Dunia Hawa - Orang-orang anti sekuler itu lucunya demen dengan produk-produk sekuler non-syariah. Mulai dari uang kertas yang diterbitkan oleh bank-bank sentral yang dijalankan dengan basis riba. Tapi mereka memanipulasi riba itu dengan nama bank syariah. Bungkusnya syariah, dalamnya riba.
Berbagai pertandingan olah raga mereka tonton, meski pemainnya tidak menutup aurat sesuai ketentuan syariat. Tidak sedikit dari mereka yang menyukai musik dan film, yang lagi-lagi tak sesuai syariah.
Namun lagi-lagi mereka ini ngotot
mengatakan bahwa mereka hidup berdasar syariat, mencemooh orang yang terang-terangan mengaku sekuler. Kalau ada hal yang tidak cocok dengan kehendak, mereka segera mengutip ayat, menuduh orang lain tidak menjalankan syariat.
Mereka memang kocak, kok.
Kalau ada calon pemimpin non muslim, sejumlah orang akan ngotot, bawa copy paste ayat. Katanya, haram memilih pemimpin non muslim.
Lha, ngotot mau pemimpin muslim, padahal elu berpuluh tahun hidup di negara non syariah, anteng-anteng aja. Punya pemimpin muslim, sementara bentuk negaranya non syariah, itu bener?
Tapi kan setidaknya sebagian sudah diusahakan sesuai syariah. Itu lebih baik ketimbang tidak sama sekali. Oh ya? Jadi yang selama ini ribut ngomong soal Islam kaffah itu siapa? Elu, kan? Kaffah kok sebagian?
Sadarilah bahwa Islammu bukan Islam kaffah, tapi Islam suka-suka. Kau merengek terhadap situasi yang tak sesuai kehendak atau seleramu, kau gunakan syariat sebagai dalihmu. Syariat adalah ancamanmu terhadap orang yang tak sesuai keinginanmu.
[hasanudin abdurakhman, phd]
Artikel Terkait
- Malam Ini Indah Sekali
- Suara Monyet dari Surga
- Islam dan Sejarah yang Berdarah
- Wahai Jiwa-Jiwa yang Tenang
- Tafsir Mimpi DP Rumah 0%
- Semoga Habib Rizieq Jadi Wakil Jokowi
- Strategi Ormas Radikal di Tahun 2018
- Hari Ibu Tradisi Kafir
- Anies, Monas dan Politisasi Natal
- Bali Sudah Intoleran
- Stop Menghujat Anies-Sandi!
- Pahlawan Kini Berbeda
- Lelaki Dapat Bidadari, Adakah Bidadara di Surga untuk Perempuan?
- Hijab dan Hidayah
- Selesailah dengan Dirimu, Nak
No comments:
Post a Comment