Tuesday, July 19, 2016

Fethullah Gülen


Dunia Hawa - Meskipun para pemuja Erdogan di Indonesia menyebarkan isu bahwa kudeta-gagal kemarin didalangi kaum Syiah (lagu lama untuk membawa-bawa konflik ke Indonesia dan menjustifikasi invasi kaum jihadis yang dibacking Erdogan ke Suriah), Erdogan sendiri menuduh kelompok Fethullah Gülen yang jadi dalangnya. Erdogan bahkan sudah meminta AS untuk mengekstradisi ulama tersebut (yang sejak 1999 tinggal di AS) ke Turki.

Siapakah Fethullah Gülen? Ternyata beliau adalah ulama Sufi (ahlus-sunnah, tentu saja). Buku-bukunya banyak yang terkait dengan Sufisme, misalnya “Journey to Noble Ideals” berisi cara mencapai kesempurnaan hidup, antara lain dengan cara memanjat tangga-tangga ‘perjuangan seumur hidup’, ‘semangat ksatria’, ‘menjadi tanah untuk tumbuhnya mawar’, ‘keseimbangan dan moderasi’, ‘tidak dirisaukan oleh kesenangan duniawi’, dan ‘niat ikhlas’ (semua itu tentu saja term dalam pembicaraan sufistik, kata ‘perjuangan&ksatria’ tidak terkait dengan perang berdarah ala ISIS).

HI FISIP UI pada tahun 2013 pernah menggelar simposium internasional dan peluncuran buku Pencerahan Gülen: Gerakan Sosial Tiada Batas karya Dr. Muhammed Çetin. 

Menurut situs UI, buku ini membahas tentang suatu gerakan transnasional agama, sosial, dan politik yang dipimpin Fethullah Gülen. Gerakan Gülen (Gülen Movement, atau disebut juga Hizmet, yang bermakna ‘pengkhidmatan’) adalah sebuah gerakan bersifat damai yang pengaruhnya tidak hanya terasa di Turki, tetapi juga di dunia internasional. Berkat gerakan ini, telah berdiri lebih dari 1.000 sekolah di lebih dari 100 negara di dunia, enam buah rumah sakit umum, beberapa media cetak dan elektronik, sebuah universitas, organisasi bantuan sosial internasional, serta organisasi dialog antar agama internasional. Gerakan ini pun sudah memiliki cabang di berbagai negara, empat cabang di antaranya di Amerika. Gerakan ini mendapat dukungan tidak hanya dari kalangan elit, namun juga dari masyarakat bawah karena gerakan ini banyak berkutat pada pelayanan sosial sehingga dapat diterima oleh akar rumput. 

Gerakan Gülen atau Hizmet mendapatkan dana dari pengumpulan infaq/sedekah para anggotanya. Di Barat, mereka aktif menyebarkan wajah Islam yang damai, antara lain melalui penyebaran karya-karya Rumi. Mereka juga aktif melakukan dialog lintas-iman, lintas mazhab, dan lintas ras untuk menjalin perdamaian. Aktivitas Hizmet juga ada di Indonesia, antara lain mendirikan sekolah dan kegiatan sosial budaya.

Gülen Movement pada dasarnya bukan kegiatan politik, pun bukan partai politik. Awalnya, mereka justru mendukung Erdogan ketika naik ke tampuk kekuasaan tahun 2002 karena memandang Erdogan sebagai tokoh "Islami". Namun kemudian hubungan merenggang. Perpecahan antara keduanya terlihat jelas ketika tahun 2015, Erdogan menutup sekolah/lembaga-lembaga pendidikan milik Gülen. Tak lama kemudian, beberapa polisi dan jaksa yang disebut-sebut pengikut Gülen membongkar skandal korupsi yang dilakukan orang-orangnya Erdogan (namun secara resmi Gülen menolak dikaitkan dengan kasus ini). 

Yang jelas sejak itu, perseteruan di antara keduanya seolah tak bisa diselesaikan lagi. Pada 2014, pengadilan Turki mengeluarkan surat penangkapan atas Gülen setelah sebelumnya lebih dari 20 jurnalis yang bekerja di media-media yang dianggap simpatisan Gülen dipenjarakan. Tuduhan dari kubu Erdogan terhadap Gülen adalah : mendirikan kelompok teroris.

[dina sulaeman]

Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment