Friday, September 23, 2016

Standar Ganda Forever


DUNIA HAWA - Mereka bangga dan girang bukan main saat ada ustad yang punya menantu mualaf cantik keturunan Tionghoa. Mereka juga bangga saat ada keturunan Tionghoa yang jadi mualaf dan ustadz terkenal. Mereka juga bangga saat ada petinggi partai agama yang punya istri ketiga yang Tionghoa mualaf cantik ketua komisi penyiaran. Tapi mereka juga paling kenceng teriak anti Aseng dan anti China. Padahal Walisongo, penyebar Islam awal di Tanah Jawa juga banyak yang keturunan Tionghoa. Bahkan konon Nabi sendiri pernah berkata : Tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina.

Mereka juga kegirangan dan bangga bukan main saat tahu bahwa ada minoritas muslim yang berhasil menjadi walikota London yang mayoritas non muslim (Sadiq Khan). Mereka juga bangga saat tahu kalo ada muslim2 lain yang ternyata juga pernah jadi walikota di kota dengan penduduk yang mayoritas non muslim seperti Mohammed Hameeduddin, Walikota Teaneck, New Jersey, Amerika. Jilani Chowdhury, Walikota Islington, Inggris. Ahmed Aboutaleb walikota Amsterdam, Belanda dan Naheed Kurban Nenshi walikota Caglary, Canada. Tapi mereka marah, ngamuk dan protes bukan main saat ada Gubernur non muslim (Ahok) yang jadi gubernur di daerah yang mayoritas muslim bahkan sempat bikin gubernur tandingan cap abal-abal segala.

Habib Rizieq dan FPI menolak Ahok dengan alasan beda agama dan menyalahi asas proporsionalitas dimana orang non muslim tidak boleh menjadi pemimpin di wilayah yang mayoritas muslim. Tapi ternyata fenomena gagal paham ini tidak cuma di Indonesia saja. Zakir Naik yang katanya “intelektual” itu ternyata juga termasuk barisan gagal paham. Dia pernah mengatakan : "Kenapa harus memperbolehkan pendirian gereja dan kuil di negara Islam kalo agama mereka salah ... dan Tuhan yang mereka sembah juga salah". Padahal si Zakir naik berasal dari India yang mayoritas Hindu, jadi dengan logika yang sama kenapa India membolehkan pendirian mesjid di India juga?

Cacat logika, kesalahan berpikir dan logika egois seperti ini memang sering kita temui pada golongan orang-orang beragama tipikal kelompok gagal paham yang saat mereka merasa sebagai mayoritas mereka akan mendiksriminasi golongan lain yang minoritas, tapi saat mereka menjadi minoritas mereka akan berteriak menuntut toleransi dan hak-hak mereka.

Oalaah Diiii.....Mukidi.... kapan kowe waras?

[muhammad zazuli]

Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment