Monday, November 14, 2016

Fenomena Ahok, Rumah Lembang Dibanjiri Warga DKI

DUNIA HAWA - Satu hal yang menjadi fenomena Ahok adalah cepat dan mudahnya warga untuk mengadu jika ada permasalahan di lapangan yang mereka keluhkan. Ahok yang memang tidak bisa mengikuti gaya Jokowi yang setiap hari blusukan memakai cara lain untuk bisa mendengar langsung keluhan warga terhadap kondisi Kota jakarta. Layanan via sms dibuka, melalui aplikasi Qlue juga dilakukan, dan yang paling fenomenal adalah warga bisa datang langsung ke Balai Kota setiap hari untuk menyampaikan aduannya. Bukan hanya itu, warga pun bisa berfoto dengan Ahok.

Inilah kisah mengapa ada pelayanan aduan di Balai kota semasa kepemimpinan ahok.


“Aku bilang kalau enggak puas, tungguin saja deh aku di depan mobil di Balai Kota. Aku kan kalau turun dari mobil pasti jalan dulu buat masuk, enggak mungkin tahu-tahu aku di ruang kerja,” kata Ahok di Jalan Darmawangsa, Kebayoran Baru, Minggu (23/10/2016).

Setelah pernyataan itu, mulailah berdatangan warga ke Balai Kota. Semakin lama semakin banyak, dan akhirnya Balai Kota sering didatangi oleh warga yang mengadu. Bahkan ada juga warga luar kota yang sengaja datang dari Balai Kota hanya sekedar berfoto dengan Ahok.

“Sekarang bahkan orang dari luar kota ke Jakarta, sebelum pulang ke bandara, mereka mampir ke Balkot dulu untuk foto. Kita harus sabar melayani satu per satu,” ujar Ahok.

Lalu bagaimana Balai Kota setelah Ahok cuti?? Yup, seperti yang diberitakan sebelumnya sangat sepi. Sehari begitu Ahok cuti, sangat jarang ada warga yang datang. Meski Plt Gubernur berjanji akan tetap menerima warga yang datang ke Balai Kota, tetap saja Balai Kota sepi. Ini menunjukkan bahwa warga percaya setiap aduan yang disampaikan langsung kepada Ahok langsung ditindak lanjuti. Berikut adalah gambar Balai Kota setelah Ahok cuti.


Fenomena Ahok ini tidak berhenti ketika Ahok cuti. Dalam setiap kesempatan kampanye, Ahok tetap mendengar keluhan warga dan melihat kondisi Jakarta seperti yang biasa dilakukannya. Hanya kali ini dia tidak bisa mengeksekusinya karena sedang cuti. Saya yakin Ahok gemes dan geregetan karena tidak bisa langsung menyelesaikan aduan warga dan memperbaiki kondisi Jakarta yang dilihatnya secara langsung.

Tetapi jarak antara Ahok dan warga kini sengaja dibatasi dan dijauhkan. Sekelompok orang terus mendatangi tempat kampanye Ahok dan membuat keributan yang berpotensi kerusuhan. Ahok yang tidak mau adanya keributan antara warga dan sekelompok orang yang mendemo tersebut akhirnya memilih meninggalkan lokasi kampanye. Tetapi hal itu tidak menyurutkan niat Ahok untuk mendengar keluhan warga yang menjadi masukan untuk memperbaiki Jakarta ke depannya. Ahok pun membuka layanan aduan di Rumah Lembang dari Senin sampai Jumat mulai pukul 08.00 WIB sampai 10.00 WIB.

“Kasihan dong warga yang mau dukung kita, jadi takut apalagi kalau tiba-tiba anarkis. Jadi kalau memang mereka antusias ya mending kita undang saja,” ujar Wakil Ketua Tim Pemenangan Ahok-Djarot, Wibi Andriano.

Lalu bagaimana kondisi Rumah Lembang di hari pertama??

Biarlah gambar-gambar ini yang menceritakannya…




Jadi, siapa bilang Ahok ditolak dimana-mana?? Siapa bilang Ahok tidak diinginkan menjadi Gubernur?? Kalau masalah ada yang tidak suka dan tidak mau Ahok menjadi Gubernur tentulah ada, tetapi bukan berarti tidak ada yng mau dan menerima Ahok menjadi Gubernur. Karena itulah demi namanya keadilan dan menghindari namanya memaksakan kehendak, setiap orang yang suka Ahok dan yang tidak suka Ahok diberi hak yang sama untuk mencoblos.

Ahok bukanlah sosok yang sempurna, tetapi Ahok jelas dinantikan dan diinginkan oleh banyak warga Jakarta. Hal ini bisa dilihat dari antusiasnya warga datang ke Balai Kota dan kini juga di Rumah Lembang. Ahok tidak mungkin menyenangkan semua orang. Apalagi jika orang tersebut adalah mafia, birokrat korup, oknum pungli, bahkan warga penyerobot lahan negara yang adalah hak semua warga. Sayangnya, keinginan Ahok membersihkan Jakarta dari itu semua dihalangi dan dipolitisasi oleh beberapa orang.

Lalu apakah Ahok akan berhenti kampanye dan ngadem di Rumah Lembang??

“Jadi kita akan mulai dari sini. Jam 8 pagi atau setengah 8. Kayak di kantor lah. Sampai jam setengah 10 lalu kita akan mulai blusukan ke beberapa lokasi. Kalau ada penolakan kita lihat saja. Ini yang menolak orang lokal apa orang dalam. Kita juga bisa lapor polisi, bisa tangkap juga karen menghalangi kita mau kampanye,” kata Ahok.

Ya, itulah Ahok. Bagaimana kerasnya orang berusaha menjatuhkannya dan berusaha melakukan tindakan penolakan, seolah-olah warga setempat menolak, tidak akan menyurutkan niatnya. Ahok sudah mengikhlaskan dirinya untuk bangsa dan negara dan siap dengan resiko apapun yang harus ditanggung, begitu juga keluarganya.

Terakhir, kalau mau fair maka saya berharap perilaku penolakan dengan demo yang berpotensi ricuh dihentikan. Supaya kampanye Pilkada Jakarta bisa berjalan dengan baik dan damai. Jangan sampai yang terjadi malah warga sengaja dibenturkan dengan warga. Sudah capek negara ini terus diadu domba dan pada akhirnya dijajah beratus-ratus tahun lamanya. Apa iya, kini kita mau diadu domba lagi oleh orang-orang yang mau memecah belah negara ini?? Saya berharap tidak.

Salam Fenomenal.

[palti hutabarat]


Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment