DUNIA HAWA - Aparat kepolisian memutarkan salawat saat aksi massa dari Front Pembela Islam (FPI) mulai memaksa merangsek masuk ke Balai Kota DKI Jakarta. Namun, lantunan itu justru membuat para demonstran geram dan meminta untuk dimatikan (yang demo lagi kemasukan setan kali hingga marah marah dengar salawat).
Salah seorang demonstran mengenakan pakaian serba putih berteriak dan meminta agar lantunan salawat dimatikan. Dengan mata melotot dia memasak aparat menghentikannya.
"Matiin salawatnya. Woi, matiin," minta dia di depan Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (14/10).
Para massa memaksa untuk masuk ke dalam kantor gubernur DKI Jakarta. Bahkan, saat aparat memperkeras lantunan salawat, para demonstran lebih marah. Para pendemo langsung melemparinya dengan botol minuman.
Asisten Operasi Korps Brimob, Kombes Rahman mengatakan, pemutaran shalawatan ini berdasarkan instruksi dari Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Iriawan. Harapannya dapat meredam emosi massa terhadap Basuki atau akrab disapa Ahok.
"Ini atas perintah pak Kapolda untuk dipasang lagu shalawatan," kata Rahman.
Dia mengungkapkan, lagu ini dipercaya bisa menenangkan suasana. Hal ini sudah pernah dilakukan saat meredam demo di beberapa kota besar di Indonesia.
"Kemarin di Bandung kita juga gunakan lagu seperti ini dan langsung damai dan tenang. Kita harap juga behasil di sini," terangnya.
Ribuan masyarakat ini menuntut Ahok dipenjarakan karena diduga melecehkan kitab suci. Namun Ahok sudah meminta maaf dan mengaku tak bermaksud melecehkan agama apapun.
Pengurus Besar Nadhatul Ulama sudah menerima permohonan maaf Ahok. Bawaslu juga sudah menyatakan tak ada unsur pelecehan dalam pernyataan Ahok yang diduga menistakan agama.
Untuk mengamankan lokasi, sudah ada sekitar 2.800 personel polisi yang berjaga. Kemudian hadir pula anggota TNI beserta Satpol PP turut berjaga. Dua mobil barracuda, dua mobil water canon dan satu mobil pemadam kebakaran juga sudah disiagakan.
[merdeka]
No comments:
Post a Comment