Saturday, November 5, 2016

Keresahan Umat Islam dari Demo 4 November


DUNIA HAWA - Setelah membaca tulisan Mas Khairun Fajri Arief saya jadi mengerti keresahan sebagian umat Islam yang kemarin demo. Pada dasarnya mereka selama ini sudah merasa dikalahkan oleh keturunan cina secara ekonomi. Makanya mereka lebih gampang tersulut emosinya ketika ada statement yang sebetulnya sangat sepele dari Ahok yang cina dan non muslim. Jadilah agama sekali lagi digunakan untuk kepentingan politik, menggosok sentimen agama, dan ras, untuk menggerakkan massa demi menyingkirkan Ahok dari ajang pilgub DKI. Yang heran kok jadi dihubungkan dengan menurunkan Presiden Jokowi. 

Okelah saya menganalisa masalah ekonomi saja, mengapa orang Islam kalah secara ekonomi dengan orang cina. Dimulai dari jaman Soeharto ketika banyak pinjaman digelontorkan ke Indonesia dan orang2 cina berani mengambil kredit dalam jumlah besar dibandingkan dengan orang pribumi yang masih takut2 dengan kredit. Orang2 Cina mengapa bisa cepat berkembang usahanya? Itu karena mereka mau mendirikan bank2 untuk mendanai anak2 perusahaannya. Sedangkan bagi orang pribumi yang kebanyakan muslim, mereka tidak mau mendirikan bank, karena bagi mereka bank itu haram.

Skemanya begini orang cina pinjam uang ke bank, uang itu tidak langsung digunakan untuk berusaha tapi digunakan untuk mendirikan bank, bank itu tentu akan mendapatkan banyak dana segar dari nasabah, apalagi dengan iming2 bunga besar. Kemudian dana itu digunakan untuk mendanai anak2 perusahaan, disamping untuk mendapatkan bunga dari memberikan kredit. Jadi mereka mendapat keuntungan dobel yaitu dari bunga kredit, juga modal usaha untuk anak2 perusahaannya. Orang2 Cina ini usahanya jadi cepat besar, menggurita dan mulai menguasai sektor2 ekonomi strategis karena dukungan modal yang kuat dari bank2 yang didirikannya.

Sedangkan orang muslim, mereka berusaha single fighter, pinjamannya harus benar2 dapat diputar untuk menghasilkan uang yang dapat menghidupi usahanya sekaligus membayar utang beserta bunganya. Jelas kan bagaimana terseok2nya mereka dalam membangun usaha, sekali jatuh mereka sulit bangun. Orang muslim mau menabung ke bank memberikan keuntungan pada bank. Tapi tidak mau mendirikan bank, karena bagi mereka itu haram. Saya tidak menyalahkan mereka mengharamkan bunga bank, tapi ya jangan menyalahkan orang cina kalau mereka berkembang lebih pesat dan menguasai ekonomi Indonesia. Padahal banyak juga pengusaha2 muslim yang sukses seperti Chairul Tanjung, Mohammad Najikh, Gita Wiryawan, Dahlan Iskan, Probosutejo, anak2 Soeharto, Marthaa Tilaar, Moorjati Soedibyo, Siswono Yudhohusodo, Heppy trenggono, Pontjo Soetowo, ARB, Soekamdani Sahid G, dan lain-lain, tapi karena benci, yang dilihat hanya orang cina saja yang dikira berhasil.

Dalam politik seringkali kebencian kepada orang cina yang menguasai ekonomi ini, jadi sentimen untuk mendiskreditkan lawan, seperti Pak Jokowi yang Jawa asli sampai difitnah cina dan non muslim. Apalagi Ahok yang cina dan non muslim, perlawanannya lebih keras lagi. Lawan lawan politik menyerang dengan massive menggunakan ayat untuk mengalahkan, bahkan menjegal Ahok supaya tidak bisa ikut Pilkada. Lawan Ahok jadi lengah, tidak membuat program program unggul yang menarik hati penduduk Jakarta, malah meruncingkan senjata berupa ayat, dan kebencian etnis. Penduduk asli Jakarta malah jadi takut, kalau Ahok tidak terpilih lagi, jadi apa Jakarta? Apakah masalah banjir dan macet, birokrasi, perijinan, penataan kota dan lain2, akan diatasi dengan doa?

Yang saya sesalkan kok ya Pak Jokowi ikut2an disalahkan dan hendak dilengserkan. Padahal Pak Jokowi malah mempermudah peluang usaha kepada rakyat kecil, dengan menurunkan bunga bank KUR sampai 9% bahkan rencananya sampai 7%. Pemerintah sebelumnya, bunga KUR sampai 22%. Ini adalah kebijakan yang memberi peluang lebih besar kepada rakyat kecil untuk menjadi pengusaha. Inilah yang mestinya ditangkap peluangnya oleh orang2 muslim. Jangan hanya marah pada pemerintah yang sudah bekerja keras dan benci pada cina, tapi tidak mau kerja keras untuk memperbaiki nasib. Perlu diketahui, baru dalam pemerintahan Jokowi BI rate turun sampai 4,75%, sebelumnya paling rendah 5,75%

Tidak itu saja Presiden tahu bahwa kekalahan orang muslim di bidang ekonomi adalah tidak maunya mereka bergelut di dunia perbankan karena bagi mereka haram. Oleh karena itu Presiden mendorong tumbuhnya perbankan syariah, yang dianggap diterima oleh orang muslim. dengan pembentukan Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS). Dengan KNKS ini, diharapkan dapat menarik orang muslim untuk mau menggeluti dunia perbankan.

Presiden mana sih yang sebelum2nya, begitu detil mengetahui semua permasalahan, termasuk permasalahan ekonomi, dan berani mengambil resiko seperti Pak Jokowi?Jangan dikira menurunkan BI rate, dan bunga KUR tidak mendapatkan perlawanan yang keras dari dunia perbankan, karena akibatnya Bank menjadi bekerja lebih keras untuk mendapatkan keuntungan. Dimana periode2 sebelumnya, Bank2 itu berleha2 dengan menyetor uang tabungan nasabah ke BI saja mereka mendapat selisih bunga bisa sampai 4% lebih, kalikan saja dengan Triliunan. (Bunga tabungan bukan deposito 2%, BI rate 7.5%). Sekarang mereka kalang kabut harus kerja ekstra keras untuk menyalurkan kredit, tidak bisa seenaknya nyetor uang ke BI lagi, karena BI rate 4,75%, di bawah bunga deposito yang mencapai 5%. Makanya hanya Bank pemerintah yang ditunjuk, yang mau memberikan KUR karena selisih bunganya terlalu kecil antara bunga KUR yang 9% dan bunga deposito yang 5%. Bank2 swasta bunga kreditnya masih 12%-24%.

Hayoo apa kalian benar2 mau menurunkan Presiden yang super Pandai, jujur dan berani mengambil resiko ini? Sudahkah kalian mempersiapkan penggantinya? Saya lihat kemarin diantara peserta demo, ada Fadli Zon yang bilang korupsi adalah oli pembangunan, atau Fahri Hamzah yang mati2an membela Presiden partainya yang terbukti korupsi. Mereka itukah yang kalian persiapkkan untuk menggantikan Pak Jokowi... Hahahaha

Alisku sampai mencong Rek

[liza novijanti]

Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment