Banyak pasangan yang menunda kehamilan karena menganggap diri masih
muda, sehingga masih punya banyak waktu untuk merencanakan kehamilan.
Saat sudah siap untuk punya anak, ternyata kehamilan tak kunjung
terjadi. Hal ini tentunya kerap menimbulkan perasaan menyesal karena
telah membuang-buang waktu.
Penyebab kesulitan hamil ini ada
kemungkinan terkait dengan pilihan penggunaan alat kontrasepsi sewaktu
menunda kehamilan, demikian menurut dr Caroline Tirtajasa, SpOG(K),
Konsultan Sub-Spesialis Fertility dan Hormon Reproduksi FKUI/RSCM.
"Pasangan
yang belum punya anak biasanya dianjurkan untuk menggunakan metode
kontrasepsi pil, karena masa subur dapat cepat kembali setelah
penggunaan pil dihentikan," ungkap dr Caroline.
Metode KB suntik,
terutama suntik tiga bulan, bisa menimbulkan efek berkepanjangan.
Sementara KB spiral atau IUD sering menyebabkan keputihan dan infeksi,
terutama bagi pasien yang lalai atau tidak pernah kontrol. Risiko
terbesarnya adalah infeksi mulut rahim yang menjalar dan menyebabkan
infeksi pada saluran telur, sehingga saluran telur tersumbat dan
akhirnya terjadilah infertilitas.
Saran terbaik, jangan tunda lagi
kehamilan. Sejalan dengan pertambahan usia, penyakit-penyakit yang
tadinya tidak ada bisa saja muncul. Penyakit-penyakit yang sudah ada
tetapi tidak diketahui, seperti endometriosis yang prosesnya makin
progresif, bisa membawa dampak berupa infertilitas. Paparan polutan dan
radikal bebas juga bertambah, sehingga bisa menurunkan kualitas sel
benih (berupa sel telur dan sel sperma), lalu mempersulit kehamilan.
Pastikan
kita menjalani pola hidup sehat, seperti tidak merokok, menjauhkan
gelombang telepon seluler dari area reproduksi, dan tidak menaruh laptop
di pangkuan, karena bisa menurunkan kualitas sel benih.
buka juga yang ini :
Susah Hamil, Kapan Harus Berpasrah?
Pola Makan Ibu Menyusui
Dampak Pola Makan Buruk pada Kehamilan dan Janin
No comments:
Post a Comment