’an adalah kalam Tuhan yang dijaga-Nya selalu. Yang salah adalah otak-otak sengkleh para takfiri, pemuja ideologi ngawinin bidadari.

Dan yang salah adalah kita….

Iya, kita. Kita yang selama ini menyepelekan tumbuh-kembangnya kelompok-kelompok radikal dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Mungkin, seandainya saja pacar kita tewas karena serangan bom, barulah muncul kesadaran padamu betapa pentingnya mewaspadai kelompok-kelompok radikal di republik ini.

Salam baboon…..

@nalarsehat99


Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment