Thursday, July 21, 2016

Model Kebaya Adat Batak Dan Makna Sorotali


Dunia Hawa - Suku Batak adalah salah satu etnis yang paling banyak mendiami provinsi Sumatera Utara. Orang-orang dari suku Batak terkenal akan ciri khas yang mereka miliki, yakni suaranya yang medok logat Batak tulen serta nada suaranya yang keras dan lantang. 

Bagaimanapun negara kita punya banyak suku dan etnis yang saling bersatu dan berkumpul dalam kebersamaan. Di dalam perkawinan orang Batak, ada prosesi tersendiri mengikuti adat dari Batak. Tak lupa ketika menikah, baju kebaya adat Batak digunakan sebagai pakaian pernikahan.

Baju kebaya adat Batak selalu digunakan ketika prosesi pernikahan orang-orang dari suku Batak. Budaya di Batak sendiri masih khas dan kental. Sehingga pakaian pernikahannya masihlah baju kebaya yang sifatnya tradisional. Kini seiring perkembangan jaman, baju kebaya Batak tersebut dipoles tanpa menghilangkan nilai-nilai budaya pada baju tersebut. Sehingga meskipun masih bersifat Batak, baju kebayanya terlihat modern. Oleh karenanya penjahit lokal dari Batak berusaha keras untuk membuat desain modern tanpa meninggal ciri ke-Batak-annya.

Secara desain, bila dilihat secara seksama, desain dari baju kebaya adat Batak hampir mirip dengan kebaya kristen. Yang memberikan sentuhan khas pada baju kebaya Batak adalah kain ulos. Kain ini merupakan simbol dari kasih sayang, restu serta persatuan. 

Penggunaan dari kain ulos sendiri bisa dalam berbagai macam bentuk. Kain ulos bisa dipakai untuk menjadi selendang. Kain ini juga bisa menjadi kain penutup untuk kepala, tubuh bagian bawah, tubuh bagian atas, atau tubuh bagian punggung. Ulos yang digunakan sebagai penutup kepala kebaya Batak toba disebut sorotali.





Sakralnya Sorotali

Sorotali dalam baju kebaya adat Batak berfungsi sebagai mahkota. Sorotali secara umumnya hanya digunakan pada suatu acara yang besar. Baik itu acara dari pihak laki-laki atau dari pihak perempuan. Sorotali ini tidak digunakan orang secara sembarangan sebab penggunaan sorotali mempunyai aturannya tersendiri. Lain lagi bagi orang Batak Karo, Ulos dianggap dari sekadar atau sebatas kain sandang. Ulos dianggapnya sebagai sebuah benda bertuah yang dinilai punya manfaat akan diberikan perlindungan bagi sang pemakai.

[dh]

Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment