Thursday, March 24, 2016

Anjing dan Aa Gym


Dunia Hawa - Fanpage Aa Gym menyampaikan keberatan terhadap penggunaan anjing pelacak di bandara, dengan alasan anjing itu bernajis, sehingga akan mengganggu orang yang telah diperiksa. Ia jadi tidak bisa salat karena pakaiannya bernajis. Aa Gym minta agar pihak Angkasa Pura 2 menghormati hak-hak kaum muslim untuk tidak terkena najis.

Lalu sebaiknya bagaimana, wahai Aa Gym?

Mari kita lihat dulu dari sisi fiqh. Para ulama berbeda pendapat soal status najis anjing. Pertama, mazhab Maliki berpendapat anjing adalah suci, termasuk liurnya. Sedangkan mazhab Syafi'i berpendapat bahwa anjing adalah najis termasuk bulunya. Adapun Hanafi berpendapat bulu anjing suci, sedangkan liurnya najis. Yang diklaim Aa Gym soal najis itu sebenarnya masih dalam wilayah khilafiyah. Tidak semua ulama memutlakkan bahwa anjing itu najis semua. 

Tapi di luar soal itu, pemakaian anjing pelacak ini tujuannya sangat maslahat sifatnya. Anjing punya penciuman tajam yang bisa melacak banyak bau, seperti narkotika, bom, senjata, serta mengenali bau manusia pelaku kejahatan. Karenanya banyak kepolisian di berbagai negara menggunakan anjing sebagai pembantu kerja polisi. Sejauh ini belum ada hewan lain atau alat yang bisa dipakai untuk menggantikan fungsi anjing pelacak. Karena itu ia dipakai terus. 
Nah, tidakkah kaum muslim Indonesia mau sedikit berkorban untuk kemaslahatan bersama ini, alih-alih menggerutu soal hak? Soal terkena najis itu banyak sekali solusinya. Apa salahnya berganti baju, kalau dalam pemeriksaan ia terkena najis? Tapi sejauh yang saya ingat, yang diendus anjing dalam pemeriksaan bandara bukan manusia atau pakaiannya, melainkan koper. Jadi mohon maaf, keluhan Aa Gym ini terkesan mengada-ada.

Lalu, apa sebaiknya yang harus dilakukan oleh pihak bandara? Aa Gym tidak memberi saran. Ia sekedar menggerutu saja. Sayang sekali. Ulama seharusnya seorang pemberi solusi, bukan penggerutu. Cuma satu hal perlu kita garisbawahi. Benarkan isi fanpage itu ditulis sendiri oleh Aa Gym, atau sesuai dengan arahan dia? Jangan-jangan hanya dikelola oleh orang-orang yang tidak punya ilmu. Kalau begitu adanya, lebih patut disesalkan lagi.

[DR.Hasanudin Abdurakhman]



Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment