Tuesday, January 17, 2017

Denny Siregar ; Menaklukan Beruang Freeport

DUNIA HAWA - Tambang Freeport adalah negara di dalam negara. Selama 50 tahun -sejak perjanjian dengan pemerintah Indonesia thn 1967- Freeport menguasai areal tambang dimana pemerintah pun sulit menyentuhnya. Karena itu perjanjian mereka disebut Kontrak Karya.


Menjadikan mereka sebagai perusahaan tambang biasa yang tunduk pada hukum di Indonesia, sulitnya minta ampun. Apalagi banyak "tangan tangan tidak kelihatan" yang melindungi Freeport, dan itu bukan tangan biasa.

Ketika Presiden SBY mau lengser, entah kenapa mereka malah buru buru menanda-tangani perpanjangan Kontrak Karya Freeport sampai 2041. Padahal sesuai perjanjian dengan pemerintahan orde baru, Kontrak Karya Freeport akan berakhir di tahun 2021.

Disinilah biang keributan pada waktu itu...

Pemerintahan Jokowi jelas punya kebijakan sendiri. Ia ingin Freeport kembali ke bumi pertiwi. Dan supaya pengambil-alihannya bisa sesuai konstitusi, maka Freeport harus menjadi usaha tambang biasa supaya bisa tunduk pada hukum RI.

Tarik menarik terjadi. Dan kita sudah menyaksikan drama menarik dengan korban Setya Novanto yang jatuh dari kursi Ketua DPR RI..

Kegaduhan waktu itu, membuat kesal Jokowi. Seperti kita tahu, ia tidak suka dengan ribut ribut yang menyita energi. Maka, Sudirman Said pun diganti..

Akhirnya sesudah keributan mereda, Jokowi pun memasang duet Ignasius Jonan dan Arcandra Tahar. Jonan tukang gebrak, Archandra sebagai pengumpan. Mereka itu seperti duet klasik Christiano Ronaldo dan Mesut Ozil di Real Madrid.

Freeport digiring supaya menyerah. Peluang goal ada pada masa perpanjangan ijin ekspor mineral olahan atau yang disebut konsentrat yang berakhir 11 Januari lalu.

Freeport diancam, kalau tidak mau merubah Kontrak Karya menjadi ijin usaha pertambangan biasa, maka Freeport dilarang ekspor konsentrat. Ini bencana buat Freeport karena disitulah sumber makan mereka. Akhirnya Freeport pun menyerah. Mereka sudah terlalu lelah dengan semua perkelahian ini.

Pemerintahan Jokowi ini beda. Pertarung-petarungnya bukan kelas bayaran - maksudnya, dibayar selesai perkara, tetapi benar benar para pejuang yang membawa nama bangsa.

Freeport mengumumkan bahwa mereka akan mengikuti permainan pemerintah, yaitu mengubah Kontrak Karya menjadi ijin pertambangan biasa. Kalau gak gitu, mereka gak boleh ekspor konsetrat. Mau makan apa ?

Kenapa kemarin kemarin Freeport tidak mau menjadi ijin usaha pertambangan biasa? Karena ketika Freeport masuk ke wilayah itu, pemerintah berhak menguasai sampai 51 persen saham mereka. Dan itu berarti Freeport akan menjadi milik kita, saudara saudara, MILIK KITA.

Info ini penting buat mahasiswa cabe-cabeaan yang kemaren demo karena cabe naik musiman. Sini dek, minum kopi biar kujelasin. Mahasiswa yang cantik aja, yang bau ketek tolong pinggirin..

Serupuzzzzz..

@denny siregar


Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment