Thursday, May 26, 2016

Belajar dari Bebek


Dunia Hawa - Siapakah bebek? Sejenis unggas yang kerjanya makan, bertelur, mandi di sungai, dan eek. Cuek nggak pernah mikirin penampilan, dan malah ketawa ketika dimaki-maki manusia karena eek sembarangan. Kwek kwek kwek kwek kwek!

Meski begitu, manusia butuh bebek. Rela ngejar-ngejar bebek demi bisa makan daging bebek. Rela sibuk kasih makan agar bisa nikmatin telur bebek. Bahkan saking kagumnya, membuat kendaraan yang mirip bodi bebek dan juga diberi nama motor bebek.

Sama seperti Jokowi yang terus membangun. Membangun infrastruktur, membangun sistem, membangun diplomasi, demi bangsa Indonesia. Nggak peduli meski tiap hari dimaki-maki haters. Jokowi cuek. Tahu-tahu, tol laut, pasar, pelabuhan, dan berbagai infrastruktur sudah jadi. Tahu-tahu, tukang buli menyerah.

Demikian pula Ahok. Tiap hari dihujat, dikatain cina kafir, preman, koruptor padahal nggak ada bukti dan semacamnya. Ia tetap cuek seperti bebek. Nggak peduli dibuli karena Jakarta lebih macet, yang penting pembangunan transportasi massal yang bertahun-tahun mangkrak cepat selesai. Nggak peduli dikatain kasar, yang penting ikin pejabat yang niat korupsi dan anggota dewan yang main suap atau membegal anggaran nggak bikin ulah.

Sama seperti bebek, Jokowi dan Ahok adalah orang-orang yang cuek, nggak peduli dengan reputasi. Mereka hanya peduli dengan apa yang harus mereka lakukan, maka reputasi itu datang dengan sendirinya. Meski punya reputasi, namun mereka tidak pernah peduli dengan reputasinya. 

Beda dengan politikus dan parpol yang nggak cuek seperti bebek, dan gila reputasi. Macam Politikus yang tiba-tiba pake kaos mickeymouse dan cari reputasi ke pasar. Atau parpol anu yang demi reputasinya sebagai partai islami yang melayani, ngambek kalo aktifitas pelayanannya nggak diliput media. Lalu, jamaahnya menggunakan retorika islami untuk mengintimidasi sambil memaksakan pendapatnya.

Reputasi itu hanyalah efek. Tak pernah perlu dikejar, tak perlu dipikirkan, dan tak perlu dijadikan beban.

[nurul indra]


Nurul Indra

Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment