Sebenarnya, radikal bebas tetap diperlukan
tubuh dalam jumlah tertentu, karena ia bagian dari sistem pertahanan
tubuh kita. Radikal bebas bertugas melindungi tubuh terhadap 'serangan'
dari luar, misalnya virus penyakit. Namun, radikal bebas menjadi
berbahaya jika jumlahnya berlebihan. Radikal bebas yang berlebihan akan
mengganggu produksi hormon. Padahal, hormon adalah 'generator' dalam
tubuh kita. Jika produksi hormon tidak baik atau kurang, organ-organ
tubuh pun otomatis tak baik juga.
Keluhan yang umum
dirasakan wanita akibat radikal bebas yang mengganggu hormon antara lain menurunnya daya ingat dan penglihatan, gangguan jantung, osteoporosis, nyeri sendi, kulit kering, dan menopause dini.
Untuk
mengatasinya, kita harus menumpas radikal bebas yang berlebihan di
tubuh. Sayangnya, kita tak bisa menghindar dari paparan radikal bebas.
Salah satu penyebab utamanya adalah stres. Selain itu, segala aktivitas
yang menghasilkan pembakaran bisa menimbulkan radikal bebas. Ketika
memasak, kita terpapar radikal bebas dari api kompor.
Saat beraktivitas outdoor, kita
terpapar radikal bebas dari sinar matahari atau polusi dari kendaraan
bermotor. Bila mengonsumsi makanan olahan, gorengan, atau makanan yang
dipanggang, kita juga akan terpapar radikal bebas. Bahkan, di dalam
rumah sekali pun, kita terpapar radikal bebas dari sinar lampu.
Tapi tak usah cemas. Meskipun mustahil untuk menghindari radikal bebas, kita tetap bisa melawannya dengan antioksidan. Antioksidan adalah zat yang mampu melindungi sel-sel tubuh dari radikal bebas.
Antioksidan bisa didapatkan melalui dua cara yaitu, dari dalam tubuh dan dari luar tubuh.
- Anti oksidan dari luar tubuh bisa didapatkan melalui makanan yang mengandung vitamin A, C, E, betakaroten, dan polifenol. Oleh karena itu, banyak mengkonsumsi makanan yang merupakan sumber antioksidan dapat menjadi salah satu cara untuk melindungi kulit dari penuaan dini yang disebabkan oleh dampak radikal bebas.
- Dari dalam tubuh (endogen), yakni dengan enzim super oksida dismutase (SOD), glutation peroksidase (GSH Px), perxidasi, dan katalase yang diproduksi oleh tubuh sebagai antioksidan.
Antioksidan bisa didapat dari sayur dan buah-buahan, antara lain tomat, bayam, wortel, brokoli, dan jeruk. Namun, untuk mencukupi antioksidan dalam tubuh, kita memerlukan porsi sayur dan buah dalam jumlah besar. Apalagi jika kondisi kesehatan sedang menurun. Selain itu, bila cara memasak dan mengolah makanan tidak benar, antioksidan didalamnya akan rusak.
Ada satu cara mudah dan praktis untuk menjamin kecukupan antioksidan di dalam tubuh, yaitu dengan minum susu yang mengandung antioksidan. Kini, telah ada susu khusus yang diperkaya antioksidan F (vitamin A, C, E dan selenium) yang membantu menumpas radikal bebas dari sel-sel tubuh yang menimbulkan bermacam-macam gangguan kesehatan serta penyakit degeneratif. Antioksidan F adalah Factors, yaitu kombinasi antioksidan yang ideal karena berbagai antioksidan yang bekerja sama akan lebih maksimal dibandingkan satu jenis antioksidan saja.
Susu bisa disebut 'paket komplet'. Susu yang hanya mengandung tinggi kalsium saja tidak cukup, di mana kalsium memang bermanfaat bagi tulang, namun bagi organ penting lainnya seperti jantung, kalsium tidak banyak bermanfaat. Jadi selain mengandung tinggi kalsium, perlu dilengkapi dengan Antioksidan F (Vitamin A,C,E, selenium) dan omega 3 dan 6, sehingga selain menurunkan risiko osteoporosis, juga berguna dalam menjaga kesehatan jantung dan mencegah kanker.
Meskipun tinggi manfaat, wanita terkadang ragu mengonsumsi susu. Alasannya: takut gemuk! Anggapan ini salah. Minuman atau makanan yang kaya kalsium -apalagi yang rendah lemak- justru mampu menurunkan berat badan, karena kalsium membantu pemecahan lemak dari makanan. Agar lebih aman lagi, pilihlah susu yang rendah laktosa sehingga tak menimbulkan gejala diare, berpemanis sukralosa yang aman bagi diabetesi, serta rendah natrium yang aman bagi penderita hipertensi.
Coba bisnis yang satu ini, click di sini!!!
Sumber : http://www.pesona.co.id, Dr. Amarullah H. Siregar