Wednesday, November 2, 2016

Memahami Gaduh 4 November


DUNIA HAWA - Kita sudah paham gaya pejabat politik Indonesia.. semakin keras bereaksi membantah, justru semakin mecurigakan ada yang disembunyikan..

Adalah fakta yang tak perlu diragukan, gerakan massa masif seperti aksi 4 Nov tidak mungkin terlaksana apabila tidak ada pendanaan. Dana adalah aspek krusial dari suksesnya penggerakan massa seperti itu.  

Nah, Isu yang santer beredar adalah FPI menerima kucuran dana sampai 10 milyar dari mantan petinggi negeri ini, yang ingin Ahok tumbang sebelum berlaga di Pilgub DKI 2016..

Tentu saja ini dibantah FPI, dan sangat sulit untuk dibuktikan.. tapi 4 PERISTIWA KUNCI ini akan membantu kita memahami apa yang sedang terjadi dan tokoh intelektual dibelakangnya..

1. Peringatan Panglima TNI


Minggu 30 Oktober, Panglima TNI Jend. Gatot Nurmantyo, di lap Kopassus grup 1 Banten, memberikan pernyataan keras, bahwa TNI tidak akan mentolerir gerakan yang berniat memecah belah bangsa, mengadu domba, provokasi melalui politisasi SARA. TNI akan menumpas kelompok yang mengancam keutuhan NKRI, dan todak akan ragu bertindak.

Yang perlu dicermati disini, kenapa pengumuman TNI dilakukan di markas Kopassus?

2. Jokowi Temui Prabowo


Senin 31 Oktober, Presiden RI sambangi Ketum Gerindra Prabowo Subianto yang juga mantan Danjen Kopassus, sehari setelah Panglima TNI beri peringatan di markas Kopassus..

Kebetulan? Tentu tidak.

Selesai pertemuan, baik pak Presiden maupun pak Prabowo memberikan jawaban diplomatis kepada wartawan tidak mau mengakui materi sensitif yang dibicarakan.

Namun berdasarkan bocoran dari banyak pihak, pertemuan tersebut sebagai antisipasi Istana atas aksi massa yang akan digelar pada 4 November 2016

3. SBY Temui Wiranto


Selasa 1 November, tiba tiba mantan Presiden SBY mendatangi kantor Kementrian untuk menemui Menkopolhukam Wiranto.

Lagi-lagi keduanya enggan mengakui materi apa yang sebenarnya dibicarakan, hanya mengatakan bahwa pertemuan tersebut tidak lebih dari silaturahmi, katanya....

Namun fakta telak kedua pertemuan tersebut Jokowi-Prabowo, Wiranto-SBY dilakukan dadakan menjelang aksi massa 4 November.

4. Konpers Emosional SBY


Rabu 2 November pagi tadi, SBY tiba tiba membuat konprensi pers dengan kalut membantah tuduhan ada Elit yang mendanai aksi massa 4 November.

SBY dengan emosional balik menuduh intelijen tidak akurat dan sembarangan menuduh. Padahal selama ini tidak ada tuduhan resmi dari pemerintah akan hal itu, hanya isu dan gosip.

Mengapa SBY merespon gosip begitu emosional ?

Tulisan ini tidak akan mengambil kesimpulan, silahkan analisa & simpulkan sendiri berdasarkan 4 peristows kunci menjelang aksi massa 4 November nanti.

Satu hal yang pasti, gerakan 4 Nov ini sudah bukan murni urusan akidah tapi sudah sarat muatan politik, banyak kepentingan disitu.

Tapi yang lebih dikhawatirkan lagi, telah ditunggangi kelompok Radikal Suriah yakni Jaish Al-Fath, pecahan Al-Qaeda Nusrah yang mana anak kandung Abu Jibril tewas berjuang disana, jela Sidney Jones (pengamat terorisme).

Abu Jibril salah satu motor penggerak aksi 4 Nov.

#JakartaBersatuTolakDiadu

[ustad abu janda al-boliwudi]

Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment