Tuesday, November 15, 2016

Kader Gerindra Berulang Kali Lecehkan Islam, Sampai Kapan?

DUNIA HAWA - Jika Demokrat adalah partai koruptor karena semua pengurus intinya dipenjara, saya pikir partai Gerindra adalah partai penista agama. Mari kita bahas dengan logika sederhana ala Pakar Mantan.

Pada Agustus lalu, dalam sidang tahunan DPR MPR menjelang hari kemerdekaan, sempat kita dihebohkan dengan doa yang tidak layak disebut doa. Semua kalimatnya hanyalah orasi politik yang kemudian ditambah “ya Allah” di depan dan belakangnya.


“di mana-mana rakyat digusur tanpa tau ke mana mereka harus pergi. Di mana-mana rakyat kehilangan pekerjaan. Allah di negeri yang kaya ini rakyat ini outsourching wahai Allah. Tidak ada jaminan kehidupan mereka.”

“jauhkan kami ya Allah dari pemimpin yang hianat yang hanya memberikan janji-janji palsu. Harapan-harapan kosong. Yang kekuasaannya bukan untuk memajukan dan melindungi rakyat ini. Tapi seakan-akan berhadap-hadapan dengan kebutuhan rakyat.”

Saya lupa nama yang baca doa ini. Tapi saya sangat ingat bahwa dia adalah politisi Gerindra. Saking geramnya, saat itu saya menulis dua artikel terkait pelecehan terhadap kesakralan doa dalam Islam. Dia dengan tanpa rasa bersalah menggunakan waktu berdoa sebagai ajang orasi. Sungguh biadab.

Maka tak heran setelah doa, bukannya mengusap muka dengan tangan sambil bilang “aamieen” tapi malah disambut dengan tepuk tangan. Benar-benar orasi. Semua orang juga tau, semuanya sadar. Hanya kemudian sebagian orang tak mau mengakuinya bahwa hal tersebut telah menistakan doa dalam ajaran Islam.

Entah kenapa banyak orang-orang yang mengaku Islam justru tak tersinggung dengan hal tersebut. Banyak kader-kader islam garis keras radikal yang kemudian membenarkan doa tersebut.T Bukan sebuah kebetulan kalau kemudian setelah itu semakin marak khutbah jumaat yang berisi orasi politik. Jika anda di Jakarta, ada kemungkinan 60% anda akan menemukan khutbah yang membahas Ahok atau haram memilih pemimpin kafir dan nonmuslim. Kalau tak percaya anda boleh coba datang shalat Jumat di Jakarta.

Pasca doa berisi orasi di MPR, juga muncul doa-doa yang sudah tidak sesuai dengan ajaran Islam. Seorang ulama dari FPI pada Oktober lalu berdoa buruk di depan para jamaahnya.

“ya Allah semoga Ahok kena stroke. Ya Allah semoga Ahok meledak dalam mobilnya. Tapi jangan mati ya Allah, karena kalau langsung mati nanti keenakan, biar Ahok disiksa dulu.”

Bodohnya, para jamaah kemudian berteriak “aamieeen” hadeuh. Saya berpikir apa yang salah dengan ummat Islam? Kenapa agama mereka gadaikan untuk kepentingan-kepentingan politik? Berhubung apa yang didoakan sejalan dengan sikap politik mereka, lantas berteriak aamieen. Hanya karena doanya sejalan dengan sikap politik mereka, dibiarkanlah orang yang bukan ulama atau ustad menggungakan waktu doa untuk berorasi.

Oke setelah waktu doa dikorupsi, dipergunakan untuk kepentingan politik, sekarang ada politisi lain yang juga secara terang-terangan menistakan agama. Tapi masih satu partai, Gerindra. Melalui teropongsenayan Desmond membuat pernyataan kontroversial terkait kubu Ahok yang ingin menghadirkan saksi ahli dari Mesir.

“kita sudah ada MUI yang benar-benar dari negara kita sendiri. Amr ini siapa kan dia dari negara luar. Kenapa tidak sekalian Ahok hadirkan nabi Muhammad yang benar-benar memahami surat Almaidah. Sekarang tugas Ahok bagaimana untuk menghidupkan kembali Nabi Muhammad.”

Pernyataan ini sudah beredar di sosial media dan dishare banyak orang. Setelah saya telusuri, dari banyak link, ternyata bersumber dari teropongsenayan. Saya melihat ini pernyataan yang sangat beresiko dan harus segera diklarifikasi oleh Desmond.

Sebab menghadirkan saksi ahli dari luar negeri adalah hal yang biasa. Kasus kopi sianida saja boleh hadirkan saksi ahli dari luar negeri. Mengapa soal kasus yang dituduhkan ke Ahok tidak boleh? Apalagi dari Mesir, negeri para nabi. Cukup beralasan. Beda halnya jika kemudian Ahok meminta saksi ahli dari Israel, nah itu baru bisa dipermasalahkan.

Kemudian mengatakan tugas Ahok untuk menghidupkan kembali Nabi Muhammad ini sangat tidak beradab. Ahok bukan siapa-siapa dan tidak punya kekuatan untuk menghidupkan manusia, apalagi Nabi. Menyatakan hal seperti itu dengan sadar berarti melecehkan ajaran agama Islam, sebab tidak ada teorinya.

Pernyataan Desmond ini menjadi penyempurna untuk menyebut Gerindra memiliki banyak kader-kader penista agama. Sebelumnya, Fadli Zon sempat ikut ke jalan dalam aksi bela Islam 411. Tapi beberapa hari setelahnya, saat Donald Trump terpilih sebagai Presiden Amerika, Fadli Zon dengan bangganya mengucapkan selamat sambil memposting foto dengan Trump tanpa rasa bersalah. Bagaimana mungkin seseorang yang mau ikut membela Islam namun kemudian bahagia dan bangga mengucapkan selamat kepada penista agama Islam?

Namun dari serangkaian sikap penistaaan agama ini, jarang yang mau mengakui dan menyadarinya. Mereka sibuk membenarkan sesuatu karena dianggap sesuai dengan sikap politiknya. Doa orasi dianggap benar. Fadli Zon pun dipuji-puji seolah mau mendengar suara ummat muslim. Padahal ya kalau mau jujur, mereka dibodoh-bodohi dan dilecehkan secara terang-terangan.

Terakhir, saya tau sejak 2014 lalu hampir semua kelompok islam garis ngotot seperti FPI, PKS, sampai FUUI (kelompok ulama yang mengharamkan rakyat Indonesia memilih Jokowi JK) semuanya merapat pada Prabowo. Jadi agak maklum kalau kemudian mereka ini tutup mata dengan sikap dan pernyataan yang melecehkan agama karena dari kalangannya sendiri.

Di sisi lain ini menjadi sangat berbahaya karena dalam teori kejahatan modern, tempat bersembunyi paling aman adalah tempat terbuka atau kelompok fanatik. Jadi tempat terbaik bagi orang-orang yang mau melecehkan Islam adalah di balik jubah dan aksesoris keagamaan atau kelompok yang mengatasnamakan dirinya pembela Islam. Lihat saja Kanjeng Dimas dan AA Gatot, keduanya melecehkan Islam dan berlindung di balik kelompok fanatik. Sekarang Desmond, Fadli Zon dan pendoa di gedung DPR dari Gerindra, yang kebetulan partai ini didukung oleh kelompok fanatik Islam.

Tapi saya berharap setelah tulisan ini banyak orang yang sadar akan gerakan massif pelecehan agama Gerindra. Semoga ke depan, besok atau lusa, kita semua sepakat mengutuk bersama-sama agar para penista agama ini sadar bahwa ummat Islam tidak bisa terus menerus mereka bodoh-bodohi.

Begitulah kura-kura

[alifurraman]

Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment