Saturday, April 9, 2016

Kampanye Para Sempak Pink Cerah


Dunia Hawa - Sebenarnya beberapa minggu ini ada hal yang lucu..

Cuma saya jarang bahas karena ga begitu penting. Tapi karena saya terus didesak2 sampai ada yg ngomong bahwa saya dibayar miliaran rupiah hanya untuk mengangkat nama Ahok, saya tergeli-geli juga sampe kecirit.

Jadi, tiba2 saja saya di mention2, di tag2, bahkan diomongkan di belakang karena kiprah saya yang mendukung Ahok. Bahkan ada tulisan bahwa mendukung Ahok adalah ke-fanatikan buta. Dan fanatik itu dilarang karena menjadi tidak objektif. 

Sesudah saya teliti dengan seksama dan sesingkat2nya, ternyata itu ada hubungannya dengan pencalonan seseorang sebagai Gubernur DKI. Bukan sekedar calon, tapi dia bermazhab syiah. Dan seperti ada sebuah "peraturan tidak tertulis" bahwa wajib mendukung ketika seseorang sama agamanya, khususnya sama mazhabnya. Saya kebetulan juga dikenal sebagai pecinta keluarga Nabi, hanya terus terang kalau dibilang "syiah" saya ngeri. Ngeri karena saya tahu, untuk menjadi seorang yang layak disebut "syiah" atau pengikut keluarga Nabi, syaratnya ampunm.. membacanya aja saya sudah kalah lah lah... berat, oom.

Yang jadi pertanyaan yang lucu bagi saya adalah, "Jadi siapa yg fanatik sebenarnya ?"

Saya melihat Ahok dari banyak sisi, apa yg dilakukannya dan bukan siapa dia. Mau dia cina kek, arab kek atau suku badui kek, selama apa yang dia kerjakan bermanfaat bagi orang banyak dan TERBUKTI, maka secara objektif saya akan mendukung dia. Persis seperti nasihat Imam Ali as, " kenalilah kebenaran dari kebenaran itu sendiri, baru lihat siapa individunya.." bukannya dibalik.

Nah, ketika saya disodorkan nama orang yang mereka dan saya harus dukung hanya karena persamaan pandangan dalam agama, saya mendadak berfikir, "Dia itu siapa ?" Saya jujur tidak pernah tahu namanya apalagi kiprahnya, kecuali dari kampanye-kampanye jubirnya sekarang ini. Ah, kecap mana ada nomer dua. Kalau saya tidak kenal, trus apa yang harus saya bicarakan ? Kenal saja tidak, apalagi dukung ? 
Karena tidak pernah mendukung doi itu "seseorang yang tidak terkenal namanya", maka ujug2 saya dituding fanatik pada Ahok dan kacaunya lagi menerima dana miliaran rupiah sebagai tim suksesnya. Wah, kalau nerima tentu saya sekarang sudah split keliling GBK.

" Kamu fanatik sama Ahok !'
" Lah kan saya liat track recordnya. Jadi saya harus dukung siapa? Yusril ? Ahmad dhani? Adhyaksa? Sandiaga uno? Siapa ? Sebutkan dong.. '

" Ya, kan bisa dukung si anu....."
" Mendukung karena apa ? Karena apa yg si anu lakukan? Memang apa yg dia lakukan? Saya kok ga pernah dengar? Secara, saya ini mengamati banyak media... Atau mendukung karena agamanya sama? Kalau hanya based on agama, lalu siapa yg fanatik sebenarnya? Saya jadi disuruh membeli kucing dalam gamis... Ga kenal kok dukung.. Lagian, dia didukung partai apa? Independen? Sudh berapa ktp didapat? Jangan2 sdh didukung, lolos jadi calon aja kagak... Bisa2 kayang semua pendukungnya.."

Bingung saya, saya berusaha rasional tapi dituding gak rasional.

Sebagai catatan ya, berbie sempak pink cerah... 

Mencalonkan itu ga ujug2 muncul begitu saja, trus kampanye bahwa sudah melakukan ini itu. Prosesnya panjang, jauh sebelum kampanye dilakukan. Dia harus melakukan banyak hal spy orang simpati padanya. Misalnya, terkenal karena membela wong cilik. Rumah makan yang sering dikunjungi orang bukan karena iklan2nya yang besar dan terpampang dimana2, tapi karena ia dikenal dari mulut ke mulut, rekomendasi dari banyak orang dan terbukti memang endang... 

Pahamkan itu, sayur....

Ini pertama dan terakhir saya ngomong begini, hanya karena menghormati orang yg sudah mention2 dan tag2, tapi saya cuekin... Entah kenapa saya harus di mention, apa karena follower saya banyak ? Dan berharap ketika saya mau membahas itu maka orang itu akan juga di kenal ? Lha, siapa saya ?

Lebih baik minum kopi dengan enak, santai dan berbicara tanpa kepentingan.. Jadilah orang merdeka, bukan karena diikat oleh oleh banyak keinginan. Merdeka dalam berfikir dan bertindak, bukan karena disetir.

Oke untuk calon yang saya tidak kenal siapa dia, selamat berjuang.. Dan untuk para jubirnya, selamat meradang... Saya adalah apa yg saya pikirkan, bukan apa yg kalian pikirkan. 

Catet ya... Besok ujian...

[denny siregar]


Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment