Thursday, December 22, 2016

Natal Mengubah Kehidupan

DUNIA HAWA - Dalam sebuah film diceritakan seorang anak manusia yang ketika masih bayi ditinggalkan oleh orang tuanya di hutan. Anak ini kemudian diasuh oleh seekor beruang sampai ia dewasa. Pada suatu hari, suatu rombongan ekspedisi melewati hutan itu dan berjumpa dengan orang tadi.


Rombongan itu berusaha untuk menyapa dia dan menanyakan informasi, tetapi orang itu tidak dapat berkomunikasi dengan bahasa manusia. Sebaliknya, ia mengeluarkan suara seperti suara beruang dan gerakan tubuhnya pun seperti gerakan beruang.

Cerita ini menerangkan suatu hal kepada kita, bahwa sifat, cara hidup, dan kelakuan seseorang sangat dipengaruhi oleh pergaulannya. Kita bersifat dan berbuat seperti manusia karena kita bergaul dengan manusia setiap hari sejak lahir hingga saat ini.

Begitu besarnya pengaruh pergaulan atas diri seseorang, sehingga lingkungan pergaulan biasanya menjadi salah satu pertimbangan untuk kita untuk memilih tempat tinggal, untuk memlih sekolah bagi anak-anak kita, untuk memilih pekerjaan dan bidang usaha lain.

Banyak contoh nyata bagaimana anak yang baik berubah menjadi brutal setelah bergaul di dalam lingkungan yang brutal, dan orang yang jujur berubah menjadi tidak jujur setelah bekerja dalam linkungan yang tidak jujur. Akan tetapi di pihak lain, kehadiran seseorang di dalam suatu lingkungan pergaulan juga bisa mempengaruhi lingkungan itu. Contoh orang yang dapat mempengaruhi lingkungan adalah Romo Mangun.

Ia sengaja bergaul dengan para pemulung, tukang jambret, gelandangan yang tinggal di kolong jembatan. Mereka terbiasa dengan cara hidup sembarangan dan jorok. Tetapi Romo tersebut tidak berubah menjadi seperti mereka. Sebaliknya kehadiran Romo Mangun di sana telah mengubah cara hidup orang-orang itu.

Mereka lebih tahu tentang kebersihan, lebih tekun bekerja dan lebih jujur. Jadi, kita bisa dipengaruhi oleh pergaulan kita, tetapi bisa juga kita mempengaruhi pergaulan kita.

Sebenarnya setiap orang pada umumnya mempunyai lebih dari satu lingkungan pergaulan. Kita punya lingkungan pergaulan di tempat kerja, di sekolah, lingkugan keluarga, lingkungan masyarakat sekitar dan lain lain yang mempegaruhi kita atau yang mau kita pengaruhi, itu tergantung kita sejauh mana kita dipengaruhi dan mempengaruhi.

Sebagai orang yang memiliki kepercayaan, sebenarnya kita memiliki suatu lingkungan pergaulan yang sangat penting, yang dapat mempengaruhi kita dengan pengaruh-pengaruh yang baik yaitu pergaulan dengan Allah.

Di bulan Desember ini umat Kristiani merayakan hari Natal yang setiap tahun tidak lupa dirayakan. Perayaan-perayaan dilakukan untuk menyambut hari kelahiran Juru selamat yang membawa bangsa-bangsa keluar dari penderitaan dan membawa perubahan yang radikal.

Saya merasa terkesan pada waktu saya merayakan Natal, menurut saya sangat sederhana yang acaranya dirancang dengan baik, pesan perayaan Natal tersebut bagaimana kita bisa menjaga hubungan dengan Allah, dalam pengertian saya, bagaimana kita menjaga pergaulan dengan Allah dan pergaulan dengan sesama, saya diingatkan untuk mendedikasikan hidup sehari-hari di lingkungan keluarga dan lingkungan sekitar.

Mengingat permasalahan bangsa ini yang begitu banyak dan kompleks mulai dari masalah korupsi, pengangguran, kemiskinan, bencana alam, bencana alam yang melanda Krisis kerukunan umat beragama, gempa, dan terorisme yang mengakibatkan banyak korban jiwa yang membuat negeri ini menjerit bahkan masyarakat seakan-akan putus asa untuk bisa menikmati hidup.

Gambaran ini seharusnya membuat kita sadar akan apa yang terjadi dan cerminan bagi kita untuk lebih menjaga pergaulan dengan Tuhan bahkan ciptaannya.

Natal bagi saya seharusnya membawa perubahan seperti yang dilakukan Romo pada cerita di atas, bukan kemewahan atau kemegahan. Natal seharusnya mengingatkan kita kepada kesederhanaan serta fungsi kita sebagai garam dan terang dunia. Artinya, seharusnya kita mempengaruhi lingkungan pergaulan kita dengan pengaruh Injil. Tetapi kita tidak dapat menjalankan fungsi itu, jika kita tidak cukup kuat.

Pada kenyataannya, banyak orang Kristen yang jangankan menjadi garam dan terang, bahkan ikut menggelapkan dunia dan menambah pahit kehidupan di dunia ini. Kalau orang-orang lain bertengkar, kita pun turut meramaikan arena pertengkaran dunia itu dengan pertengkaran di antara kita sendiri. Kalau orang lain hanya sibuk dengan dirinya sendiri, gereja juga terlalu sibuk dengan kepentingan-kepentingan sendiri.

Kita tahu banyak teori tentang kasih, pengampunan, pengorbanan dan sebagainya, tetapi di dalam menghadapi masalah-masalah intern kita sendiri sebagai anggota gereja, teori itu sering tidak bisa di pakai. Sebaliknya kita lebih sering dipengaruhi oleh cara-cara yang egois, sombong, dan berperasaan.

Lingkungan yang seperti itulah yang banyak kita temui di dalam dunia, khususnya negeri ini. Ini membuat kita bukan hanya tidak bisa menjadi berkat, tetapi juga tidak bisa menikmati berkat Tuhan.

Begitu kuatnya pengaruh lingkungan pergaulan terhadap diri kita, sehingga untuk menyelamatkan hidup kita dari pengaruh yang buruk itu amatlah sulit, tidak cukup apabila kita hanya mengetahui teori tentang sifat-sifat Allah saja. Kita perlu mengalaminya sendiri dengan lebih banyak bergaul dengan Allah. Supaya kita lebih dipengaruhi oleh Dia daripada dunia. Dalam perayaan Natal ini mari kita lebih bergaul kepada Allah dan melakukan perubahan yang nyata.

@benni sinaga


Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment