Friday, October 21, 2016

Strategi Pencitraan Agus dan Annisa yang Menggelikan


DUNIA HAWA - Tidak usah terlalu kita perdebatkan mengapa SBY disebut Bapak Pencitraan, gelar yang dipegangnya sampai saat ini dan belum ada yang mampu menyaingi. Bahkan, anak dan menantunya sendiri yang mungkin juga dilatih oleh pakar pencitraan yang sama gagal. Entah karena kurang lihainya Agus dan Annisa melakoni pencitraan atau media dan rakyat yang tidak lagi bisa dipegang dan dibodohi. Strategi pencitraan dengan mudah ditelanjangi dan ditertawakan dalam media sosial yang adalah tempat pengadilan bagi semua public figure. Sudah banyak mengalami kejamnya media sosial dan kini Agus dan Annisa mengalaminya.

Pencitraan yang dilakukan kalau kita lihat sangatlah banyak dilakukan oelh Agus dan Annisa sepanjang bulan Oktober ini. Ada 2 contoh pencitraan yang menurut saya sangat menggelikan dan diekspos di media online dan media sosial. yang pertama adalah foto ini..


Menarik bukan melihat fotonya?? Apa yang menggelikan dari sini?? Makan di wartegnya, wartawannya, atau dua orang ini lagi foto pencitraan politik, atau ini lagi foto kuliner politik?? hehehe.. Saya menduga di tempat ini mereka cuman pesan minum saja dan itupun tidak habis ukarena takut tertular virus rakyat biasa. Iyalah masak Putra Mahkota Kerajaan Cikeas makan di warteg sih?! Apalagi ini diliput oleh media. Mau ditaruh dimana muka ini… Tapi demi menang Pilkada pencitraan harus tetap jalan. Jepret.. Jepret.. Jepret.. Sudah cukup fotonya, Mereka pun pergi meninggalkan pemilik warteg yang melongo karena mereka tidak jadi makan. Syukurnya masih ingat bayar minuman mereka. hehehe..

Silahkan bebas berimajinasi melihatr foto di atas kalau anda menganggap itu hanya sebuah pencitraan. kalau memang begitulah hidup mereka dan itu memang benar, maka tidak perlu berimajinasi aneh-aneh. Foto yang kedua ini entah apa tujuannya tetap terlalu nampak ini pencitraan. Diposting di media sosial untuk mendapat simpati yang ada malah cibiran dan pada geli orang melihatnya. Ini fotonya.


Foto ini lebih menghebohkan karena nama acaranya mangulosi tetapi ga tahu apa yang mereka lakukan. Entahlah karena tidak mau repot dan mahal acaranya atau memang tidak sepenuh hati melakukannya, acara mangulosi ini terlalu nampak adalah adegan pencitraan. Seperti acara buatan yang penting ada ulosnya ada orang yang berperan seolah-olah menjadi tetua adatnya. Terus di belakangnya kumpul para timses dan tim hore. jepret.. jepret.. Sudah jadi fotonya lalu dianggaplah mereka mendapat simpati dari orang batak. Walah, salah besar tuh. Pencitraan kok tanggung-tanggung. Sudah habis dana be;i dukungan partai yah sampai tidak bisa buat pesta adat mangulosi yang besar?? Levelnya ini mau jadi Gubernur DKI loh. Hadeuh.

Parahnya, foto ini mendapat kritikan dan dipertanyakan acara adatnya. ini adalah beberapa kritikan yang tidak dijawab dan mungkin susah juga jawabnya oleh Annisa.

Cara mangalusi y udah salah..masa ulos y satu2…hahahha harus y satu ulos berdua apalagi klo suami istri…nampak kali bah….” Komentar akun @ronald_dawson_marbun.

“Ada yang salah tuh dngan cara mangulosinya sumi istri kan harusnya 1 ulos, bukan 3l2. kok gitu ya.,” tambah @golanz_prian.

“@annisayudhoyono …itu ulos nya knp terpisah bgtu…suami istri kudu di ulosi nya dgn 1 ulos..bukan dgn 2 ulos yg terpisah.. Krn ada makna nya toch klo di ulosi itu..tdk asal2 di ulosi..” Imbuh @rhere_manikIbu.

Sudah 10 tahun strategi pencitraan dipakai dan rakyat sudah eneg melihatnya. Ini malah tetap saja melakukan pencitraan usang dan busuk tanpa sebuah ketulusan. Rakyat mau dibodohi lagi dengan cara pencitraan. Rakyat tidak sebodoh itu. Sekarang sudah era terbuka dan semua bisa melihat dan bahkan menyebarkannya sebagai sebuah kebohongan.

Entah pencitraan apalagi yang akan dilakukan oleh mereka berdua. Semua akan sia-sia dan hanya akan mendapat cibiran dari masyarakat. Sudahlah Mas Agus dan Mbak Annisa (maaf tidak panggil lae dan Ito), hentikan pencitraan dan tuluslah berkampanye. Kami sudah eneg lihat kelakuan mantan yang hanya pencitraan tapi tidak pernah membuktikannya. Berjanji mensejahterakan yang ada ditinggal dengan seubrek masalah. Utang bejibun dan ketimpangan yang semakin jauh. Syukurnya ada kekasih baru yang sudah 2 tahun benar-benar kerja keras dan berkorban membangun Indonesia ini.

Salam Pencitraan

[falti hutabarat/seword]

Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment