Wednesday, April 26, 2017

Kemenangan Anies Sandi Membuat Kaum Bumi Datar Seperti Minum Racun


DUNIA HAWA - Kemenangan Anies Sandi dalam pertarungan Pilkada DKI Jakarta putaran kedua membuat kaum bumi datar tak henti-hentinya ber-euforia. Mereka menganggap kemenangan Anies Sandi atas Ahok Djarot adalah segala-galanya.

Padahal sesungguhnya kemenangan Anies Sandi merupakan sebuah bumerang bagi mereka. Sebab mereka “kaum bumi datar cs” bakal ikut menanggung beban seperti yang Anies Sandi tanggung. Karena jika  Anies Sandi nanti resmi menjabat sebagai gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta dan tidak mampu merealisasikan janji kampanye seperti DP rumah 0 rupiah, menghentikan reklamasi, mengentaskan kemiskinan dan janji-janji kampanye yang lain, maka warga DKI Jakarta tidak hanya kecewa kepada Anies Sandi, melainkan juga kepada kaum bumi datar yang mempunyai peran strategis dalam memenangkan Anies Sandi.

Kaum bumi datar harus ikut bertanggungjawab atas kegagalan Anies Sandi dalam memimpin DKI Jakarta. Sebab karena ulah gerombolan kaum bumi datar, warga DKI Jakarta takut untuk memilih Ahok dalam pemilihan gubernur dan wakil gubernur putaran pertama maupun putaran kedua.

Kesaksian Warga kepada Saya 


Dua minggu sebelum Pilkada putaran kedua digelar, saya berada di DKI Jakarta. Saya banyak mengamati dan menganalisa, kenapa orang-orang takut untuk memilih Ahok Djarot? Sebagian besar dari mereka menjawab, mereka takut memilih Ahok Djarot lantaran ditakut-takuti bakal masuk neraka jika tetap ngotot memilih Ahok Djarot. Yang bahayanya mereka “kaum bumi datar” memanfaatkan masjid untuk mengintimidasi warga agar tidak memilih pasangan Ahok Djarot.

Fungsi masjid yang seharusnya digunakan sebagai tempat beribadah mencari pahala dari Allah SWT, saat menjelang pilkada DKI Jakarta, baik putaran pertama ataupun putaran kedua beralih fungsi sebagai tempat provokasi untuk kampanye demi memenangkan pasangan nomor urut tiga, Anies Baswedan dan Sandiaga S Uno. Artinya kaum bumi datar berhasil menguasai sebagian besar masjid di DKI Jakarta untuk tujuan politik alias perebutan kekuasaan kursi kepala daerah.

Mayoritas Masjid Berhasil Dikuasai Kaum Bumi Datar


Satu hari menjelang Pilgub putaran kedua tepatnya tanggal 18 April 2019, saya sempat bertemu dengan senior saya (Alumni GMNI) yang duduk di DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan (Nama saya rahasiakan), beliau senior saya bercerita tentang politisasi masjid oleh kaum bumi datar di DKI Jakarta.

Kepada saya beliau mengatakan dari jumlah kurang lebih 3280 Masjid di seluruh wilayah DKI Jakarta, kelompok Islam moderat bernama Nahdatul Ulama (NU) hanya mampu menguasai tidak lebih dari 300 Masjid saja, sebagian besar sisanya dikuasai oleh kaum bumi datar. Jadi tidak heran jika kampanye yang sangat masif untuk calon nomor urut 3 dilakukan diseluruh Masjid di DKI Jakarta yang berhasil mereka kuasai. Jika kalian yang berada di DKI Jakarta jangan heran dan bengong jika isi khutbah sholat Jumat di DKI Jakarta penuh dengan nuansa politik.

Cara-cara kotor mempolitisasi masjid sengaja mereka pakai hanya untuk sekedar mengalahkan Ahok Djarot. Warga DKI Jakarta yang tak tahu apa-apa pun akhirnya terbawa arus mereka dan enggan memilih Ahok Djarot sebab ditakut-takuti tidak bisa masuk surga. Cara mereka sangatlah picik, sebab dengan cara seperti itu sebenarnya mereka telah menyalahgunakan masjid sebagai sarana untuk kepentingan politik.

Jakarta Berhasil Dikuasai Kaum Radikal alias Kaum Bumi Datar


Dengan penguasaan sebagian besar masjid oleh kelompok intoleran radikal alias kaum bumi datar, saya dengan beberapa teman yang sedang stanby di DKI Jakarta sudah bisa menyimpulkan, bahwa Ahok Djarot akan kalah. Kaum bumi datar bisa memanfaatkan masjid untuk kampanye memenangkan Anies Sandi dengan seenak jidatnya. Sangat straregis memang, tak perlu mengundang banyak orang, tiba-tiba dihari jumat banyak orang ngumpul untuk dicekoki kampanye hitam untuk memenangkan Anies Sandi.

Yang perlu kita tahu, kelompok radikal itu sangat militan, selain kampanye di Masjid, dengan semangatnya mereka mendatangi warga-warga bekas pendukung Agus Silvi. Satu persatu bekas pendukung atau pemilih Agus Silvi didatangi dirumahnya, para pendukung Agus Silvi diarahkan agar pada pilgub putaran kedua itu mereka diminta untuk memilih cagub muslim. Dan alhasil para bekas pemilih Agus Silvi itupun memilih Anies Sandi dengan alasan cagub seiman. Dan saya ucapkan selamat DKI Jakarta setelah Ahok Djarot tidak menjabat bakal berada digenggaman kelompok inteloran yang sangat ganas menakutkan.

Owhhhh DKI Jakarta sedang mengalami kemunduran dalam berdemokrasi. Sementara ini dulu yang aku tulis, sebab masih banyak lagi kejadian yang aku ketahui menjelang pilkada DKI Jakarta putaran kedua. Tunggu tulisan saya selanjutnya.

@saeun Muarif


SHARE ARTIKEL INI AGAR LEBIH BANYAK PEMBACA

Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment