Sunday, January 8, 2017

Apakah FPI Kumpulan Ulama?

DUNIA HAWA - Ulama di Indonesia dipahami sebagai sosok panutan bagi umat, khususnya umat Islam. Namun kini banyak umat muslim kebingungan dengan orang-orang yang disebut ulama atau mengaku ulama karena tingkahnya justru bertolak belakang dengan keulamaan seseorang. Hal ini bisa kita lihat dari tindakan-tindakan ormas yang mengklaim kumpulan ulama namun kerap melakukan tindakan kekerasan.


Misalnya, Front Pembela Islam (FPI) yang mengklaim sebagai organisasi pembela Islam. Ormas ini sering menggunakan simbol keulamaaan dan menggunakan dalil agama sebagai alasan untuk bertindak radikal. Faktanya, ormas ini kerap melakukan tindakan kriminal dan kekerasan di tengah-tengah kehidupan masyarakat yang damai.

Tindakannya sangat bertolak belakang dengan hakikat ajaran Islam yang tidak sedikitpun menganjurkan dakwah dengan jalan kekerasan.

Makna Ulama


Pengertian ulama harus dilihat dari beberapa segi karena kata ulama merupakan kata serapan. Ulama menurut bahasa adalah orang orang yang mengetahui. Kata ulama adalah kalimat jamak dari kata alim. Namun ada yang berpendapat bukan dari kata alim, akan tetapi dari kata 'aliim.

'Aliim adalah isim fail mubalaghah yang mempunyai arti: sangat mengetahui. Ulama menurut istilah adalah orang yang memiliki ilmu pengetahuan yang mendalam mengenai Alquran dan Hadis dan Menerapkan Alquran dan Hadis dalam kehidupannya. Sehingga bisa dikatakan bahwa ulamaadalah orang-orang yang mengetahui Alquran (baik bacaannya maupun kandungannya) dan mengajarkannya.

Mereka tidak hanya orang pilihan namun yang jauh dari nafsu duniawi. Ulama adalah orang yang mendapat ilmu Rasulullah SAW dan setiap harinya hanya disibukkan dengan ilmunya. Mereka dalam kesehariannya berdakwah dengan jalan damai dan santun, mengajar dan mengarang Kitab, serta dakwah lainnya yang menebar rahmat bagi siapa pun.

Singkatnya, ulama adalah orang yang bukan hanya sangat memahami ilmu agama Islam namun juga mengamalkan ilmunya. Ulama adalah orang yang mendapatkan kedudukan sangat tinggi setelah para Nabi dan Rasul, sehingga kerap disebut sebagai pewaris para nabi. Tindakannya mencerminkan kandungan ajaran dalam Alquran sehingga tidak mungkin bertindak dengan aksi-aksi kekerasan.

Mengaku Ulama


Mutakhir ini banyak orang maupun kelompok yang mengaku ulama namun tingkah lakunya jauh dari makna ulama itu sendiri. Kita bisa simak rekaman video saat demonstrasi di Jakarta yang dilakukan oleh Front Pembela Islam (FPI), salah satunya Rizieq Shihab. Mereka berdiri di atas truk namun kata-kata yang diucapkan justru bertentangan dengan makna ulama. Berkali-kali mereka melontarkan kata "bego". Selain itu, Rizieq mengeluarkan ancaman pada simbol-simbol negara.

Kata-kata yang keluar justru kata-kata kotor. Yel-yel yang dinyanyikan penuh kata-kata yang jangankan diucapkan oleh ulama, diucapkan seorang muslim saja tidak baik. Termasuk mantan Ketua Umum PAN, Amien Rais yang turut berpidato dan mengungkapkan kata-kata yang justru malah merendahkan martabatnya.

Apa lagi jika dilihat dari berbagai tindakannya, FPI kerap membuat keonaran dan kekerasan dan telah berulang kali melakukan aksi kekerasan yang mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat. FPI juga menyebarluaskan rasa permusuhan dan kebencian, baik antarsuku, agama, ras dan antar golongan, bahkan sering menyerang kelompok masyarakat tertentu. Suatu tindakan yang sama sekali tidak mencerminkan perilaku ulama.

Demikian juga dengan perwakilan Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang datang saat acara Indonesian Lawyer Club (ILC) yang bertajuk “Setelah Ahok Minta Maaf” pada 11 Oktober 2016. Saat itu, MUI diwakili oleh KH Tengku Zulkarnain dalam posisinya sebagai Wakil Sekjen MUI. Ketika diberi kesempatan mewakili MUI, Tengku Zulkarnain malah menyatakan, “Seharusnya Ahok itu dibunuh, disalibkan, dipotong kaki dan tangannya bersilangan atau diusir dari Indonesia.”

Jika dikembalikan pada terjemahan di atas, maka mereka tak sedikit pun bisa dikatakan sebagai seorangulama. Sebagaimana hadis Nabi yang sangat populer, bahwa Rasulullah Muhammad diutus ke bumi untuk menyempurnakan akhlak manusia.

Namun sayang seribu sayang, kini kian bertebaran ormas Islam yang mengaku ulama bahkan mengklaim habib, namun jauh dari  perilakuulama. Sudah puluhan tahun, sejak Indonesia merdeka, kelompok ini sembunyi-sembunyi dalam kelompok-kelompok ekslusif. Kini mereka muncul kembali dan bukan malah memberikan teladan keulamaan namun malah menuruti hawa nafsu.

@ibnu said


Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment