Sunday, April 23, 2017

Sejarah yang Selalu Berulang


DUNIA HAWA - Dalam sejarah Islam, sangat banyak peristiwa yang mengajarkan bagaimana manusia menghalalkan segala cara untuk meraih kekuasaan..

Peristiwa itu juga terjadi pada masa kekhalifahan Imam Ali bin abu thalib.

Imam Ali dipaksa untuk menduduki kursi khalifah oleh masyarakat, sesudah kematian khalifah ke tiga Utsman bin Affan. Karena tidak mempunyai pilihan dan untuk menjaga kestabilan, Imam Ali akhirnya menerima permintaan itu.

Pasca menjadi khalifah, serangan datang bertubi-tubi. Salah satunya datang dari Muawiyah bin abu Sufyan.

Muawiyah sangat bernafsu untuk menjadi khalifah karena itu berarti menguasai umat Islam. Lebih dari itu, Muawiyah ingin membuat dinasti bagi diri dan keluarganya. Maka ia dengan pasukannya pun menyerang Imam Ali dan perang sesama umat muslim itu dikenal dgn nama perang Shiffin.

Imam Ali terkenal jago perang sehingga akhirnya bisa mematahkan serangan Muawiyah. Meski begitu Muawiyah ini terkenal licik dan licin.

Muawiyah tahu bahwa di barisan pasukan Imam Ali ada kelompok khawarij. Kaum khawarij ini adalah mereka yang menjalankan ritual agama sangat kuat bahkan fanatik. Ketika hampir terpojok, pasukan Muawiyah kemudian menancapkan Alquran di ujung tombak.

Maka ributlah para khawarij dan menuntut Imam Ali untuk berunding dengan Muawiyah karena ia "memakai Alquran". Imam Ali sudah mengingatkan bahwa itu hanya taktik saja ketika mereka diambang kekalahan tapi mereka tidak perduli. Kita mengenal situasi sekarang ini dengan kata "dibohongi pakai Alquran".

Akhirnya demi menjaga stabilitas di pasukannya, Imam Ali mau berunding dengan kelompok Muawiyah. Tetapi Muawiyah tahu bahwa ia sudah berhasil menjebak situasi persis seperti yang diinginkannya. Maka ia kembali mempengaruhi kaum Khawarij untuk memberontak kepada Imam Ali.

Imam Ali akhirnya syahid sesudah dibunuh pada saat shalat subuh oleh salah seorang khawarij itu. Dengan demikian kekhalifahan diserahkan pada anak tertua beliau yaitu Hassan bin Ali.

Muawiyah semakin berang. Ia kemudian mengintimidasi banyak orang bahwa siapapun yang mengangkat Imam Hassan sebagai khalifah akan dibunuh semua. Intimidasi Muawiyah ini mengakibatkan ketakutan di banyak orang.

Akhirnya demi menghindari perang yang lebih besar dan untuk menyelamatkan nyawa banyak orang supaya tidak sia-sia, maka Imam Hassan pun mengadakan perjanjian damai dan menyerahkan kekhalifahan pada Muawiyah. Imam Hassan kemudian diracun oleh suruhan Muawiyah supaya tidak ada yang menggugat kekuasaannya.

Belum selesai, pada masa Muawiyah mundur karena usia dan menyerahkan kekhalifahan pada Yazid anaknya, ia memerintahkan anaknya untuk membunuh Husein bin Ali anak kedua Imam Ali -adik Imam Hassan- dan terkenal dengan tragedi Karbala dimana Imam Hussein dengan 72 keluarganya dibantai oleh puluhan ribu pasukan Yazid di padang Karbala.

Dari sejarah kita belajar bahwa kekuasaan dunia itu bagi sebagian orang sangat manis sehingga harus diperoleh dengan segala cara.

Sejarah dari perang Shiffin ini kita melihat ada beberapa faktor yang selalu berulang yaitu menggunakan agama sebagai alat dan intimidasi untuk mencapai tujuan. Sudah tidak ada cara yang elegan dan terhormat dalam menduduki jabatan.

Sejarah seperti ini akan terus berulang dalam waktu dan tempat yang berbeda. Dan situasi seperti inilah yang akan memisah manusia, mana yang masuk golongan munafik dan mana yang bukan.

Seruput kopi dulu sebelum Jumatan. Shalat Jumat sudah mulai adem sekarang, karena tujuan mereka sudah tercapai. Sekarang para takmir sudah bicara tentang mimpi indahnya surga. Yang sedang sekarat pun lega, karena mereka akan dishalatkan sekarang...

@denny Siregar

Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment