Sunday, November 27, 2016

2 Kali Absen, Kenapa Agus dan Timses Takut ke Mata Najwa?

DUNIA HAWA - Beberapa hari yang lalu Mata Najwa sempat mengundang ketiga timses di Pilgub Jakarta. Namun saat itu Timses Agus tidak hadir karena alasan sibuk. Kemudian malam ini saya lihat tayang ulang ultah Mata Najwa, ada Ahok dan Anies yang hadir di salah satu segmen. Yang menarik adalah, Najwa menjelaskan bahwa sebenarnya Agus juga diundang, namun tidak hadir. Absennya Agus ini justru membuat banyak orang mengirimi chat pada saya. haha


Begini, sebenarnya Agus tidak dua kali absen, sebab yang pertama absen itu timsesnya. Lalu sekarang Agusnya. Beda. Tapi memang mereka semua satu kesatuan, sehingga kemudian tidak bisa dipisahkan.

Absennya Agus atau timsesnya di Mata Najwa mungkin akan membuat sebagian orang bertanya-tanya. Meskipun Mata Najwa tayang di Metro yang merupakan teve milik Surya Paloh dan Nasdem mendukung Ahok, tapi bagaimanapun ini media swasta terbuka. Timses Anies tetap hadir, Anies sendiri juga hadir. Jadi kalau ada yang berpikir karena Metro merupakan media ‘milik’ pendukung Ahok, ini sangat tidak masuk akal. Terbantahkan dengan hadirnya Anies dan Timsesnya.

Sampai di sini beberapa pembaca seword mungkin akan bertanya-tanya. Lalu alasan Agus dan timsesnya tak datang ke Mata Najwa? Dalam kacamata Pakar Mantan, ada dua kemungkinan.

Pertama, Agus kapok datang ke Mata Najwa. Karena di kunjungan perdananya sebagai calon Gubernur, Agus babak belur tak bisa menjawab pertanyaan Najwa. Bahkan Agus membuka aib dirinya karena tidak tau tentang visi misinya menjadi Calon Gubernur.

Sepulang dari Mata Najwa, nama Agus mendapat nilai negatif dari masyarakat. Satu Indonesia jadi tahu bagaimana sikap dan tingkah anak mantan Presiden 10 tahun ini. Masyarakat juga jadi sadar, bahwa memang tidak ada alasan paling logis atau faktor pendukung selain Agus bisa maju sebagai Cagub karena merupakan anak ketum Parpol. Jika bukan anak ketum Parpol, Agus dapat dipastikan tak akan bisa maju. Pasti. Sebab yang mantan menteri saja tak mampu maju, apalagi mayor?

Nah, efek negatif ini pasti sudah disadari oleh SBY sang bapak. Dia tentu tak mau anaknya kembali babak belur di Mata Najwa. Jadi lebih baik tidak hadir. Lebih tidak melakukan apa-apa daripada menjadi lebih buruk. Salah satu karakter politik SBY selama 10 tahun terakhir. Lebih baik urusi album lagi, aman damai, tak perlu perbaiki ekonomi, hukum dan sebagainya sebab berpotensi dibenci orang.

Apalagi pasca demo 4 November, banyak indikator mengarah pada SBY dan anaknya. Curhat SBY lewat keterangan pers, video Agus makan bersama bibib bibib, sampai beredarnya chat instruksi timses dalam mengatur pendemo merupakan sejumlah isu hangat yang beredar di kalangan masyarakat. Kalau timses atau Agus sendiri yang datang ke Mata Najwa, hampir pasti ini akan ditanyakan. Dan Agus maupun timsesnya, bahkan SBY sekalipun, tak akan mampu menjawab pertanyaan Najwa.

Kedua, ada kemungkinan Agus dan timsesnya tidak mampu untuk berada di tempat umum untuk bersaing secara terbuka. Patut dicatat, Agus mau datang ke Mata Najwa karena dia diundang secara khusus, didampingi para relawan dan politisi pendukung seperti Roy Suryo dan sejenisnya. Tapi ketika Agus harus duduk bersama Ahok atau Anies, dia tidak berani hadir. Sebab itu ruang terbuka, lagipula Agus tidak bisa membawa pendukungnya ke studio. Saya pikir itu juga yang terjadi pada timsesnya. Mereka enggan hadir di tempat umum dan terbuka.

Terlepas apakah kemungkinan nomer satu atau dua yang benar, itu jadi tak terlalu penting. Pada intinya Agus dan timsesnya cukup ketakutan untuk hadir di Mata Najwa. Yang menjadi point menarik dari kacamat Pakar Mantan justru pepatah ibarat buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Begitulah Agus, begitu pula SBY.

Saya jadi teringat SBY yang menolak hadir ke Kick Andy karena tidak mendapat bocoran pertanyaan yang akan diajukan oleh Andy F Noya. Sekarang Agus juga tidak hadir ke Mata Najwa dengan kemungkinan terlogis karena takut mendapat pertanyaan-pertanyaan yang membuat citranya semakin buruk, atau takut karena tidak ada penonton pendukungnya.

Begitulah kura-kura.

pakar mantan

@alifurrahman


Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment