Monday, December 5, 2016

212 Usai, Sekarang Giliran Jokowi Beraksi, Ada Yang Meriang

DUNIA HAWA - Beberapa hari sebelum demo 411, saya sempat berbincang dengan seorang kenalan. Orang ini bisa dikatakan adalah seorang yang cukup paham dengan dunia intelijen. Dia yang memulai topik ini hingga kami berbicara cukup panjang dan lama seputar demo 411 dan tetek bengeknya. Awalnya saya tidak begitu tertarik karena saya merasa demo jilid II ini tidak akan beda jauh dengan demo sebelumnya.


Semakin mendekati hari-H, suasana terasa makin panas dan saya mulai berpikir bahwa kenalan saya ini tidak bercanda. Saya pun mulai merasa bahwa demo 411 ini sangat beda dan lain dari biasanya. Aura mencekamnya sangat terasa. Seandainya saya tidak berbincang dengannya maka mungkin saya akan bersikap biasa saja.

Pada 411, demo sebenarnya berlangsung cukup tertib meskipun ada sedikit gesekan karena ulah provokator yang ingin cari sensasi. Dan menjelang malam, ternyata kerusuhan terjadi, dan terus berlangsung hingga hampir tengah malam. Ditambah lagi dengan penjarahan yang terjadi, saya berpikir inilah dia. Saya mulai teringat dengan perbincangan dengan kenalan saya dan mendadak semuanya jadi jelas. Apa yang saya ragukan menjadi terang benderang.

Setelah situasi terkendali, Pak Jokowi berpidato. Banyak yang kecewa dengan Pak Jokowi karena tidak menemui para demonstran, malah melarikan diri untuk meninjau proyek. Banyak yang kecewa, banyak yang marah karena Pak Jokowi tidak mempedulikan rakyatnya, padahal situasi saat itu sangat genting dan rusuh. Jujur, kalau saya tidak pernah berbincang dengan kenalan saya, saya pun akan mengecam Jokowi. Saya pasti berpikir beliau tidak becus dan malah lari saat situasi genting. Saya pasti akan menuduh beliau yang menjadi penyebab kerusuhan dan aksi anarkis. Saya pasti akan berpikir para demonstran marah karena tidak bisa bertemu beliau sehingga kesal dan mengamuk.

Penjelasan panjang lebar dari kenalan saya tersebut akhirnya membuat saya paham dan mengerti. Seperti yang sudah pembaca tahu bahwa demo 411 dimanfaatkan segelintir aktor politik, yang memiliki kepentingan lain, yaitu melengserkan pemerintah dan menduduki gedung MPR-DPR. Menurut saya, mungkin inilah alasan keselamatan Presiden lebih diutamakan. Bukannya tidak ingin bertemu para pendemo, tapi lebih karena ada virus yang menyusup di antara pendemo yang ingin melancarkan aksinya. Sekali lagi, ini menurut saya, lebih baik mengamankan beliau daripada nanti terjadi apa-apa. Ini memang pilihan sulit, tapi saya yang paham dengan situasi tersebut, akhirnya harus setuju bahwa itulah solusi terbaik meskipun nantinya akan dikecam banyak orang. Jika kita membaca komentar di sosial media atau pun berita, sangat banyak yang kecewa dengan tindakan Pak Presiden yang tidak berada di Istana Negara. Di situ kadang saya merasa kasihan dengan beliau, karena harus terjebak dalam situasi seperti ini.

Dan aksi jilid III pun berlanjut pada 212. Nah, beberapa hari sebelumnya, herannya suasana tidak semencekam dulu. Saya merasakan, rasanya seperti biasa-biasa saja dan sedikit yakin tidak akan terjadi apa-apa. Kenalan saya juga tidak mengatakan apa-apa alias no comment. Pagi buta sebelum aksi 212 dimulai, saya baru tahu alasannya. Dan ketika aksi selesai, saya makin mengerti. Ternyata ini toh. Rupanya biang kerok makar sudah dikandangkan terlebih dahulu sebelum berbuat onar. Pantas saja aksi 212—meskipun lebih banyak peserta—tampak lebih adem dan tertib. Ternyata virus provokasi dan virus makar sudah dikarantina di tempat yang aman. Mungkin itulah sebabnya Pak Jokowi mau menemui massa 212, karena situasi akan aman dan terkendali, tidak ada tukang rusuh yang bikin ribut. Logikanya, kalau intelijen mencium gelagat tidak aman, tentunya Pak Jokowi akan dilarang, bukan?

Sekarang kita semua sudah paham alasan Pak Jokowi menemui massa 212, tapi tidak di 411. Seringkali kita tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi karena keterbatasan jangkauan mata kita. Inilah kenapa kadang kita hanya melihat sebagian dari apa yang sebenarnya terjadi. Saya yakin beliau bukannya tidak mau menemui massa 411 waktu itu, mungkin karena mencium sesuatu yang berbahaya. Buktinya beliau mau menemui massa 212, bahkan mau menonton tim Indonesia melawan Vietnam dan menemui pemainnya.


Sekarang virus sudah dikarantina dan dilemahkan. Dulu Pak Jokowi ingin dihajar habis-habisan, sekarang beliau akan melakukan counter strike atau serangan balasan atau menghajar balik.

Menurut info nih, Polri sedang mengusut penyandang dana di balik aksi makar. Mungkin tidak lama lagi kita akan tahu siapa dalang sesungguhnya. Sepertinya dalang tersebut sedang meriang, keringat dingin, makan tidak enak, tidur pun tidak nyenyak, namun BAB tetap banyak. Heee...


Salam Entahlah,

@xhardy


Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment