Wednesday, March 8, 2017

Sialan Ahok!


DUNIA HAWA - Sudah pada baca beritanyakan? Itu tuh, soal mega korupsi proyek E-KTP yang menghabiskan dana triliyunan. Proyek lainnya yang berdana sangat besar yang terbukti merugikan negara selain candi Hambalang dan 34 proyek listrik yang mangkrak. Lagi-lagi mega korupsi ini terjadi dizaman pemerintahan pak mantan.

Oya, FYI, Candi Hambalang masuk dalam cagar budaya peninggalan kerajaan Ciceas. Situs Candi hantu terbesar di dunia ini sudah dibuka untuk umum sejak 2014 silam dengan harga tiket masuk Rp 2500 perorang. Harga berubah diakhir pekan.

Ribut-ribut soal e-KTP, apa sih itu? Pada dasarnya fungsi dari e-KTP ini sama seperti ktp lama kita, yakni memuat data pribadi. Hanya e-KTP katanya memiliki beberapa kecanggihan tersendiri. E-KTP ini ada chipnya. “Chip tersebut memuat biodata pemegang e-KTP, termasuk tanda tangan digital, pasfoto, serta sidik jari, yang dengan alat pembaca kartu, bisa terhubung ke data center nasional secara terenkripsi dan diproses dengan sistem pengelola kunci (key management system). Chip dalam e-KTP ini, urainya, bersifat  nirkontak (contactless) yang  cara berkomunikasinya menggunakan frekuensi gelombang radio, dan antarmuka (interface) chipnya telah memenuhi standar ISO 14443 A dan 14443 B.

Untuk mencegah tindak kriminal, e-KTP dilengkapi fitur keamanan tambahan pada blangko yang berguna untuk inisialisasi identifikasi dan verifikasi identitas, ujar Mustafa.

Pemanfaatan chip, jelasnya, juga didukung teknologi biometrik  yang mampu mengidentifikasi ketunggalan identitas penduduk melalui tiga jenis data biometrik yakni foto wajah, 10 sidik jari, dan dua iris mata.

“Dengan teknologi ini, upaya mengubah data seperti nama, alamat, tempat tanggal lahir dan lainnya tidak akan berhasil. Satu orang hanya bisa mendaftar sekali dan hanya mendapat satu KTP,” katanya.”

Hebatkan e-KTP kita yang bernilai 5,8 T itu. Tetapi apa kenyataannya? e-KTP itu kini tidak lebih canggih dari ktp lama kita. Itu karena belum maksimal proses pengerjaan proyek ini. Ya, iyalah, bagaimana mau maksimal, wong ini proyek hanya untuk mengalirkan uang ke kocek-kocek koruptor busuk itu.

Banyak “orang besar” terindikasi terlibat proyek e-KTP ini


Sejak mega proyek E-KTP ini terendus KPK sebagai proyek yang sarat korupsi, banyak yang sudah mulai was-was. Hasil dari rasa was-was itu, 14 orang saksi yang terdiri dari anggota DPR dan pengusaha itu berduyun-duyun mengembalikan uang yang pernah masuk kantong mereka. Berapa jumlahnya? Sekitar 247M.

Jancuk!! 247M. Itu uang rakyat yang kalau untuk renovasi gedung sekolah di daerah-daerah terpencil pasti akan sangat bermanfaat. Tidaklah ada lagi cerita sekolah ambruk. Sekolah tidak berdinding. Sekolah Cuma satu ruangan. Guru honorer 5 bulan tidak digaji.

Koruptor bangsat! Semoga kau laknatulah, kan bu Marissa Haque.

Lalu selesaikan jika mereka sudah mengembalikan uang negara yang pernah ‘mampir” ke kocek mereka itu? Tidak. Hotel prodeo menanti mereka.

“Orang-orang besar” ditenggarai ikut terlibat dalam rekayasa proyek e-KTP ini. Kita sudah melihat siapa saja mereka. Ya, mereka kini sedang sibuk mengklarisifikasi bahwa diri mereka tidak terlibat proyek ini.

Selain orang besar yang sedang sibuk mengklarisifikasi keterlibatanya, ternyata ada “orang yang lebih besar lagi” yang ikut terlibat. Bahkan KPK bilang orang-orang ini akan membuat kita shock. Bikin kita jantungan. Dan bikin kita bergumam; ternyataaa

Sementara ada 2 orang yang telah ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK. Orang-orang itu adalah “Direktur Pengelola Informasi Administrasi Kependudukan, Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kemendagri Sugiharto, dan mantan Direktur Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Irman.

Irman ditetapkan sebagai tersangka setelah diduga melakukan penyalahgunaan wewenang untuk memperkaya diri sendiri atau orang lain. Irman diduga menggelembungkan anggaran (mark up) saat menjabat sebagai pelaksana tugas Dirjen Dukcapil dan Dirjen Dukcapil”

Proyek E-KTP ini senilai 5,8 T, dengan 2,3 T ditaksir telah dikorupsi. Tidak tanggung-tanggung, nilai yang dikorupsi 2,3 T. Koruptor jancuk kabeh yo cak. Uang segitu kalau diperuntukan untuk membangun fasilitas produktif bagi masyarakat kebayang gak hasilnya kayak apa?

Korupsi Berjamaah


Jumlah uang yang sangat besar yang telah dikorupsi itu tentu mengalir ke banyak orang. Kabarnya bahkan sampai satu komisi di komisi II DPR waktu itu dan ada pihak swasta. Ini adalah bukti kalau uang adalah hal yang sulit ditolak. Bahkan oleh orang sekelas menteri agama sekalipun #Surayadharma Ali. Tidak peduli itu uang berasal dari mana. Kursi DPR ini bagi orang-orang dengan motivasi tidak baik hanya menjadi tempat mengeruk keuntungan pribadi dan golongan lewat jalan proyek-proyek yang katanya penting untuk masyarakat. Padahal tidak. Proyek ini hanya sarana mengalirkan uang ke kantong pribadi.

Itulah kenapa kita sering melihat tingkah polah menakjubkan dari oknum anggota DPR kita. Mulai dari tertidur saat sidang, nonton bokep, mengajukan proyek-proyek abal-abal, sedikit-sedikit minta ini itu untuk dibangun. Masih ingatkan DPR pernah mengusulkan pembangunan gedung perpustakaan yang konon akan yang terbesar se Asia Tenggara.

Mau bikin para oknum anggota DPR semakin pintar? Pintar ngibuli rakyat iya. Dan pertanyaanya adalah urgenkah? Saya rasa lebih urgen pajero sport terbaru 2017 untuk dikendarai. Lebih urgen bangun perpustakaan seantero Indonesia biar manusia-manusia Indonesia ini semakin pintar, biar tidak dibodoh-bodohin oleh koruptor busuk itu lagi.

Pertanyaanya saya, berkahkah uang haram begitu untuk keluarga? Untuk naik haji? Situ bangga naik haji dengan uang haram?

Ahok Sialan


Saat ini, sebagai mantan anggota komisi II DPR RI, Ahok adalah orang paling bahagia. Sekaligus juga ngenes. Bahagia karena ia dulu dengan tegas dan keras menolak proyek 2-KTP itu. Bahkan Ahok mengusulkan agar komisi II mengambil langkah inovatif dengan mengandeng bank BRI misalnya untuk menggarap proyek ini. Keuntungannya adalah anggaran DPR hemat, Bank BRI menjadi yang terbesar se Asia Tenggara. Tapi itulah keserakahan dan nafsu akan uang. Kalau bisa dapat uang banyak dari proyek ini kenapa harus mikir inovasi segala. Persetanlah dengan inovasi. Yang penting uang bro, uang. Dan kita melihat hasil dari keserakahan mereka itu kini. Mereka sudah was-was sebentar lagi masuk penjara.

Lalu ngenesnya adalah Ahok pasti dikatain “sialan” oleh teman-temannya dulu di komisi II yang mengarap proyek e-KTP tersebut yang kini sudah mengap-mengap karena ikut korupsi. “Sialan” Ahok doang yang kagak ikut nih proyek.

Ya, sudah menjadi rahasia umum kalau hanya Ahok yang terindikasi bersih dari kubangan korupsi mega proyek e-KTP ini. Tak pernah sekalipun Ahok dipanggil untuk di tanyai perihal keterlibatannya pada proyek ini, karena Ahoklah yang paling lantang menolak.

Kini orang-orang yang dulu memusuhi Ahok di komisi II siap-siap terima ganjarannya. Penjara. Dan sumpah serapah dari seluruh masyarakat Indonesia. Sedangkan Ahok kembali menuai pujian sebagai orang yang bersih hatinya. Tidak plin-plan.

Orang macam Ahok inilah yang harus kita dukung. Orang yang hidupnya didedikasikan untuk kepentingan orang banyak. Sungguh-sungguh kepentingan orang banyak yang beliau pikirkan. Persis seperti seorang ayah yang memikirkan masa depan anak kesayangannya. Kalau orang-orang yang dari awal sudah kelihatan tidak bisa dipegang omongannya, plin plan, punya record kurang baik, apa yang bisa diharapkan dari orang seperti ini? Tidak ada.

Mari kita dukung yang sudah pasti bebas korupsi dan punya hati. Meski “galak” tapi untuk kepentingan dan kebaikan kita bersama, masa depan anak-anak kita. Bener kata Ello, Elu ngusir perampok kagak dengan kata-kata yang santunkan? Pasti lu teriak “Hei perampok bajingan, keluar lu sebelum gua gampar”

Kasihan lu, Hok. Dulu kagak ikut proyek lu dimaki-maki. Kini pun lu dikatain “sialan”.

@yulian


Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment