Monday, December 26, 2016

Dialog dengan Tuhan soal Teroris

DUNIA HAWA - Saat Hari Raya Natal dimana milyaran umat Nasrani sedunia sedang merayakannya dengan penuh kegembiraan, kedamaian dan suka cita, negeri ini justru dihebohkan oleh pemberitaan tentang kelompok teroris yang sedang mempersiapkan peledakan bom bunuh diri di malam tahun baru.


 Jika hal itu benar-benar terjadi, sulit dibayangkan berapa ratus nyawa orang tak bersalah yang mungkin akan menjadi korban aksi di tengah kerumunan massa tersebut. Apalagi jika ternyata justru bendungan Jatiluhur yang jadi sasaran peledakan, bisa ribuan bahkan ratusan ribu orang mati karena banjir bandang.

Memikirkan hal tersebut kembali aku ingin berdialog dengan Tuhan secara imajiner untuk menentramkan dan mendamaikan pikiranku. Berikut ini adalah hasil dari dialog imajiner yang berhasil aku lakukan tersebut :

Saya : Tuhan beberapa tahun belakangan ini bermunculan banyak teroris di seluruh dunia yang melakukan kekerasan, pembunuhan dan pengeboman atas nama-Mu. Aku ingin tahu Tuhan bagaimana pendapatMu saat Engkau melihat dan mengawasi ini semua dari atas sana. Mengapa Engkau yang katanya Maha Baik dan Maha Bijak bisa mengijinkan semua kejahatan dan kekerasan semacam ini terjadi?

Tuhan : Aku senang engkau menanyakan hal itu kepadaKu anakKu. Apabila Engkau memiliki pertanyaan yang membuatmu gundah maka engkau akan selalu bisa menanyakan semua hal itu kepadaKu dan Aku akan selalu ada untuk menjawab pertanyaanmu melalui hati nuranimu. Sekarang mengenai pertanyaanmu tentang bagaimana pendapatKu atas semua hal itu. Aku katakan kepadamu bahwa Aku tak memiliki penilaian apapun atas hal itu. Aku tidak mengasihi dan juga tidak membenci para pelaku yang kau sebut sebagai teroris itu. Di mataKu semua makhluk adalah sama derajatnya dan Aku mengasihi semuanya dengan kadar yang sama dan tanpa membedakan, bagaimanapun perilaku mereka di dunia.

Segala sesuatu terjadi melalui Hukum Sebab Akibat yang sudah Aku ciptakan sebelum dunia ini ada dan hukum itulah yang menjaga alam ini tetap eksis dan bekerja secara seimbang tanpa Aku perlu turut campur lagi di dalamnya. Orang yang kau sebut sebagai teroris itu hanya menjalankan apa yang menurutnya benar. Tapi sebagai manusia fana tentunya dia masih kesulitan untuk bisa memahami seutuhnya mengenai “apa yang salah dan apa yang benar”. Dia hanya menjalankan apa yang diterima dan diajarkannya dari orang-orang sebelum dia yang sebenarnya juga belum bisa memahami apa itu “yang benar dan yang salah” meski sebenarnya di mataKu apa yang benar dan apa yang salah itu tidak ada karena itu hanya ilusi yang ada di alam pemikiran dan alam duniamu.

Mungkin engkau pernah melihat dua ekor kucing yang sedang bertikai dan engkau tidak terlalu mempedulikannya. Bagimu itu bukanlah suatu hal yang penting. Engkau tidak ingin tahu apa alasannya kedua kucing itu bertarung tapi engkau bisa memahami dan memaklumi serta menganggap pertengkaran antara dua ekor kucing itu sebagai hal yang wajar, alamiah dan biasa-biasa saja. Aku sungguh iba saat melihat perang, kekerasan, pembunuhan dan pertikaian yang terjadi di dunia manusia. Tapi pada saat yang sama Aku bisa menerimanya, memahaminya, memakluminya dan menganggapnya sebagai hal yang wajar, alamiah dan biasa-biasa saja. Aku hanya mengamati dan tidak terlibat dengan semua peristiwa itu.

Aku memaklumi semua kejadian tersebut karena Aku mengetahui semua rangkaian dan alur sebab akibat melampaui seluruh dimensi ruang waktu yang tidak mungkin bisa engkau ketahui menggunakan pikiran, indera dan kekuatan jiwamu yang sungguh sangat terbatas itu. Tidak tahukah kamu bahwa duniamu yang kecil diantara trilyunan planet yang lain itu sudah berusia lebih dari lima milyar tahun dalam hitungan manusia? Dan tahukah kamu sudah ada berapa banyak peradaban yang telah hancur, bangkit, hancur dan bangkit kembali selama periode itu? Dan tahukah kamu bahwa selama itu pula spesies dan rasmu selalu bertarung, berperang dan saling membunuh sesamanya dengan alasan apapun? 

Manusia bisa membunuh dengan alasan apapun selama dia masih memiliki ego, nafsu, amarah, ambisi, keinginan dan kepentingan. Membunuh atas namaKu hanyalah salah satu alasan saja di antara sekian banyak alasan yang bisa dibuat oleh pikiran dan ego manusia. Dan Aku tidak marah atas hal itu karena apapun yang dilakukan manusia maka dia sendirilah yang akan menanggung sendiri akibatnya sebagai pembelajaran bagi jiwanya untuk terus tumbuh dan berkembang.

Saya : Tuhan, ada yang mengatakan bahwa para teroris itu akan masuk sorga setelah mereka melakukan aksi mereka? Bagaimana pendapatMu tentang hal ini Tuhan?

Tuhan : Sebelum berbicara mengenai sorga engkau harus tahu apa sorga itu sebenarnya. Di alam semesta ini ada banyak sekali dimensi yang belum engkau ketahui. Dimensi fisik seperti yang saat ini engkau bisa lihat, dengar, raba dan rasakan hanyalah salah satu di antara banyak dimensi yang tak terbatas itu. Dan sorga yang sedang engkau bicarakan adalah suatu alam halus yang beberapa tingkat lebih halus dan “lebih tinggi” dibanding duniamu saat ini. 

Sorga adalah suatu alam kemurnian dimana sudah tidak ada ego lagi didalamnya. Yang ada hanyalah pikiran yang baik, bijak, damai, bersih dan murni saja disana. Hanya jiwa-jiwa dengan kwalitas seperti itulah yang bisa menjadi penghuninya. Jika sorga dihuni oleh makhluk yang memiliki kwalitas jiwa sebagaimana kebanyakan manusia di dunia, pastilah di sorga juga masih akan penuh dengan pertengkaran dan peperangan. Dan itu adalah suatu hal yang mustahil terjadi.

Selain sorga masih ada banyak dimensi yang lebih halus dan lebih tinggi lagi. Tapi semua itu tidaklah abadi karena semua yang berbentuk pastilah akan musnah meskipun bisa mencapai kurun trilyunan tahun menurut hitunganmu. Tapi bukan tugas kamu untuk menilai ataupun menghakimi tentang siapa yang layak masuk sorga dan siapa yang tidak. Kamu hanya perlu memikirkan dirimu untuk bisa memperbaiki dan meningkatkan kwalitas jiwamu. Kamu juga tidak perlu menginginkan sorga karena keinginan itupun adalah salah satu bentuk dari nafsu inderawimu. 

Saya : Jika tidak masuk sorga apakah mereka lantas akan masuk neraka, Tuhan?

Tuhan : Cara berpikirmu sungguh terlalu sempit dan sederhana. Engkau terlalu cepat menyimpulkan segalanya dengan pikiranmu sendiri dan tidak mau memahami jawabanKu secara mendalam. Aku tidak mengatakannya dengan cara seperti itu. Terlebih dahulu engkau harus pula memahami apa arti neraka itu. Sebagaimana yang sudah Aku jelaskan sebelumnya bahwa ada banyak sekali dimensi di seluruh alam semesta ini yang belum engkau ketahui. Apa yang engkau sebut sebagai neraka adalah salah satu diantaranya.

Sebagian diantaramu ada yang menyebut dimensi ini sebagai alam astral lapis ke delapan. Ini adalah lapisan alam astral dengan getaran yang paling kasar dan paling tidak murni. Sungguh sangat menderita bagi jiwa yang memiliki getaran semacam ini. Ada sebagian manusia di duniamu yang membawa getaran semacam ini di dunianya dan mereka sungguh adalah orang yang menderita karena terbakar oleh api kebenciannya sendiri. Mereka tidak hanya merusak dirinya sendiri tapi juga akan merusak yang lainnya karena apa yang sudah dipelihara dan ditebarkannya.

Sebagian diantaramu juga ada yang menyebutnya sebagai alam api. Dari sinilah api jiwa rendah berasal. Dan akan kembali kesini jugalah jiwa-jiwa yang penuh dengan api itu. Ada juga diantaramu yang menggunakan bahasa “mereka yang memelihara api akan berbadan api dan barangsiapa berbadan api akan kembali ke alam api.” Dari api akan kembali kepada api karena api akan selalu berkumpul pula dengan api. Semua ini hanyalah hukum keseimbangan alam ataupun sebab akibat. Tapi itupun tidak akan berlangsung abadi karena sebesar dan sebanyak apapun getaran api yang dikumpulkan oleh suatu jiwa dalam kehidupannya, akan ada saatnya juga akan habis dan terurai sebagaimana semua unsur lainnya yang ada di alam semesta ini.

Yang perlu engkau ketahui adalah bahwa Aku tidak pernah marah dan tidak pernah menghukum. Aku adalah Maha Kuasa dan Aku tidak mungkin dikuasai lagi oleh emosi. Aku adalah Maha Baik dan Maha Indah dan amarah bukanlah sesuatu yang baik dan indah meskipun masih diperkenankan dalam batas tertentu demi kebaikan. Aku juga tidak pernah menghukum karena Aku tidak lagi memiliki rasa dendam ataupun benci. Aku memiliki segalanya sehingga Aku tidak menuntut apapun dari manusia sehingga mana mungkin Aku menghukum hanya karena tuntutanKu tidak dipenuhi?

Aku tidak pernah menghukum. Semua penderitaan dan kesusahan yang dihadapi manusia adalah muncul dari tindakannya sendiri yang berasal dari berbagai dimensi ruang waktu yang mungkin tidak dia sadari demi pembelajaran bagi pertumbuhan dan kesadaran jiwanya sendiri. Semua yang terjadi adalah baik adanya dan dirancang demi kebaikanmu. Meskipun jiwa-jiwa harus melalui jatuh bangun, suka duka, kebahagiaan dan penderitaan selama proses milyaran tahun tapi percayalah bahwa masa depan seluruh makhluk adalah indah bercahaya dan gilang gemilang. RencanaKu senantiasa indah bagi seluruh makhluk. RencanaKu senantiasa sempurna dan tak mungkin gagal. Percayailah hal itu dan engkau tidak akan pernah bersedih hati lagi.

Saya : Terima kasih Tuhan. Aku mengasihiMu.
Tuhan : Aku juga mengasihimu anakKu....

Dan dialog imajinerku dengan Tuhanpun berakhir.....

Wassalam

@ muhammad zazuli


Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment