Wednesday, December 7, 2016

Kaum Pengkhayal Mukjizat

DUNIA HAWA - Anda percaya mukjizat? Jawabannya, tergantung pada apakah anda beragama atau tidak, atau tergantung pada seberapa besar anda “konservatif” dalam beragama. Mereka yang menyatakan diri tak beragama, alias ateis, tentu mukjizat itu omong kosong. Juga, mereka yang terlalu liberal dalam beragama, mukjizat adalah fenomena alam biasa yang belum bisa dijelaskan pada masanya. Jadi, beragama lah tanpa embel-embel liberal, jika anda hendak mempercayai keberadaan mukjizat.


Mukjizat adalah fenomena adikodrati. Fenomena supranatural yang biasanya terjadi dalam kehidupan para utusan Tuhan. Mukjizat diperlihatkan Tuhan kepada umat utusan-utusan tersebut sebagai sebuah bukti bahwa Tuhan memang ada. Dan Tuhan pasti menolong utusan-Nya.

Kini, fenomena mukjizat pun mulai dihidupkan kembali. Oleh siapa? Tentu, bukan Tuhan yang menghidupkannya. Tapi, oleh segelintir orang yang suka mengkhayal dan berimaginasi. Sebab, era digital, memungkinkan manusia merekayasa suatu mukjizat. Dengan bantuan? Tentu bukan doa yang panjatkan di sepertiga malam. Tapi, dengan bantuan photoshop.

Alih-alih, yah.., untuk mendeklerasikan ke publik bahwa Tuhan berpihak kepada salah satu umat. Ini penting. Sebab, keberpihakan Tuhan adalah segalanya di tengah umat yang mabuk agama. Justru, hal itu mengundang like dan share yang bakal menjadi viral, bahkan ketikan “Amiin” atau “Subhanallah” banjir ruah dalam komentar.

Padahal. Selidik punya selidik. Fenomena yang dianggap sebagai mukjizat hanyalah hasil iseng mereka yang sudah maniak dengan hoax. Bahkan, ada yang menjadikan “mukjizat hoax” tersebut sebagai bisnis. Inilah salah satu berkah hidup di masyarakat yang sedang dimabuk agama.

Masih ingat kebakaran yang terjadi di Israel belum lama ini? Sungguh, kejadian itu adalah penyejuk hati bagi kaum “sapi-sapian” dan ikhwan secingkrangannya. Kebakaran yang diduga karena faktor kesengajaan itu diterjemahkan secara bebas sebagai bentuk azab Tuhan. Banyak yang bersorak-sorai mengetahui kejadian ini. Tak menutup kemungkinan, mereka pun mengadakan syukuran atas keberpihakan Tuhan kali ini.

Yah.. kali ini. Sebab, di lain waktu, mereka berdoa agar diturunkan mukjizat supaya Israel hancur. Hingga hari ini, hanya kebakaran yang muncul. Itupun berhasil dipadamkan. Dan ditangkap para pelakunya.

Yang lucu adalah. Ada seseorang yang mengupload sebuah gambar ledakan besar dengan caption “Gudang senjata Israil meledak…”. Setelah diselidiki, ledakan terjadi di China pada tahun 2015.


Katanya, kebakaran hebat di Israel ini disebabkan adanya larangan untuk masjid menggunakan pengeras suara luar. Sementara itu, Arab Saudi juga melarang masjid-masjid menggunakan pengeras suara luar. Apakah setiap musibah yang akan Saudi alami akan diterjemahkan secara bebas sebagai azab? Tentu tidak. Itu pasti musibah.

Begitulah kura-kura, standar ganda yang selalu mereka gunakan. Tidak dosa? Tentu tidak, selama itu tertuju kepada para “musuh Islam”, standar ganda sah-sah saja.

Lalu. Belum lama ini juga pernah santer tentang “Genosida” muslim Rohingya. Saat gambar-gambar mengerikan tentang “genosida” itu menjadi viral, Dubes RI di Myanmar malah mengatakan tidak terjadi kejadian mengerikan seperti yang tersebar di media sosial.

Emosi umat Islam di negeri ini sudah terlanjur meletup-letup. Bahkan, itupun terjadi pada diri saya. Gambar-gambar yang tersebar itu memicu empati setiap manusia yang melihatnya. Dan kita tidak pernah tau apakah itu benar-benar menimpa umat Islam Rohingya.

Ditengah-tengah simpati yang terus diujarkan para netizen, muncullah para pengkhayal mukjizat. Mereka selalu bermain di saat emosi umat sedang diobok-obok. Sentimen agama mudah sekali masuk. Dan fenomena mukjizat benar-benar umat nantikan. Untuk membuktikan doa mereka dijabah Tuhan. Lalu, azab-Nya turun kepada mereka yang zalim.

Dua buah foto diupload, yang menggambarkan kejadian gempa bumi. Foto yang diambil pun memang pilihan. Yang menunjukkan bahwa kejadian itu benar-benar terjadi di Myanmar. Diperkuat dengan caption “Dahsyatnya gempa bumi di Myanmar adalah jawaban atas segala penderitaan saudara muslim kita di Rohingya..”

Ternyata. Dua foto tadi adalah hoax. Namun, para pengkhayal mukjizat tetap berhasil memperdayai banyak orang yang haus akan mukjizat. Bagi mereka, tak penting hal itu benar atau tidak. Yang penting adalah kekosongan khayali mereka telah terisi, meski itu cuma hoax.

Bagaimana denga Pilkada DKI rasa Pilpres? Tentu, kesempatan selalu ada. Memanfaatkan sentimen agama adalah jurus ampuh agar sesuatu yang hoax menjadi sebuah kebenaran. Apalagi ditambah dengan bumbu “si fulan fasti salah”.

Bagaimana mukjizat yang diperlihatkan Habib Rizieq saat demo 411? Bagaimana dengan drama kolosal para pejalan kaki dari Ciamis saat demo 212? Bumbu khayali itu perlu ditambahkan. Sekali lagi. Ini sangat penting. Supaya publik tau bahwa Tuhan berpihak ke kubu mereka.

Kalau memang Tuhan berpihak ke kubu mereka. Buat apa mengadakan demo berseri? Kalau doa mereka pasti maqbul, disebabkan Tuhan berada di barisan mereka, sang Petahana pasti dipenjara, dan Buni Yani pasti bebas, begitu juga Ahmad Dhani dan Ratna Sarumpaet. Eh, ketinggalan, Habib Rizieq dan Munarman pun gak akan lagi dipanggil-panggil polisi.

Sayangnya. Mereka tau. Bahwa mukjizat semacam itu hanyalah khayali. Mereka tidak benar-benar yakin kalau Tuhan berada di pihak mereka. Itulah sebabnya, demo akan terus berseri.

Saya rasa, begitulah kura-kura.

@muhammad nurdin

Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment