Wednesday, April 13, 2016

Sindiran Untuk Fitnahtoon pada Ahok


Dunia Hawa - Usaha untuk membully Ahok dengan isu bir kayaknya gagal, deh. Malah jadi iklan bir Anker, yang sahamnya sebagian dimiliki Pemda DKI.

Bir itu minuman keras, diharamkan bagi orang Islam. Tapi bagi non-muslim tidak haram. Minum bir itu dosa, bagi orang Islam. Tapi minum bir itu bukan kejahatan. Sama saja halnya dengan makan babi. Haram bagi umat Islam, tapi tidak bagi umat lain.

Ada usaha untuk "memusuhi" bir. Seolah bir, dan minuman keras lain adalah pangkal banyak kejahatan. Konon, banyak kasus perkosaan, bahkan pembunuhan, dipicu oleh minuman keras. Usaha itu sedikit banyak memang berimpit dengan isu anti-Ahok. Genam, organisasi anti minuman keras yang dipimpin Fahira Idris dulu kerap mengeluarkan suara keras, menuduh Ahok sedang mempromosikan minuman keras, dan merusak generasi muda.

Bir itu minuman keras, jelas memabukkan. Tapi apakah karena itu ia memicu kejahatan? Jepang itu adalah negara dengan tingkat konsumsi alkohol tinggi. Tapi angka kejahatannya rendah. Australia, Jerman, itu adalah negara konsumen bir. Tapi sepertinya (saya belum cek datanya) angka kejahatan tidak lebih tinggi dari Indonesia. Sebaliknya, Arab Saudi adalah negara yang steril dari alkohol, toh TKW kita diperkosa juga, kan?

Tahun 1996 saya pertama kali pergi ke Singapura. Bersama teman dari Malaysia dan saudara dia orang Singapura, kami minum di kedai pinggir jalan di Orchard Road. Dua orang bersama saya itu minum bir, saya minum minuman ringan. Di sebelah meja kami ada 3 cewek, minum juga. Sampai larut malam baru mereka bubar. Lalu mereka pulang. Sepertinya aman saja, tidak ada yang menggangu.

Orang mabuk kemudian mengamuk, bukan karena mabuknya, tapi karena dia sudah bermasalah sebelum mabuk. Orang mabuk untuk senang-senang, hasilnya ya senang-senang saja. Penjahat yang hendak merampok ada yang minum. Tapi dia memang sudah berniat merampok, bukan minuman yang tiba-tiba memunculkan gagasan itu.

Di berbagai negara bir dan minuman keras lain tidak dilarang, melainkan hanya dikontrol saja. Anak-anak dilarang minum. Orang yang mengemudi atau mengoperasikan alat dilarang minum. Di Jepang orang dilarang minum di tempat kerja. Ada tata krama yang ketat soal minum dan kerja. Demikian pula soal menyetir. Kalau kita ke restoran dan memesan bir, pelayan akan bertanya dulu, apakah kita menyetir atau tidak. Kalau kita menyetir, mereka tidak akan menyajikan bir yang kita pesan.

Di Indonesia bir sering kali dicitrakan dengan keburukan. Minum bir sama dengan buruk. Kalau perempuan minum bir, ia dianggap perempuan murahan. Gubernur yang minum bir mungkin akan dianggap gubernur yang buruk. Itulah yang coba dikampanyekan oleh sekelompok orang anti Ahok.

Sayangnya, sepertinya kampanye itu gagal. Layu sebelum berkembang.

[DR.Hasanudin Abdurakhman]

Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment