Tuesday, August 2, 2016

Latar Belakang Berdirinya FPI



Mengungkap Sejarah dan Latar Belakang Berdirinya FPI dan Alasan Pembiaran Aksi FPI

Dunia Hawa - Masih banyak yang belum tahu siapa sebenarnya FPI. Untuk mengetahuinya, ada baiknya menelaah fakta-fakta berikut yang diambil dari kultwitt akuntwitter @PartaiSosmed yang dipost sejak 3 Juni 2016 sebagai berikut: 

Jauh sebelum aksi ini, FPI pun sudah berulangkali menjadi perhatian masyarakat. Selama ini, FPI adalah salah satu ormas yang identik dengan catatan kasus kekerasan yang paling banyak. Namun ormas ini seperti tak tersentuh oleh hukum.

Bahkan pada tahun 2006 Ketua Fraksi PDIP Tjahjo Kumolo (kini Menteri Dalam Negeri/Mendagri) Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar (Cak Imin) pernah meminta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk menindak ormas-ormas anarkis.

Namun hingga kini, saat keduanya sudah menjadi bagian dari pemerintahan, FPI pun masih tegak berdiri walaupun sering melakukan aksi-aksi sepihak. Apakah yang membuat FPI begitu perkasa sementara bukti-bukti kekerasan dan pelanggaran-pelanggaran hukumnya begitu terang benderang?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut kita harus melihat kembali sejarah berdirinya FPI. Apa latar belakang dan siapa-siapa saja tokoh-tokoh dibaliknya.

Ada yang bilang Pam Swakarsa adalah cikal bakal FPI. Kesimpulan itu kurang tepat sebab FPI berdiri sebelum Pam Swakarsa. Yang benar adalah FPI didirikan sebagai bagian dari persiapan Pam Swakarsa untuk mengamankan Sidang Istimewa MPR 1998.

FPI berdiri pada tanggal 17 Agustus 1998 atau sekitar 3 bulan setelah kejatuhan Soeharto dari kursi Presiden Republik Indonesia ke-2.

FPI dideklarasikan di Pesantren Al Um Ciputat, Tangerang. Dihadiri oleh para petinggi militer dan Polri. Termasuk Kapolda Metro Jaya Nugroho Djayoesman.

Dalam acara deklarasi tersebut Habib Rizieq Shihab berpidato tentang mimpi mewujudkan negara Islam. Para petinggi militer dan Polri diam saja.

Lalu, apa maksud dan tujuan sebenarnya dengan didirikannya FPI?

Berdirinya FPI sendiri berawal dari 'eksperimen' beberapa petinggi militer di masa Prabowo Subianto menjadi Pangkostrad. Ketika itu Prabowo memang menjalin hubungan dekat dengan kalangan Islam garis keras dan dianggap membina KISDI dibawah Ahmad Sumargono.

Ketika itu Kivlan Zen menjabat Panglima Divisi Kostrad dan merupakan orang Prabowo yang membangun jaringan di kalangan aktivis Islam. Ketika Prabowo jatuh maka Wiranto berusaha mengambil alih jaringan yang telah dirintis oleh Prabowo tersebut.

Hubungan Wiranto, Noegroho Djayoesman, dan petinggi-petinggi militer lain sebagai bidan kelahiran FPI diakui sendiri oleh Kivlan dalam bukunya.

Maka antara bulan Mei hingga Agustus 1998 sibuk bolak balik menghubungi para habib dan mubalig untuk jadi patron ormas yang akan dibentuk. Dan setelah berdirinya FPI maka organisasi tersebut menjadi salah satu pendukung utama Pam Swakarsa untuk mengamankan Sidang Istimewa MPR 1998.

FPI oleh para petinggi militer disebut sebagai "ledakan partisipasi rakyat" pasca runtuhnya orde baru. (Padahal) kenyataannya adalah bikinan mereka.

Menurut KH. Abdurrachman Wahid (Gus Dur) 4 jenderal pembentuk FPI adalah:

1. Wiranto
2. Noegroho Djajusman
3. Sutanto
4. Djaja Suparman

Bukti-bukti hubungan FPI dengan militer juga tidak bisa dibantah, yaitu:

1. Aksi tandingan FPI melawan aksi mahasiswa yang menentang RUU Keadaan Darurat yang diusulkan TNI, 24 Okt 1999.

2. Aksi massa FPI yg menyerbu Komnas HAM dangan pedang dan golok ketika Wiranto diperiksa terkait pelanggaran HAM di Timtim.

3. Bocoran Wikileaks yg menyebutkan bahwa sejak lama FPI menjadi 'attack dog' pihak kepolisian.

4. Bocoran Wikileaks yang lainnya menyebutkan bahwa Jenderal Sutanto (Kapolri saat itu) telah mendanai FPI.

Meskipun jelas awalnya dibentuk untuk tujuan politis, namun untuk menjaga fanatisme anggota maka diberilah cap Islam sekaligus legitimasinya.

Tujuan berdirinya FPI adalah menegakkan Amar Ma'ruf dan Nahi Munkar. Namun dalam praktiknya tidaklah selalu demikian. Namun, pada kenyataannya banyak anggota FPI yang sangat 'ekonomis' dibalik teriakan takbirnya.

Salah satu kasus yang lumayan memalukan adalah nasib yang dialami Erwin Arnada Pemimpin Redaksi majalah "Playboy" yang harus berurusan hukum dengan FPI. Ketika Erwin Arnada menang di tingkat PN (Pengadilan Negeri) Jaksel, 3 anggota FPI mengajak bikin deal dengan syarat diundang ke Bali dan dinaikkan Haji (dibayari untuk naik haji).

Di Bali mereka diajak ke Bacio dan Double Six, minum JD dan minta disediakan cewe bule. Setelah puas di entertaint di Bali dan dibayari naik haji, kasus Erwin Arnada dan "Playboy" ternyata kasusnya tetap dilanjutkan dan naik banding.

Lalu, siapakah Habib Rizieq?


Habib Rizieq yang ditunjuk sebagai pimpinan FPI berasal dari Jami'at Kheir, organisasi tradisionalis di kalangan keturunan Arab di Indonesia. Uniknya Habib Rizieq ini pada masa kecilnya pernah sekolah di sekolah Kristen. Tepatnya di SMP Kristen Bethel Petamburan.

Lahirnya FPI memang dibidani oleh para petinggi militer dan ditujukan untuk mengubah konflik vertikal menjadi konflik horizontal. Konflik vertikal = rakyat vs militer/Polri. Konflik horizontal = rakyat vs rakyat (ormas bentukan militer).

Hal ini diakui sendiri oleh Kivlan Zen yang mengatakan mendapat tugas dari Wiranto untuk mengamankan Sidang Istimewa MPR. Kivlan (loyalis Prabowo) yang dipecat dari Kas Kostrad dan menjadi Pati LL (Perwira Tinggi Luntang Lantung) segera menyetujui.

Belakangan Kivlan yang berharap diberi imbalan jabatan Pangdam itu kembali dikecewakan karena hanya dijadikan Staf Ahli KSAD.

Meskipun lahirnya FPI dibidani oleh para petinggi militer dan kepolisian namun hubungan mereka bersifat cair. FPI cenderung menggandeng patron baru yang sedang berkuasa di militer/kepolisian dan meninggalkan patron lama yang sudah kehilangan taringnya.

Inilah resepnya mengapa meskipun para jenderal 'bidan' pendiri FPI telah pensiun tetapi FPI seperti tetap tak tersentuh. Para petinggi militer/kepolisian yang baru pun menganggap FPI sebagai 'mitra' yang mampu mengerjakan apa yang tidak bisa dikerjakan polisi. 

Itulah mengapa FPI disebut sebagai 'attack dog' polisi. Mereka bertugas membuat tangan polisi tetap bersih.

Namun begitu FPI tidak sepenuhnya berada dibawah kontrol polri. Mereka bisa melakukan aksi-aksi sesuai agenda mereka sendiri. Disinilah kemudian pasukan "semi militer" ini dapat sangat meresahkan masyarakat karena pihak yang berwajib terbentur konflik kepentingan.

Sehingga yang sering terjadi adalah pembiaran pembiaran pihak berwajib terhadap aksi-aksi kekerasan dan melawan hukum yang dilakukan FPI. 

Kiranya warisan hubungan saling memanfaatkan antara Polri dan FPI ini harus segera diakhiri guna menciptakan Polri yang profesional.

Jadi masalah sesungguhnya bukanlah pada FPI, tetapi ada pada para petinggi militer/Polri yang memanfaatkannya demi kepentingan sesaat. 

Yang kita butuhkan sekarang bukanlah solusi mudah sejedar membubarkan FPI. Tetapi reformasi di tubuh Polri. Sebab Polri yang profesional tidak akan memberi tempat apalagi memelihara ormas-ormas radikal apapun.

[@PartaiSosmed via memobee.com]

Artikel Terkait

2 comments:

  1. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  2. Ingin Berpeluang Menjadi Jutawan Dengan Modal Yang Minim?
    Buruan Join Bersama Agen Bandar Kartu Online Terbaik ZoyaQQ.org
    Raih jutaan Rupiah Selama Disini
    - Bouns Rolingan Terbesar
    - Bonus Referall Seumur Hidup
    - Minimal Depo & WD Rp.20.000
    - Cs Berpengalaman Yang Siap Melayanin Bosku 24Jam
    Info Selengkapnya Bisa Langsung Hubungin
    BBM D8B82A86
    WA : +85515370075

    BERITA TERKINI
    http://beritaharianku9.blogspot.com/2018/04/detik-detik-penangkapan-pemasok-sabu-ke.html

    ReplyDelete