Friday, July 22, 2016

Yahudi dan Zionis


Dunia Hawa - Di Surabaya ada satu tempat di pusat kota, tepatnya jalan Kayon, pernah berdiri sebuah Sinagog, tempat beribadah umat Yahudi.

Ketika masih kuliah saya pernah melihatnya. Sepi. 

Alkisah, ketika itu ada protes mahasiswa krn pendudukan Israel di Palestina, sampai bakar2 bendera. Akhirnya karena digeruduk mahasiswa, sinagog itu disegel oleh pemkot Surabaya.

Sinagog yang akhirnya diruntuhkan entah oleh siapa, dulu adalah bekas bangunan Belanda dan dialih-fungsikan sebagai rumah ibadah agama Yahudi. Sebagai catatan sejarah, hak Yahudi dulu pernah disamakan dgn agama lain oleh keputusan Menteri Agraria thn 1961. Dan seorang Yahudi Surabaya, Charles Mussry saat 10 November bahu membahu membantu arek Suroboyo untuk mengusir Belanda.

Apa yang bisa kita pelajari di sini?

Bahwa kita terbiasa meng-generalisasi tanpa pengetahuan yang memadai. Bahwa semua Yahudi itu zionis. Padahal Yahudi itu ada 2 komunitas, yaitu Yahudi sebagai agama ( Judaism ) dan Yahudi yang berpolitik kembali ke bukit zion ( Zionism ). Tapi karena banyak yang bego - saya dulu juga begitu - akhirnya semua di samakan, bahwa Yahudi itu pasti zionis.

Kelompok yang aktif menentang penggunaan agama Yahudi sebagai alat untuk kepentingan zionis bernama Naturei Karta. Mereka adalah kesatuan rabbi rabbi Yahudi dengan jaringan internasional menolak penyamaan persepsi bahwa Judaism adalah Zionism. Bahkan di Palestina sendiri mereka berjuang bersama agama lain menentang pendudukan Israel terhadap Palestina.

Jadi, mulailah adil sejak dalam pemikiran bahwa ulah suatu oknum bukanlah kesalahan suatu kaum. Kita juga menolak bahwa Islam disamakan dengan terorisme kan? Begitu juga mereka.

Saya yakin agama Yahudi masih ada di Indonesia, hanya mereka beribadah secara sembunyi srmbunyi akibat stigma yang terlanjur dilekatkan kepada mereka. Kesalahan cara pandang kita yang sempit dan dangkal, menjadikan mereka korban dari ketidak-adilan persepsi sekian lama.

Saya bisa dituding sebagai Yahudi yang menyusup sesudah posting ini, meski gelar saya sudah cukup panjang mulai dari Syiah, jemaat HKBP, JIL, JIN dan JUN dan entah apalagi. Gelar tertinggi yang disematkan masih iblis berwujud manusia, sebuah prestasi yang membuat iblis langsung rendah diri ketika berpapasan dengan saya. 

Karena itulah saya sarankan untuk minum kopi jika sempat. Kafeinnya membuka cakrawala berfikir bahwa dunia itu luas tidak sebatas syahwat bahwa sunnah itu beristri empat. Dengkul lemas otak bisa mampat..

Seruput dulu ah...

[denny siregar]

Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment