Thursday, March 9, 2017

Akhirnya PT Sidomuncul Ketakutan Juga, Syuu!!!


DUNIA HAWA - Benar-benar sinting! Hanya karena cuitan sekali, kontrak Ernest Prakasa sebagai bintang iklan dipastikan berakhir dan tidak diperpanjang. Saya akan mengritisi kebangsatan ini, pertama-tama dengan membaca penjelasan Irwan Hidayat, Direktur PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk. Simak cuitan sodara Irwan Hidayat berikut ini:

“Memantau percakapan yg terjadi di media sosial, khususnya dengan postingan sdr. Ernest Prakasa, kami memberikan klarifikasi sebagai berikut.”: 

“Apa yang ditulis Ernest di media sosial adalah tanggung jawab pribadinya yang tidak terkait dengan brand Tolak Angin,”

“Dalam kontrak perjanjian kami dengan semua bintang iklan, dengan jelas dinyatakan agar ybs menjaga ucapan dan perilaku yang bisa membawa konsekuensi kepada brand,”

“Bahwa PT Sidomuncul sebagai perusahaan publik selalu memiliki komitmen untuk fokus pada kualitas produk, sehingga tidak relevan bagi kami untuk terlibat dalam kegiatan politik praktis,”

“PT. Sidomuncul sepakat untuk mendukung demokrasi di media sosial agar tercipta pikiran-pikiran positif untuk hal yang lebih baik,”

“Bahwa kontrak dgn Ernest memang akan segera berakhir & secara pribadi Ernest sudah menyampaikan permintaan maaf & penyesalan kepada kami,

“Kedepan kasus ini akan menjadi pembelajaran bagi kami agar lebih berhati-hati dalam menjalankan kerja sama dengan bintang iklan,”

Kenapa sinting?

Kenapa bangsat?

Pertama, PT Sidomuncul ternyata kalah dengan cuitan orang-orang di media social, yang memang kerjaannya nyinyir dan menebar kebencian. Ini benar-benar tidak masuk akal. Perusahaan sekelas-segede Sidomuncul bertekuklutut pada nyinyiran mulut-mulut seperti Jonru dan gerombolannya. Kalau mau diselidiki lebih jauh, Sidomuncul ataupun pihak-pihak yang punya nalar sehat seharusnya mudah menjawab pertanyaan ini: Berapa kekuatan nyinyiran orang-orang yang itu-itu juga di media social dibanding dengan kekuatan orang-orang warasnya di dunia nyata??

Kekuatan, atau konkritnya jumlah, orang yang punya mulut bau seperti Jonru tak banyak sebenarnya. Tiap hari orang-orang yang sama update status atau bikin cuitan yang isinya memang selalu menyerang, menjatuhkan, atau mbacot pihak-pihak lain, padahal jumlah mereka bisa dihitung dengan jari.

Tetapi, coba lihatlah! Status atau cuitan nyinyir itu dibesar-besarkan oleh media, dijadikan viral, dan akhirnya tampak seperti mewakili kebenaran universal, tampak seperti mewakili semua orang! Media, termasuk televisi, tanpa nalar sehat, menyerobot begitu saja, mencomot begitu rupa dan memberitakan apa yang dianggap sebagai viral di media social.

Orang-orang yang otaknya waras dipaksa gila untuk menerima apa yang di-bacot-kan orang-orang yang itu-itu juga, macam mulut comberan jonru dan hamba-hambanya yang jumlahnya bisa dihitung dengan jari balita.

PT Sidomuncul akhirnya menjadi tidak waras karena ia lebih memilih mendengarkan apa yang dinyinyirkan segelintir orang di media social, ketimbang berpikir waras bahwa konsumen di dunia nyata, di berbagai pelosok, di desa-desa di dusun-dusun, yang tiap hari gak bakalan ngurusin mulut-mulut bau di media social, malah bisa jadi gak pernah mengenal twitter, jumlah mereka sama sekali tidak bisa dibandingkan dengan jumlah mulut-mulut comberan jonru!

Tetapi lihatlah!

Sidomuncul malah membuat klarifikasi, dan isi dari klarifikasi-nya itu absurd dan sangat tidak waras. Dikatakan bahwa komitmen Sidomuncul adalah kualitas produk, dan tidak terlibat dalam kegiatan politik. Ya memang tidak ada relevansinya antara kualitas produk dan kegiatan politik. Lha kalau mau bergiat di politik, bikin aja Partai Politik Sidomuncul! Menghubungkan antara kualitas produk dengan persoalan politik merupakan logika yang aneh dan sesat. Sepertinya, itu direktur PT Sidomuncul perlu diajari logika dan tata bahasa yang baik dan benar!

Kalau mau mengakhiri dan tidak memperpanjang kontraknya dengan Ernest karena sebuah cuitan Ernest yang tak ada hubungannya dengan Sidomuncul. Harusnya Sidomuncul bilang seperti ini:  “Sebagai perusahaan publik selalu memiliki komitmen untuk fokus pada penjualan produk yang menjangkau dan diterima semua lapisan…” daripada kalimat ngawur yang berbunyi seperti ini: “Sebagai perusahaan publik selalu memiliki komitmen untuk fokus pada kualitas produk. O, jadi gara-gara cuitan Ernest yang hanya sekali itu produk jamu sidomuncul jadi turun atau dianggap akan turun kualitasnya gitu?

Yang lebih aneh dan semakin nggak waras, adalah isi cuitan selanjutnya:

“PT. Sidomuncul sepakat untuk mendukung demokrasi di media sosial agar tercipta pikiran-pikiran positif untuk hal yang lebih baik,”

Dengan mengatakan bahwa Sidomuncul mendukung demokrasi, itu sama artinya Sidomuncul menyerempet atau memasuki wilayah politik. Bisa dikatakan pula bahwa pernyataan ini merupakan siasat/politik dagang! Coba pikir, sebelumnya berkata bahwa Sidomuncul tidak terlibat dalam kegiatan politik pratis, tetapi beberapa saat kemudian pernyataannya justru menunjukkan keterlibatannya berupa politik dagang!

Di samping itu, kalau Sidomuncul benar-benar mendukung demokrasi, kenapa ia harus mengambil langkah tegas dengan mengakhiri dan tidak memperpanjang kontraknya dengan Ernest, sementara Ernest tengah menggunakan hak-nya, walau sekali, untuk menyatakan pendapat dan bersuara? Bukankah hak menyatakan pendapat dan bersuara merupakan salah satu bentuk demokrasi, syuuuu??

Kedua, pada akhirnya saya harus mengatakan bahwa ternyata PT Sidomuncul tak lebih dan tak kurang hanyalah suatu perusahaan yang hanya mengejar keuntungan semata tanpa memedulikan akal sehat dan kewarasan. Sidomuncul akhirnya seperti TransTV yang bereaksi gila dengan apa yang dicuitkan oleh stand-up comedian Uus.

Mending kalau cara bereaksinya seperti Sari roti. Sari roti yang dinyinyiran “jutaan umat Islam” ternyata tak bergeming dan konon sahamnya justru melesat sejak diboikot “jutaan orang yang akalnya sengkleh”.

@taufiqurrqhman al-aziz

Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment