Friday, March 4, 2016

Ketika Iblis Pun Kalah



Dunia Hawa - Temanku berbicara panjang lebar tentang ketidak-percayaannya terhadap konsep keTuhanan.

Karena memang dasarnya tidak suka berdebat, saya mendengarkan saja. Lebih menarik mengamati sisi pandang orang lain daripada memaksakan sisi pandang diriku sendiri. Banyak kesalahan2 penafsiran yang dia lakukan terhadap ayat2 Alquran yang dia bilang adalah sesuatu yg tidak masuk akal, tapi saya diamkan saja.

Saya lebih baik minum kopi dan merokok saja. Sampai kemudian temanku bertanya, “Apakah saya masuk neraka karena tidak menyembah Tuhan ?”

Ah, disini saya selalu ditantang untuk menjadi Tuhan lagi. Selalu menarik memang menjadi Tuhan, yang bisa menghakimi apa saja.

“Kesalahan berfikir manusia adalah menganggap Tuhan perlu disembah… ” Aku membuka kata2ku sambil menyulut rokok baru. Temanku tersenyum senang karena merasa menang dengan segala logika berfikirnya.

“Tuhan tidak perlu disembah. Untuk apa ? Tuhan tidak butuh manusia. Tanpa manusia-pun Ia ada. Tanpa alam semesta inipun, Ia ada. Tuhan tidak butuh manusia, tetapi manusia yang butuh Tuhan..

Meskipun di-dalam kitab suci tertera firman-Nya “Sembahlah aku”, bukan berarti Tuhan membutuhkan kita menyembah-Nya. Tetapi supaya manusia tidak menyembah yang lain, karena Ia-lah sumber segala kebaikan, sedangkan yang lain bukan jaminan. Disitulah kasih sayang Tuhan supaya manusia tidak tersesat… “

Aku membetulkan letak dudukku sambil menyeruput kopi-ku malam ini.

“Tidak menyembah Tuhan-pun tidak masalah. Mungkin manusia-nya sudah pede dengan ilmu pengetahuannya akan selamat dengan segala perbuatannya di dunia tanpa perlu petunjuk dari Tuhan. Ya, monggo.. Tidak perlu menyembah Tuhan. Tidak akan berkurang sedikitpun kebesaran-Nya ketika seluruh alam semesta tidak menyembah-Nya. Itulah kesombongan Tuhan, karena memang hanya Ia-lah yang berhak sombong…”

Semakin hangat malam ini.

“Saya ? Saya manusia lemah yang kurang ilmu, sehingga saya harus menyembah-Nya, karena saya membutuhkan-Nya. Kamu mungkin lebih kuat dan pintar dari saya, sehingga tidak perlu menyembah-Nya.. Saya takut tersesat di dunia ini, kamu tidak karena kamu ahli terhadap apa yang ada di dunia ini…

Ibarat kita sama2 mau mendaki gunung, sebagai pemula dan awam, saya membutuhkan guide, petunjuk supaya selamat sampai di puncak dan selamat kembali ke rumah. Kamu ? Kamu tidak butuh karena kamu merasa tahu jalan menuju puncak dengan nalurimu. Ya, silahkan.. Kamu dengan amalanmu, aku dengan amalanku, tidak perlu memperdebatkan itu.

Surga dan neraka buatku, jika diibaratkan pendakian, adalah berhasil menuju puncak dan aman kembali ke rumah atau tersesat di hutan.

Jadi tidak perlu bertanya kepadaku apakah kamu masuk neraka atau tidak, karena saya sendiri sibuk berfikir bagaimana saya bisa mengikuti petunjuk Tuhan dengan benar supaya saya tidak tersesat di hutan belantara..”

Temanku terdiam dan menghabiskan kopinya.

“Tapi setahuku, ini setahuku, bahkan iblis saja percaya kepada Tuhan. Ia dikutuk bukan karena tidak percaya kepada Tuhan, sebab ia beribadah kepada-Nya ratusan tahun lamanya. Ia dikutuk karena tidak mau tunduk kepada Nabi Adam, karena ia hanya tunduk kepada Tuhan..

Jadi, kamu sebenarnya lebih hebat dari iblis.. lebih jagoan.. Ah, tapi kamu juga gak percaya adanya iblis, kan ? Tentu saja, wong kamu lebih jago darinya..”

Aku tersenyum sambil mematikan puntung rokokku. Baru kusadar, selama ini aku berbicara dengan seseorang yang bahkan iblis-pun hormat kepadanya.

Dunia memang aneh. Bahkan secangkir kopi-pun beringsut menyingkir ketika tahu bahwa ada yang jauh lebih pahit darinya.

[denny siregar]


Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment