Tuesday, October 11, 2016

Isi Rekening Dimas Kanjeng Yang Misterius


DUNIA HAWA - Kasus Dimas Kanjeng masih menjadi sorotan publik. Informasi terbaru menyebutkan rekening misterius berisi uang Rp 700 miliar sudah diblokir.

Seperti diketahui Taat Pribadi terlibat kasus penipuan berkedok penggandaan uang yang dilakukan di padepokan Dimas Kanjeng. Beredar video-video yang memperlihatkan Taat Pribadi tengah berada diruangan dengan uang kertas berhamburan.

Sembilan anggota Komisi III DPR RI mendatangi lagi Mapolda Jawa Timur pada Sabtu 8 Oktober 2016 untuk mengetahui perkembangan kasus Dimas Kanjeng. Anggota Komisi III DPR RI, Adies Kadir mengaku telah mendapat informasi bahwa penyidik telah memblokir rekening.

Adies menyebut rekening dengan saldo sebesar Rp 700 miliar diblokir tanpa mengungkap pemilik rekening. Adies beserta anggota lain datang ke Mapolda Jatim untuk meminta penjelasan menena kebenaran informasi tersebut.

Selain mendapat informasi mengenai pemblokiran rekening, Adies Kadir juga mendapat informasi dari warga mengenai mobil boks yang keluar masuk padepokan Dimas Kanjeng. Mobil boks tersebut terlihat sibuk keluar masuk sehari sebelum Taat Pribadi ditangkap.

Adies menduga Taat Pribadi sudah tahu bahwa dirinya akan ditangkap polisi. Oleh sebab itu dia sengaja memindahkan uang mahar dari para pengikutnya ke tempat lain atau keluar padepokan.

Menurut Adies penyidik belum merinci uang yang telah disita dari Dimas Kanjeng dan juga para pengikutnya. Pasalnya selama ini hanya disebutkan penyidik menyita uang asli dan palsu namun tidak ada perincian jumlah yang asli dan palsu.

Seperti diketahui saat dilakukan penggeledahan di padepokan Dimas Kanjeng hanya ditemukan uang sebesar Rp 3,3 juta. Sementara keberadaan uang lainnya belum termasuk bunker Taat Pribadi belum diketahui keberadaannya.

Polisi telah menggandeng Bank Indonesia untuk mengecek keaslian uang milik Taat pribadi. Kapolda Jatim, Irjen Pol Anton Setiadji dalam rapat kerja dengan Komisi III DPR RI di gedung Rupatama Mapolda Jatim mengatakan pihaknya sudah menangani kasus penggandaan uang dan meminta BI mengecek uang yang ada untuk mengetahui apakah itu asli atau palsu.

Anton menuturkan pihaknya sengaja tidak menangani kasus Dimas Kanjeng dari segi penipuan atau penggandaan uang karena memang tidak ada laporan soal itu. Tapi kasus penggandaan uang akhirnya terungkap lewat kasus pembunuhan kepada dua pengikutnya yakni Ismail Hidayat dan Abdul Ghani.

Profesi Dimas Kanjeng Taat Pribadi Sebelum Menggandakan Uang


Dimas Kanjeng selama ini dikenal sebagai pemilik padepokan dan juga pengganda uang. Terungkap ternyata ini profesi Taat Pribadi sebelum mendirikan padepokan di Probolinggo.

Dimas Kanjeng ternyata pernah bekerja di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Paiton di Kabupaten Probolinggo. Taat Pribadi bekerja disana setelah menikah dengan istri pertamanya.

Kepala Desa Wangkal, Gading, Kabupaten Probolinggo, Syamsuri mengaku kurang tahu posisi Taat Pribadi disana. Namun ada yang menyebut dia bekerja sebagai satpam.

Sejak sudah berhenti dari PLTU Paiton, tidak banyak yang mengetahui jejak Taat Pribadi. Namun istri kedua Abdul Ghani yakni Erwin Hariyati menyebut Taat Pribadi bersama sejumlah teman sekaligus pengikutnya sempat mendirikan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di Probolinggo.

Abdul Ghani adalah salah satu santri terdekat Dimas Kanjeng yang dibunuh bersama Ismail Hidayat. Erwin membeberkan bahwa suaminya pernah bercerita LSM itu adalah awal mulanya didirikan Padepokan Dimas Kanjeng.

Namun Erwin mengaku kurang tahu nama LSM-nya. Erwin mengatakan yang memberikan nama pada padepokan itu adalah suami dan juga rekannya yang terlibat di LSM termasuk Mishal Budianto yang telah melenyapkan suaminya.

Dimas Kanjeng, namanya mulai dikenal publik setelah ditangkap polisi pada 22 September 2016. Dia ditangkap atas kasus pembunuhan dua santrinya yakni Abdul Ghani dan Ismail Hidayat.

Taat Pribadi ditangkap di padepokannya Dusun Sumber Cengkelek, Desa Wangkal, Gading Probolinggo. Penangkapan Dimas Kanjeng melibatkan sekitar seribu personel.

Belakangan mulai terungkap bahwa Taat Pribadi tidak hanya menjadi otak pembunuhan dua santri tapi juga telah melakukan penipuan kepada para pengikutnya. Aksi penipuan itu dilakukan dengan menjanjikan aka dilipatgandakan uang yang disebut mahar.

Namun para pengikut Dimas Kanjeng banyak yang tertipu, mereka berharap uangnya bisa berlipat ganda namun justru lenyap. Saat ini kasus yang meyangkut Taat Pribadi masih dikembangkan oleh Ditreskrim Polda Jatim.

[dh©]

Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment