Thursday, October 6, 2016

Tafsirmu Bukan Tafsirku


DUNIA HAWA - Ceritanya ada video viral ramai dibagikan berisi Ahok mengatakan "bapak ibu tidak bisa pilih saya karena dibohongi PAKAI surat Al-Maidah".

Disini Ahok menggunakan kata "PAKAI",

..artinya sudah sangat jelas, yang dimaksud Ahok bukan mengkritik Al-Quran, tapi mengkritik pihak pihak yang membohongi rakyat "memakai" tafsiran salah dari surat Al-Maidah.

Yang Dikritik Adalah Tafsir Salah


Ahok mengkritik kesalahan tafsir dari surat Al-Maidah 51, karena ayat tersebut memang bukan tentang pemimpin daerah (gubernur, bupati, dll), karena wajib menggunakan "Asbabun Nuzul" (sebab turun ayat).

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi AWLIYA, dst..." (Al-Quran, Al-Maidah 51)

"Awliya" disini tidak selalu berarti pemimpin, bisa juga penolong, atau sekutu (kawan), sangat-sangat tergantung pada Asbabun Nuzul peristiwa yang memicu ayat tersebut difirmankan.

Al-Maidah 51 turun saat terjadi peristiwa perang, ketika seorang anggota klan Arab dianggap memihak pada musuh, sehingga turunlah ayat tersebut *

*diriwayatkan Ibnu Ishak, Ibnu Jarir, Ibnu Abu Hatim & Imam Baihaqi.

Maka penafsiran yang tepat dari "Awliya" pada Al-Maidah 51 adalah "jangan ambil yahudi dan nasrani sebagai sekutu dalam situasi perang, bukan pemimpin daerah dalam keadaan damai.


Hanya Muncul Saat Pilkada


Pada akhirnya tetap akan ada banyak Muslim yang punya penafsiran berbeda, karena kebanyakan Muslim sudah mengerti dalil "pemimpin kafir" Hanya Muncul Saat Pilkada.

Kebanyakan Muslim mengerti bahwa Gubernur bukan pemimpin agama.. sebaliknya Gubernur adalah pelayan yang diamanahkan untuk melayani rakyat, bukan sebaliknya.

Maka karena Gubernur adalah "Pelayan Rakyat", maka menggunakan dalil "pemimpin kafir" jelas tidak tepat alias salah jurusan, apalagi pakai penafsiran yang salah.

Muslim Sekarang Sudah Cerdas


Yang tidak disadari oleh para penjaja dalil penjual agama demi menang Pilkada ini adalah yang mereka lakukan sebenarnya akan sia-sia karena kebanyakan Muslim saat ini sudah cerdas.

Dan pada akhirnya, kecerdasan akan mengalahkan keserakahan, akal sehat akan mengalahkan nafsu tamak, karena Muslim sudah cerdas, bisa membedakan yang mana benar benarakidah, yang mana kepentingan politik dibungkus akidah. karena Muslim sudah cerdas.


[ustad abu janda al-boliwudi]


Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment