Friday, October 7, 2016

Kominfo, Densus 88 dan Ahok


DUNIA HAWA - Pernyataan Ahok yang mengkritik politisasi ayat dipelintir seolah-olah Ahok menghina Al-Quran, menistakan agama..

Padahal bila dicermati, sangat jelas kritik Ahok ditujukan kepada kubu yang gemar pakaiI Al-Quran (jual ayat) demi ambisi politik, demi menang Pilkada, bukan Al-Quran nya.

Ahok adalah KOMINFO Jilud 2


Pelintiran pernyataan Ahok ini sama persis kasusnya dengan ketika Jokowi berikan perintah kepada BNPT & Kominfo untuk blokir situs-situs Radikal pendukung Teroris.

Padahal fakta tak terbantahkan situs-situs tersebut pada saat itu memang melakukan glorifikasi memuja-muji teroris ISIS & Al-Qaeda.

Situs-situs tsb rutin posting artikel memuja sepak terjang ISIS & Al-Qaeda menyebutnya sebagai "Mujahidin" (pejuang), memuji pembunuhan keji dan kebiadaban sebagai "jihad" (bela agama).

Namun upaya pemerintah perang melawan terorisme di dunia maya tsb dipelintir sehingga seolah-olah kebijakan Jokowi "Anti Islam" karena menutup "situs islam".

Ahok adalah DENSUS88 Jilid 2


Pelintiran pernyataan Ahok juga sama persis kasusnya dengan saat seorang terbukti teroris bernama Siyono tewas di tahanan DENSUS88.

Padahal Kapolri sudah nyatakan ada bukti cukup bahwa Siyono adalah petinggi organisasi teroris JI (Jama'ah islamiyah) ahli perakit senjata dan perakit bom.

Namun dipelintir kelompok Radikal yang manfaatkan momen untuk demo menuntut pembubaran DENSUS88 menebar berbagai hoax seperti Densus "Anti islam", atau Siyono berjuang melawan kristenisasi.

Harus Diakui Ahok Blunder


Pada akhirnya harus diakui Ahok memang blunder membuat kesalahan dengan memberikan cela bagi lawan politiknya untuk memelintir pernyataan, menyerangnya dengan senjata klasik "Anti islam".

Namun ya begitulah Ahok. Ahok adalah Ahok. komunikasi memang bukan strong point (kelebihan) Ahok. karena Ahok pernah mengatakan sendiri bahwa ia adalah CEO Jakarta.

Sebagaimana layaknya seorang CEO, orientasi nya adalah problem solving (menyelesaikan masalah), bukan beramah-tamah, semoga di periode kedua ia diberikan hidayah.

[ustad abu janda al-boliwudi]

Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment