Wednesday, April 20, 2016

Wah, Sukses Lu Sekarang


"Apa ukuran sukses dalam pandangan abang ?"

Dunia Hawa - Pertanyaan dari seorang teman ini mengusik-ku dari banyaknya inbox yang belum sempat terbaca, apalagi terbalas.

Dulu sekali, ukuran sukses bagiku bersifat materi. Mobil, aksesoris, pekerjaan dan semua ukuran2 yang mudah diukur oleh manusia. Yang diharapkan tentu pujian, "Wah sudah sukses lu ya sekarang.." Pujian itu selangit dan biasanya orangnya kutraktir sesudah itu. 

Tidak berhenti sampai disitu, kesuksesan itu harus diketahui oleh lebih banyak orang. Maka ku-upload-lah foto2 yang menonjolkan kesuksesanku beserta harapan2 akan kesuksesan yang lebih besar. Meeting dengan orang2 ternama, sampai di hotel mana aku berada, semua orang harus tahu. Untuk apa ? Tentu untuk menunjukkan seberapa sukses diriku dan dengan itu - dalam hati kecil - aku ingin mengundang pujian.

Lucunya, ketika akhirnya di puji, akupun pasang tampang pura2 malu, "Ah, biasa ajalah.." Malu2 sumringah. Atas malu, bawah basah. 

Seiring waktu berjalan, proses hidupku berjalan dengan banyak ujian. Kalau diingat2, entah apa aku mampu melewati semua ujian itu, tapi ternyata bisa. Ilmu semakin bertambah dan aku mulai mengerti banyak rahasia dalam hidup.

Sekarang, sungguh aku merasa malu dengan semua kelakuan yang kekanak2an itu. Pamer adalah sifat anak kecil yang selalu ingin lebih hebat dari sekitarnya. Dan aku berada pada fase itu. 
Baru kupaham, itu sama sekali bukan kesuksesan. Itu adalah sebenar2nya kebodohan. Hidupku terjajah. Terjajah oleh batasan2 yang kubuat sendiri untuk menyenangkan pemikiran orang lain. Sungguh berat ransel di punggungku pada waktu itu, hanya aku tidak pernah menyadarinya.

"Lalu apa ukuran kesuksesan dalam sudut pandang abang ?" Temanku mendesak supaya aku menjawabnya. 

Untuk menjawab ini, rasanya aku harus minum kopi dulu. Serupuuutttt...

Kesuksesan bagiku adalah ketika aku mampu memahami sebagian dari rahasia2 hidup. Bahwa penderitaan adalah bagian dari pengikisan dosa. Bahwa diterimanya taubat itu mempunyai pola. Dan banyak lagi hal lain yang tidak pernah aku ketahui seumur hidupku. Itulah kesuksesan bagiku. Dan memahami itu jauh lebih berharga dari semua yg ada di dunia ini, ketika kita akhirnya tahu bahwa dunia bersifat sementara,

Dulu ada yang pernah bilang, "Aku tidak bertambah tua. Aku hanya bertambah bijaksana". Baru sekarang2 ini aku mengerti bahwa usia sifatnya tidaklah abadi. Tetapi kebijaksanaan abadi. 

Kebijaksanaan itu membuat kita mampu melakukan hal-hal baik yang akan membuat kita dikenang dari apa yang kita lakukan, bukannya siapa kita. Dan itu adalah kesuksesan yang besar. Orang2 datang dan pergi di dunia ini, tetapi karya mereka tidak akan pernah terlupakan, karena mereka pergi meninggalkan "nama".

Memang ukuran kesuksesan setiap manusia itu berbeda, tergantung dia berada pada tingkatan pemahaman materi atau spiritual. Dan keduanya tidak bisa dicampur, itu adalah pilihan. Tetapi ketenangan jiwa, sedikitpun tidak akan pernah dicapai oleh banyaknya materi yang ada. Dan jiwa yang tidak tenang adalah sebesar2nya kerugian di dunia.

Jadi, temanku... Semua tergantung kamu melihatnya, mengukur dirimu sendiri, berada pada posisi mana kamu berada ? Lalu tetapkan tujuanmu setinggi2nya...  

Tapi sebelumnya, bagaimana kalau kita minum kopi dulu ? Seruuupuuttt.... 

"Kesombongan manusia atas dirinya sendiri adalah musuh bagi akalnya.." Imam Ali as.

[denny siregar]

Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment