Sunday, April 10, 2016

Kumpeni Anti Keberagama


Dunia Hawa - Bahaya yang mengancam NKRI BUKAN komunis, BUKAN Syiah seperti yang digembar-gemborkan oleh kelompok tertentu. Bahaya yang mengancam NKRI adalah mereka yang ALERGI terhadap perbedaan, ANTI terhadap keberagaman.

Tidak peduli panji apa yang mereka kibarkan, meskipun mengatas-namakan Kitab Suci, mengatas-namakan Tuhan, bila mereka tidak bisa menghargai perbedaan & keberagaman artinya mereka sedang melakukan KEJAHATAN "Devide et impera".

DEVIDE ET IMPERA, sebuah istilah dari masa penjajahan Belanda, yakni politik adu domba untuk memecah-belah bangsa dengan menghancurkan persatuan nasional menjadi kelompok-kelompok kecil agar lebih mudah ditaklukkan.

METODA #1: MENGKAFIRKAN

"Mengkafirkan" adalah salah satu Metoda Devide et impera, karena dengan efektif mempartisi bangsa menjadi dua kelompok "Non Kafir" dan "Kafir" sekaligus menimbulkan sentimen permusuhan di antara keduanya.

Kelompok yang saat ini sedang gencar melakukan "pengkafiran" terhadap sesama bangsa tak hanya kepada yang berbeda iman, tapi juga mengkafirkan yang seiman, sadar atau tak disadari sedang MEMECAH BELAH NKRI.

METODA #2: AGITASI SEKTARIAN

Kampanye provokasi & agitasi melalui isu "Kristenisasi", atau hasutan permusuhan internal umat Islam melalui isu "Syiah" adalah Metoda Devide et impera yang secara terang-terangan berupaya membenturkan umat beragama.

Isu "Kristenisasi-Syiah" yang sejatinya TAK BERDASAR & tanpa bukti jelas (alias HOAX) diledakkan secara hiperbola nan massif menyasar segmen akar rumput untuk memprovokasi rakyat jelata demi menciptakan konflik horisontal.

Bahaya laten yang NYATA sedang mengancam Ibu Pertiwi adalah kelompok yang sedang gencar menabuh gendang isu-isu sektarian seperti ini.

METODA #3: PEMBENTURAN ETNIS

Hasutan permusuhan kepada etnis Tionghoa yang sudah santer sejak masa Pilpres, masih belum kelihatan tanda-tanda "angkat gas" sampai hari ini. Berawal dari KAMPANYE HITAM buah karya parpol ultra kanan untuk menjatuhkan elektabilitas Capres lawan saat itu.

Namun pasca Pilpres, isu tersebut ternyata terus digelindingkan liar bagai "bola salju" tanpa mempedulikan konsekuensinya, hanya karena parpol tersebut tidak mendapat jatah di pemerintahan rezim inkumben.

Menjelang Pilgub 2017, isu ini kembali ditunggangi oleh pihak-pihak tidak bertanggung jawab yang hanya mempedulikan Cagub-nya menang tanpa sama sekali mempedulikan resiko konflik horisontal yang mungkin ditimbulkan.

METODA #4: PECAH-BELAH ISLAM

Islam sebagai agama mayoritas di NKRI tentunya menjadi SASARAN UTAMA dari kelompok yang sedang melakukan Devide et impera. Karena bila umat Muslim tanah air bersatu, tentunya akan sangat sulit menaklukkan Indonesia 

Metoda pecah-belah Islam ini dilakukan dengan menciptakan berbagai POLEMIK perpecahan pemahaman "AKIDAH" akan berbagai tata cara ibadah, memprovokasi perpecahan, bahkan menghasut permusuhan internal Islam.

Tradisi Muslim Indonesia yang telah dirayakan selama ratusan tahun DIOBOK-OBOK, seperti Maulid, Tahlilan, dll, pemberian labelisasi "Sesat", dsb ..dengan tujuan untuk mempartisi umat Muslim menjadi dua kelompok & melahirkan sentimen kebencian antar keduanya.

INI ADALAH BAHAYA SEBENARNYA.

Mereka adalah KUMPENI titisan penjajah Belanda dengan cangkang berbeda, berkedok agama, berkedok rakyat pribumi (melayu), PLAYING VICTIM akting sebagai korban, padahal mereka teroris sebenarnya.

Teroris ANTI kearifan lokal,
Teroris ANTI nasionalisme,
Teroris ANTI cinta tanah air,
Teroris ANTI kerukunan umat,
Teroris ANTI persatuan bangsa,
Teroris ANTI Bhineka (keberagaman)
TERORIS TERSELUBUNG ANTI NKRI

[Ustad Abu Janda al-Boliwudi]


Artikel Terkait

1 comment:

  1. Pemahaman yang baik dan mencerahkan...semoga para pihak di Negara tercinta Indonesia paham akan hal ini...

    ReplyDelete