Wednesday, October 5, 2016

Marwah Daud Putuskan Mundur Dari MUI Demi Bela Dimas Kanjeng


DUNIA HAWA - Marwah Daud yang sempat menjadi perbincangan karena disangkut-pautkan dengan masalah Dimas Kanjeng. Dengan hal ini Majelis Ulama Indonesia memberikan beberapa penjelasannya.

Najamuddin Ramly yang saat ini menjabat sebagai Wakil Sekretaris Jenderal MUI memberikan konfirmasinya. Ia memberikan klarifikasi menyangkut pengunduran diri yang dilakukan oleh Marwah dari kepengurusan MUI.

Pengunduran diri yang dilakukan Marwah ini dilakukan karena ia memilih untuk membela Padepokan Dimas Kanjeng yang dipimpin oleh Taat Pribadi. Didalam MUI sendiri Marwah menjabat sebagai Ketua Komisi Perempuan Remaja dan Keluarga.

Marwah Daud mulai mengundurkan diri pada tanggal 3 Oktober dengan cara tertulis melalui WhatsApp yang telah diterima pada 4 Oktober. Setelah pengajuan pengunduran diri melalui sosial media, Marwah kemudian akan disusul oleh surat resminya.

Najamuddin mengatakan bahwa lembaga MUI tak memiliki hubungan dan keterkaiatan terhadap masalah yang nantinya akan dihadapi oleh Marwah. Secara kelembagaan anggota ini juga telah tak terdaftar.

Keputusan yang diambil Marwah juga bersifat pribadi dan tak memiliki urusan dengan MUI. Najamuddin menambahkan bahwa fatwa akan segara dikeluarkan oleh pihaknya setelah mendapatkan hasil dari MUI Jawa Timur.

Saat ini Marwah Daud masih mempertahankan menduduki jabatan sebagai Ketua Yayasan di padepokan. Dengan hal ini juga Najamuddin mengaku tak tau bahwa Marwah Daud yang memiliki intelektual dan organisasi politis tak memilih kepercayaan di luar akidah islam.

Selain menyipang dari agama hal yang dilakukan oleh Taat Pribadi juga keluar dari akal manusia. “Sebagai Intelektual, Koordinator ICMI dan peneliti, logikanya tidak masuk akal bisa tertarik.,” kata Najamudin.

Ia juga mempercayai bahwa semua yang telah terjadi adalah sihir dan nujum “Saya kira ini sihir dan nujum,”. Kasus Taat ini sebenarnya mulai muncul setelah dirinya diduga melakukan pembunuhan kepada mantan tangan kanannya.

Sejalan dengan pemberitaan ada juga aksi penggandaan uang dan tipu-tipu yang dilakukan oleh Taa. Serta menyebutkan adanya petinggi pemerintahan yang ikut yaitu Marwah Daud.

Sebelumnya ...


Kemunculan Marwah Daud, Wanita Berhijab Yang Sangat Percaya Dimas Kanjeng Bisa Gandakan Uang Jadi Sorotan


Marwah Daud mendadak jadi sorotan setelah kedatangannya di Kantor Polda Jawa Timur, Surabaya pada Selasa malam 27 September 2016. Dia adalah seorang aktivis Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) yang juga pengikut Dimas Kanjeng Taat Pribadi.

Tujuan kedatangan wanita berhijab itu tidak hanya untuk menjenguk Taat Pribadi saja. Marwah Daud juga hadir bersama beberapa pengikut Yayasan Kanjeng Dimas.

Mereka datang dengan tujuan menyerahkan surat permohonan perlindungan hukum Padepokan Dimas Kanjeng yang ada di Desa Wangkal, Kecamatan Gading, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Selain itu Marwah Daud menyebut apa yang dimiliki gurunya adlaah anugerah Tuhan, karomah.


Wanita lulusan American Univesty itu juga sangat yakin kalau Taat Pribadi bisa menggandakan uang. Bahkan Marwah Daud menantang akan mendatangkan uang dihadapan presiden jika diizinkan melakukan ritual.

Namun saat ditanya mengenai pembunuhan dua santri, wanita yang pernah menjadi asisten peneliti Bank Dunia itu tidak menjelaskan secara rinci. Dia berkata bahwa kasus tersebut diserahkan kepada kuasa hukum.

Kepala Bidang Humas Polda Jawa Timur, Kombes Argo Yuwono mengatakan tim penyidik akan tetap mendalami kasus pembunuhan dua santri yang diduga dilakukan oleh Dimas Kanjeng Taat Pribadi. Argo Yuwono mengaku heran dengan sikap Marwah Daud yang sangat yakin dengan Dimas Kanjeng.

Argo Yuwono menjelaskan keheranannya tersebut karena Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah mengeluarkan pernyataan bahwa padepokan Dimas Kanjeng menyimpang. Argo menegaskan bahwa yang bilang bukan dirinya melainkan MUI.


Sebelumnya Taat Pribadi telah ditangkan pada Kamis 22 September 2016 atas dugaan pembunuhan terhadap dua santri yakni Abdul Gani dan Ismail Hidayat. Ratusan personil gabungan dikerahkan untuk proses penangkapan Taat Pribadi di padepokan Dimas Kanjeng.

Setelah penangkapan atas kasus dugaan pembunuhan, kasus Dimas Kanjeng mulai berkembang seperti padepokan yang mengajarkan ajaran sesat hingga kasus penggandaan uang.

Isi Peti Ajaib Dimas Kanjeng Yang Dipercaya Bisa Gandakan Uang Ternyata…


Nama Dimas Kanjeng akhir-akhir ini sempat menyita perhatian publik melalui sebuah video di Youtube. Tidak hanya video penggandaan uang Ia juga telah ditanggkap oleh jajaran kepolisian Jawa Timur.

Modus dugaan penipuan dalam penggandaan uang juga terus digali oleh polisi. Salah satu yang terkuak adalah pemberian peti kecil kepada para pengikutnya di padepokan. Warga juga menyebutkan bahwa kotak yang diberikan terbuat dari kayu dihiasi dengan ukiran, kekuatan magis juga dipercaya ada.

Pemimpin padepokan memberikan perintah pada pemilik kotak untuk tak membukanya secara sembarangan. Ada tanggal-tanggal yang telah ditentukan oleh Dimas Kanjeng Taat Pribadi sebelumnya. Saksi juga mengaku telah menyetorkan sejumlah uang kepada coordinator pengikut.


Selang beberapa waktu kotak yang telah dibuak berisikan uang yang jumlahnya berlipat ganda. “Tak sampai satu tahun, beberapa bulan setelahnya udah ada uang,” begitu jelas saksi yang sempat ikut di padepokan.

Sayang uang yang sempat dipercaya muncul oleh beberapa pengikut justru tak terbukti adanya. Hasilnya hingga saat ini justru kerugian yang didapat oleh para pengikut “Hasilnya nihil,” begitu ungkap sang saksi dari santri padepokan.

Akan tetapi bagi beberapa orang yang masih berada di padepokan ada juga yang masih mempercayai penggandaan uang dari Dimas Kanjeng. Soal ihwal kotak ajaib juga terus didengungkan oleh para pengikut setianya.

Hingga saat ini kerugian yang didapat olh pengikut mencapai miliaran rupiah. Hal ini mencuat ke publik seiring penangkapan sang pemilik padepokan di Probolinggo tersebut. 22 September Polda Jawa Timur. Penangkapan yang dilakukan karena Dimas diduga telah melakukan pembunuhan terhadap dua pangikutnya.

Dimas memerintahkan anak buahnya untuk membunuh Ismail Hidayah dan Abdul Gani. Polisi menduga bahwa Dimas Kanjeng melakukan pembunuhan karena takut praktek penggandaan uang yang ia jalani terbongkar.

Hingga saat ini penyidik melakukan pengejaran terhadap tiga tersangka buron lainnya. Selain Dimas ada enam warga sekitar padepokan yang telah ditetapkan sebagai tersangka.

Motif Sesungguhnya Dimas Kanjeng Habisi Dua Santrinya


Motif yang melatari pembunuhan dua santri oleh Dimas Kanjeng terungkap. Ternyata pembunuhan berawal dari kasus dugaan penipuan senilai Rp 25 miliar.

Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri, brigadir Jenderan Agus Andrianto mengatakan pihaknya telah mendapatkan laporan terkait penipua Rp 25 miliar pada 20 Februari 2016. Agus menambahkan saksi sudah dipanggil beberapa kali namun tidak datang.

Akhirnya pihaknya mencari tahu dengan bertanya kepada orang di Probolinggo, ternyata saksi tidak datang karena sudah meninggal dunia. Agus menyebut saksi tersebut bernama Abdul Gani yang ditemukan tewas di Wonogiri.

Agus menyebut Abdul Gani cukup dekat dengan Dimas Kanjeng, bahkan diduga dia mengetahui penggandaan uang yang dilakukan di padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi. Abdul Gani kemungkinan sadar dan takut dimintai pertanggungjawaban secara hukum kemudian sia membantu orang yang pernah menyetorkan uang. Meski demikian Agus mengatakan masih menunggu hasil dari penyidikan Polda Jatim.

Sementara itu Kepala Divisi Humas Polri Irjen Boy Rafli Amar mengatakan dgaan awal pembunuhan kepada dua santri Ismail Hidayah dan Abdul Gani karena ada rasa tidak nyaman dirasakan Dimas Kanjeng. Dia khawatir terhadap sua santri yang mengetahui informasi tentang perbuatan yang dia lakukan.


Boy menyebut apa yang dilakukan oleh Taat Pribadi tentu melanggar hukum. Meski demikian Boy belum bisa menyatakan apakah kasus pembunuhan dua santri itu berkaitan dengan penggandaan uang. Boy menyebut penyidik masih mengembangkan kasus tersebut.

Nasib nahas yang menimpa Ismail dan Abdul Gani ini bisa menjadi pelajar untuk kita. Boy menghimbau kepada masyarakat supaya segera melapor ke pihak berwajib jika diperlakukan tidak baik, agar insiden yang menimpa dua santri itu tidak terulang.

Dimas Kanjeng selama ini dikenal sebagai tokoh yang disegani oleh masyarakat Jawa Timur. Tidak hanya karena memiliki padepokan, dia juga dikenal bisa menggandakan uang. Bahkan di situs Youtube beredar video saat dia dalam ruangan menggandakan uang, dimana uang berhamburan di ruangan tersebut. 

Foto Jokowi dan JK Andalan Dimas Kanjeng Kelabui Pelanggan 


Kasus dugaan pembunuhan kepada dua santri yang melibatkan Dimas Kanjeng berkembang ke kasus penggandaan uang. Terungkap jimat andalan untuk mengelabuhi korban adalah foto Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla.

Dimas Kanjeng Taat Pribadi menunjukkan foto dirinya bersama tokoh nasional ternama termasuk bersama Presiden Jokowi. Hal ini terungkap karena pada beberapa baliho yang dipajang di sepanjang jalan menuju padepokan menunjukkan Dimas Kanjeng berjabat tangan dengan beberapa tokoh.

Baliho tersebut diduga digunakan untuk meyakinkan calon korban supaya mau memberikan sejumlah uang yang akan dijanjikan berlipat ganda. Selain foto dengan presiden, pemilik Padepokan Dimas Kanjeng itu juga berfoto dengan eks Panglima TNI Jenderal Moeldoko.

Ditengah santernya pemberitaan pembunuhan dan penggandaan yang dilakukan oleh Dimas Kanjeng, Ketua Yayasan Dimas Kanjeng Marwah Daud Ibrahim angkat bicara. Marwah membantah kabar yang beredar da menegaskan tidak ada penggandaan uang.


Marwah menyebut Dimas Kanjeng Taat Pribadi tidak mengambil uang orang.  Untuk membuktikan bahwa di Kanjeng Dimas tidak mengambil uang orang, Marwah mengajak Presiden dan Kapolri untuk menyaksikan cara membuat uang. Marwah menyebut itu bukan menggandakan uang melainkan karomah.

Seperti diketahui Dimas Kanjeng telah ditangkap pada Kamis 22 September 2016. Namun sampai saat ini pengikutnya tetap bertahan di padepokan yang beralamatkan di desa Wangkal, Gading, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.

Sekitar 300 orang yang bertahan di padepokan Dimas Kanjeng, sebagian besar berasal dari luar kota. Mereka semua tinggal di tenda-tenda sekitar padepokan, sebagian berharap uangnya bisa kembali.

Ratusan personil Polres Prbolinggo dan Brimob Polda Jatim masih ditugaskan untuk mengamankan Padepokan Dimas Kanjeng.mereka juga meminta kepada para pengikut supata menurunkan pigora Dimas Kanjeng Taat Pribadi yang dipasang di tenta.

Terkait kasus pembunuhan terhadap dua santri, Kepala Polda Jawa Timur Irjen Anton Setiadji  mengatakan pihaknya akan menyelidiki lebih lanjut karena diduga korban lebih dari dua orang.

"Kisah Marwah Daud dan Dimas Kanjeng Taat" (disini)


[dh©]

Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment