Friday, October 14, 2016

Indonesia Diambang Perpecahan?


DUNIA HAWA - Di saat suatu negara mengalami krisis jati diri, krisis kepercayaan dan krisis ekonomi maka berbagai ideologi radikal akan muncul dan bersikap seolah akan menjadi penyelamat tapi ujung-ujungnya saat ideologi itu berkuasa maka dia akan memunculkan taring dan wajah jahatnya yang sebenarnya.

Contohnya adalah Rusia. Setelah Perang Dunia I banyak rakyat Rusia yang hidup sengsara. Tsar Nikolas II pun dipaksa turun tahta karena dianggap tidak kompeten. Kemudian Lenin tampil dengan ideologi Komunismenya sehingga berhasil menarik simpati rakyat dan membawanya ke tampuk kekuasaan tertinggi melalui revolusi Bolsheviks yang merebut pemerintahan yang sah pada November 1917. Namun janji kebebasan yang selalu dia gaungkan secara ironis justru berakhir menjadi pembelengguan terhadap hak-hak rakyat dan hak kemanusiaan di segala bidang.

Begitu juga dengan Jerman. Saat Jerman terpuruk akibat kekalahannya di Perang Dunia I, Adolf Hitler seakan tampil menjadi penyelamat Jerman dengan membawa ideologi Nazismenya. Propagandanya tentang kejayaan Jerman Raya (Third Reich) berhasil membawanya ke puncak kekuasaan tertinggi pada tahun 1934. Namun ambisi Hitler kemudian membawa dunia ke dalam perang terbesar yang pernah ada yaitu PD II yang akibatnya justru membuat Jerman hancur dan rakyat Jerman menjadi jauh lebih menderita dan terpuruk dibandingkan pada masa sebelumnya.

Krisis Irak yang dimulai dari penyerbuan tentara Amerika membuat banyak rakyat Irak yang menderita dan dendam terhadap kekuatan asing yang dianggap telah menghancurkan negerinya. Kemunculan Abu Bakar Al Baghdadi dengan propaganda jihad dan ide Khilafah Islamnya berhasil menarik pengikut dari berbagai penjuru. Ditambah lagi krisis Suriah setelah dilanda bencana kekeringan dan kemiskinan yang berkepanjangan serta tindakan represif rezim Bashar Assad telah semakin memicu kemarahan rakyat. Para mujahidpun bersatu untuk menggulingkan pemerintahan. 

Pada 2013 Al Baghdadi pun mendeklarasikan berdirinya Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dengan janji manis demi kebebasan dan kesejahteraan rakyat Irak dan Suriah dalam naungan pemerintahan Islam. Tapi itu adalah janji dari serigala berbulu domba. Setelah berkuasa melalui bantuan “mujahid” dari seluruh dunia dan bantuan dana serta senjata dari Amerika Serikat dan Arab Saudi merekapun mulai menunjukkan taring serta wajah bengisnya yang sebenarnya.

Lalu bagaimana dengan Indonesia? Kita tahu bahwa di negeri ini ada 3 kelompok besar dengan pengikut ratusan ribu orang yang juga menyerukan propaganda yang sama yaitu klan Partai Ajaib, Geng Senggol Bacok dan Geng Khilaf-ah (semuanya adalah member dari klub Mukidi Gagal Paham). Ketiga kelompok ini adalah pembela dan pendukung ISIS serta tidak pernah sekalipun mengutuk kebiadaban ISIS. Geng Senggol Bacok bahkan pernah terang-terangan melakukan bai’at / sumpah setia kepada ISIS serta mengeluarkan fatwa “Haram mengutuk dan menghujat ISIS”. Padahal ISIS pernah penggal kepala anak usia 4 tahun dan perkosa gadis berusia 8 tahun.

Ketiga kelompok ini juga memiliki agenda besar yang sama yaitu menggusur Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika serta NKRI dan ingin menggantinya dengan Negara Agama melalui propaganda dalil, jualan ayat dan teks formal keagamaan. Saya terus mengkritisi ketiga kelompok yang banyak pengikutnya di negeri ini yang terus berusaha menjaring pengikut baru di kampus2, masjid2 dan media sosial dengan sangat aktif dan masif.

Saya sekedar berjuang agar Indonesia tidak menjadi Suriah Jilid II. Suriah sebelumnya adalah negara yang damai, majemuk, multi agama dan mampu menjadi salah satu negara yang paling stabil di kawasan Teluk selama lebih dari 40 tahun. Tapi hanya dalam waktu singkat negara tersebut hancur porak poranda oleh perang saudara yang ditebarkan atas nama serta janji manis agama dan dalil-dalil kebebasan serta kesejahteraan dalam naungan Negara Agama. Sungguh serigala berbulu domba yang sedang menyembunyikan taring serta wajah sebenarnya demi meraih kekuasaan.

Belum lagi masih ada agenda Perang Proksi yang dilancarkan oleh Negara negara Adidaya seperti Amerika dan Rusia demi keuntungan ekonomi dan politik mereka yang mungkin juga sedang mereka lancarkan di Indonesia sebagaimana yang sudah terjadi di Irak dan Suriah. (Bagi yang tidak tahu, Perang proksi adalah perang yang terjadi ketika lawan politik menggunakan pihak ketiga sebagai pengganti untuk memperkeruh dan berkelahi satu sama lain secara langsung antara lain dengan menggunakan aktor aktor kekerasan non pemerintahan, tentara bayaran, dan pihak ketiga lainnya.)

Jadi saran saya bagi anggota member Mukidi Gagal Paham baik dari sekte Partai Ajaib, Geng Senggol Bacok dan Geng Khilaf-ah, janganlah kalian asal maen tuding dan maen ngamuk seenaknya karena siapa tahu kalian sebenarnya sedang disetir untuk menjadi pion pemicu kerusuhan yang diskenario oleh negara negara Adidaya yang sebenarnya kalian anggap musuh. Mereka jauh lebih pinter strategi politiknya dibandingkan kalian yang males baca, males berpikir, tidak pernah belajar soal sejarah dan geopolitik serta suka debat pake dengkul dan komen sumpah sampah serapah. Jadi dengan “memperjuangkan agama” kalian sebenarnya sedang melayani dan mendukung kesuksesan misi “pihak musuh” untuk menjarah sumber daya dan kekayaan alam bangsa Indonesia yang luar biasa ini.

Hal yang cukup menohok kesadaran berbangsa kita adalah saat kemarin ada Wasekjen MUI bicara secara live di sebuah TV Nasional yang ditonton oleh jutaan mata, dia bisa mengatakan “Kalo dalam hukum Islam Ahok sudah dibunuh, disalib, dipotong kaki tangannya dan diusir dari negeri ini...” Bayangkan bagaimana jika Mukidi jenis ini dan kawan-kawannya berhasil berkuasa di Indonesia. Mungkin bukan suatu hal yang mustahil Indonesia akan mengalami nasib tragis yang sama seperti yang terjadi di Irak dan Suriah.

Mari sebarkan pesan persatuan dan perdamaian. Mari berjuang demi keutuhan Pancasila dan NKRI. 

Salam Waras.....

[muhammad zazuli]

Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment