Monday, June 27, 2016

Proses 'Mengerikan' Pembuatan Vaksin Palsu, Cuma Pakai Cairan Infus dan.....


Dunia Hawa- Direktur Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus (Dittipideksus) menjelaskan cara pembuatan vaksin palsu bayi yang baru saja diungkap oleh Bareskrim Polri.

"Pembuatan vaksin, tempat pembuatannya rumah biasa. Sisi higienis kesehatan tidak memenuhi standar dalam memproduksi vaksin," kata Direktur Tipideksus Bareskrim Polri Brigjen Agung Setya, di Bareskrim Polri, Kamis (23/6/2016).

Dia menjelaskan, adapun bahan dasar pembuatan vaksin ini adalah cairan infus yang ditambah dengan vaksin tetanus.

"Bahan dasar, dilakukan injeksi ke dalam botol. Mereka masukan dengan cara disuntikkan. Zat yang disuntikkan, air infus ditambah vaksin tetanus. Satu kotak vaksin tetanus seharga Rp150 ribu, bisa dijadikan ratusan ampul vaksin hepatitis," terangnya.

"Dia campurkan dan masukan ke dalam sesuatu yang tidak sesuai aturannya. Untuk menyempurnakan diperlukan alat ini (alat press) dan dikemas jadi barang (vaksin)," lanjut Agung.

Adapun barang bukti vaksin palsu yang ditemukan yakni 195 sachet Hepatitis B, 221 botol Vaksi Pediacel, 364 Vial atau botol pelarut vaksin campak kering, 81 sachet vaksin penetes polio, 55 vaksin anti-Sanke dalam vaksin, bahan baku atau sarana untuk membuat vaksin, alat untuk menutup botol vaksin (alat press), dan vaksin palsu lainnya.

Bermula Dari Apotek

Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri Brigjen Agung Setya mengatakan penangkapan Hidayat dan Rita merupakan hasil pengembangan dari penggerebekan di sebuah apotek ternama berinisial ARIS di Kramatjati, Jakarta Timur, Selasa siang 21 Juni 2016.

"Dari penggerebekan di apotek, kami amankan pemilik apotek inisial MF dan seorang kurir berinisial TH alias ER," Agung menambahkan.

Setelah itu, penyidik melakukan pengembangan ‎ke lokasi pembuatan vaksin di kawasan Puri Bintaro Hijau Pondok Aren, Tangerang.

Berdasarkan pengakuan pelaku AP, yang diketahui sebagai salah satu produsen, proses pembuatan vaksin bayi palsu tersebut dimulai dari pengumpulan botol bekas vaksin yang diisi dengan larutan yang dibuat sendiri oleh nya.

Kemudian, ditempeli label vaksin yang dibuat di sebuah percetakan di Kalideres, Jakarta Barat.

"Pemilik percetakan saat ini masih kami cari," ucap Agung.

Ia menambahkan, sejumlah barang bukti sebagian telah disita oleh Bareskrim, di antaranya ‎307 vaksin campak kering, 11 vaksin BGC, tiga kemasan vaksin hepatitis B, 38 vaksin tetanus dan lainnya. Serta sejumlah alat penyulingan vaksin palsu seperti larutan kimia, botol infus, dan peralatan medis pendukung pembuatan vaksin bayi palsu.

"Kasus ini masih dalam pengembangan dan tidak menutup kemungkinan akan ada pelaku-pelaku lain yang tertangkap," Agung menandaskan.

Agung pun mengungkapkan, dari bisnis haram itu, para pelaku  dalam transaksinya dapat menghasilkan omzet hingga Rp 17,5 juta per minggunya dari hasil pemalsuan vaksin ini.

Istana Bereaksi

Wakil Presiden Jusuf Kalla pun angkat bicara. Menurut pria yang akrab disapa JK ini, perbuatan kriminal tersebut tidak bisa dibiarkan. Sebab, sangat membahayakan kesehatan bayi. "Tentu ini sangat berbahaya. Berbahaya untuk kesehatan, apalagi untuk bayi kecil disuntikkan dengan vaksin palsu," kata JK di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Jumat, 24 Juni 2016.

JK yakin, jajaran kepolisian dibantu Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sudah bekerja maksimal, untuk menanggulangi peredaran vaksin palsu ini. Sehingga tidak lagi membahayakan masyarakat.

"Soal vaksin ini kan masalah kriminal. Saya kira polisi dan BPOM sudah melakukan tugas dengan baik," JK memungkasi.

[Liputan6.com/okezone.com/huntnews.id]

Tersangka Vaksin Palsu Bayi Punya Istri Banyak, Rumah Mewah dan Mobil Pajero


Dunia Hawa - Gaya hidup tersangka pemalsuan vaksin bayi membuat mata publik terpana. Dari 13 tersangka, ada yang memiliki istri banyak, ada pula yang bergaya hidup mewah, seperti tersangka HT yang memilik rumah mewah dan mobil pajero.

HT memiliki istri berinisial RA yang juga menjadi tersangka dalam kasus vaksin palsu. HT dan RA memiliki latar belakang sebagai tenaga medis. HT adalah mantan tenaga medis sebuah pabrik otomotif dan RA merupakan bidan salah satu rumah sakit di Bekasi.
Dari media sosial RA terlihat bagaimana kehidupan mereka yang cukup wah. Dalam salah satu foto, keduanya tampak sedang bergaya di depan sebuah mobil Pajero Sport warna putih. Foto itu diambil di depan rumah berlantai dua milik mereka.

Rumah tersebut berada di kawasan elit Kemang Regency Bekasi. Direktur Dittipideksus Bareskrim Brigjen Agung Setya menuturkan, memang kehidupan para pelaku pemalsuan itu terlihat sangat tidak wajar.

”Tidak hanya soal harta ya, ada prilaku lainnya,” ujar Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dittipideksus) Bareskrim, Brigjen Agung Setya.

Selain pasangan suami istri yang memiliki rumah dan mobil mewah, ada pelaku lain yang juga memiliki prilaku di luar kebiasaan. Yakni, memiliki istri lebih dari satu.

”Jumlah tepatnya tidak perlu disebut, banyak,” tutur jenderal bintang satu tersebut.

Kondisi tersebut tentunya membuat Bareskrim memberikan hukuman yang lebih berat. Sehingga, pemalsuan vaksin itu tidak lagi terulang atau dilakukan oleh orang lain. Agung menjelaskan bahwa TPPU menjadi salah satu hukuman yang diberikan pada 13 tersangka pemalsu vaksin bayi tersebut. ”Kami telisik semua hartanya,” paparnya.

Untuk langkah awal, Bareskrim akan membandingkan antara pendapatan dari pabrik pemalsu vaksin dengan harta yang dimiliki para tersangka. Pendapatan pabrik itu akan terlihat dari dokumen administrasi yang telah disita Bareskrim.

“Namun, seperti biasa, para tersangka ini tidak mengakui berapa pendapatan yang mereka terima dari menjalankan bisnis illegal tersebut. Mereka hanya mengaku uang yang didapatkan Rp25 juta per minggu,” jelasnya.

Padahal, dalam sekali transaksi setiap jaringan pemalsu vaksin bayi ini bisa mengirimkan 200 vaksin. Harganya untuk satu vaksin saja antara puluhan ribu rupiah hingga ratusan ribu rupiah.
“Semua itu menuntun kami untuk mengetahui hasil kejahatan ini,” terang Agung.

Bila hasil analisa pendapatan pabrik vaksin dan kekayaan para tersangka cocok, maka dapat dipastikan bila mereka memang hidup berlebihan dengan memalsukan vaksin. “Kami dalami semuanya,” janjinya.

Tidak hanya itu, Bareskrim saat ini juga dengan mendata rumah sakit dan apotik mana saja yang memang menjadi pelanggan para pemalsu vaksin tersebut. Hingga saat ini memang baru ditemukan sejumlah rumah sakit swasta yang memesan vaksin tersebut.

Internal Bareskrim menyebutkan, sebenarnya yang ditelisik itu bukan rumah sakit swastanya, namun justru kalau ada rumah sakit negeri. Kalau ada rumah sakit negeri yang ternyata menjadi pelanggan pabrik vaksin palsu, maka ada indikasi lain yang bisa dikembangkan. Yakni, korupsi.

“Tentunya, upaya untuk menemukan dugaan pidana lain dalam sebuah kasus perlu dilakukan. Sehingga, semuanya bisa terbongkar dan menjadi pelajaran bersama. Tidak boleh ada kasus semacam ini,” ujarnya.

Agung Setya menambahkan bahwa memang Bareskrim tidak hanya menargetkan enam jaringan pemalsu vaksin tersebut. Namun, alur dari produksi hingga distribusi vaksin juga harus diungkap.

“Ibaratnya, kasus ini akan diteliti hingga ke akar-akarnya,” papar Agung Setya.
Siapapun yang terlibat dengan peran apapun, tentu harus bertanggungjawab atas perbuatannya. Dia menegaskan, Bareskrim ingin melindungi generasi bangsa dari oknum yang hanya ingin mengambil keuntungan dengan cara yang tidak sah secara hukum.

”Kami berusaha melindungi masa depan bangsa ini,” jelas Agung Setya.

Perlu diketahui, jaringan pemalsu vaksin bayi ini ternyata tidak berdiri sendiri. Bareskrim mengendus bahwa jaringan ini berkomunikasi dan saling membantu. Namun, belum diketahui sedalam apa mereka bekerja sama.

”Kalau saling mengetahui itu sudah pasti, tapi apakah mereka belajar dari kelompok atau sosok yang sama, sedang didalami,” terangnya. 

[beritateratas]

Lulung Konspirasi Pecah Jokowi Ahok?


Dunia Hawa - Pernyataan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang dipelintir media dengan mencoba mengait-ngaitkan Presiden Joko Widodo (Joko) ke dalam kasus Reklamasi banyak menuai kecaman keras, tak terkecuali dari Wakil ketua DPRD DKI Jakarta, Abraham Lunggana alias Haji Lulung.

Karenanya, Politikus asal PPP ini pun meminta agar pemerintah bersikap tegas terhadap pernyataan Ahok yang menyebut Jokowi tak akan jadi Presiden jika tidak disokong oleh pengembang.

"Sudah, tangkap saja Ahok. Perintahkan saja agar KPK menangkap dia. Biar dibuktikan di situ kalau Ahok mau melibatkan Pak Jokowi. Padahal, tidak ada apa-apa dengan Pak Jokowi," ungkap Lulung seperti dikutip dari inilah.com, beberapa waktu lalu.

Lulung pun menilai bahwa selama ini Ahok tengah membuat propaganda politik di tengah masyarakat, dengan dibantu oleh Teman Ahok selaku relawannya.

"Katanya sudah satu juta KTP. Itu propaganda saja, tidak ada satu juta KTP. Tidak akan pernah terkumpul sebanyak itu. Selama ini, dia (Ahok) melakukan psywar untuk membentuk opini publik supaya orang selalu percaya," pungkas Lulung.

Padahal apa yang disampaikan Ahok tidak seperti yang dipelintir media, coba disimak baik - baik pernyataan Ahok. Adakah statemen yang menjurus kepada upaya menuduh Jokowi tidak bisa jadi presiden tanpa bantuan pengembang?? Tapi nyatanya beberapa hari, banyak media - media memelintir judul ini demi untuk memecah belah Jokowi dan Ahok juga para pendukung. 

Berikut pernyataan Ahok yang dipelintirkan media:

 Pak Jokowi tidak bisa jadi Presiden kalau ngandalin APBD, saya ngomong jujur kok. Jadi selama ini kalau bapak ibu lihat yang terbangun sekarang, rumah susun, jalan inpeksi, waduk semua, itu semua full pengembang, kaget gak,”
kata Ahok di vidio yang diunggah oleh Humas Pemprov DKI di Youtube.

Kata Ahok, Agung Podoromoro merupakan pengembang yang paling kooperatif dalam membantu Pemprov DKI. Agung Podomoro berperan dalam banyak proyek infrastuktur di era Jokowi, seperti revitalisasi Waduk Pluit, pembangunan delapan tower rumah susun, pembangunan taman dan jalan inspeksi.

Seharusnya pernyataan yang seperti ini mudah dicerna oleh semua pihak, tak terkecuali wakil rakyat seperti Haji Lulung. Kecuali Haji Lulung belum pernah mendengar dan melihat videonya. Namun bila sudah melihat dan masih beropini demikian, mungkinkah haji Lulung jadi bagian dalam skenario konspirasi memecah belah Jokowi - Ahok? Menurut anda?

Berikut ini Videonya:




[beritateratas]

Valak Aja Mau Berubah, Masak Lu Enggak?


Dunia Hawa - Dulu saya hampir tidak percaya bahwa negara ini bisa membuat kepala saya tegak kembal.

Entah berapa tahun saya harus menundukkan kepala ketika orang berbicara tentang Indonesia. Di Malaysia saja, saya menemukan banyak sekali nada meremehkan tentang negara ini. Mulai dr sebutan "orang Indon" sampai saya bertemu dgn beberapa orang yg menganggap Indonesia isinya cuman pembantu saja. 

Hari ini saya melihat betapa Indonesia sudah begitu dihargai, bukan karena kemajuan pesat pembangunan infrastrukturnya saja. Bahkan kerendahan hati Presidennya, yang dengan santainya naik pesawat ekonomi menjadi bahan perbincangan teman2 saya di Malaysia. Hal yang mereka rindukan dan sulit mereka temukan pada pejabat di negaranya.

Dulu saya juga hampir tidak percaya bahwa Jakarta bisa menjadi kota yang ramah. 

Ganasnya Jakarta terkenal di seluruh negeri karena penduduknya yg beragam dan terkenal dengan jargon, "siapa yg kuat dia yang menang". Banyak orang kalah di Jakarta yg terabaikan dan kalau lu ga punya duit utk beli kendaraan pribadi, lu termasuk golongan orang2 pencium bau ketek segala aroma mulai yg busuk sampe yg tidak tertahankan.

Sekarang kemana2 murah dan terjangkau. Sungai2 sudah mulai bersih dan pembangunan tertata. Dibangunnya sistem transportasi massal yg manusiawi membuat saya kembali betah tinggal di Jakarta. Saya membayangkan 5-10 tahun lagi jika semua dilakukan dgn benar, Singapore pun pasti akan iri hati.

Kenapa kita bisa berubah ?

Karena kita mau. Kita menolak segala bentuk pelecehan terhadap simbo!2 kebanggaan kita. Perubahan itu terjadi karena kita mau mengoreksi segala kelemahan kita. Kita tidak malu mengolok diri kita sendiri bahwa dulu kita lemah. Kita tidak bersembunyi di balik kebanggaan tanpa berusaha memperbaiki diri. Kita yang harus merubah nasib kita sendiri, bukan orang lain.

Dulu saya tidak percaya jika Polri bisa menjadi institusi yg dibanggakan, benar2 mendapat tempat di hati dan menjadi tempat bersandar hukum yg selama ini hanya berupa mimpi yg tak terbeli Aparat berwibawa bukan karena ia ditakuti, tetapi segan karena institusinya bersih.

Tapi sesudah saya melihat bahwa kita semua bisa berubah jika kita mau, saya percaya bahwa kelak pak Tito bisa mengikuti langkah Ahok dan Jokowi. Dimana saya selalu menyediakan kopi hitam panas setiap pagi sebagai penghormatan tertinggi bagi karakter yang tidak sibuk dengan dirinya sendiri.

Saya percaya dan semoga lembaga yg dicintai sekaligus dibenci ini bisa menjadi hanya dicintai tanpa pernah lagi dibenci.

Dulu saya tidak percaya setan bisa mendapatkan hidayah... sampai saya melihat Valak yang ternyata sekarang sudah berhijab...

Asu dahlah...

[denny siregar]