Saturday, March 11, 2017

Kampanye Penolakan Mensholatkan Jenazah Bisa Menjadi Blunder Terbesar Anies


DUNIA HAWA - Sebenarnya sebagai non muslim, saya tidak ingin ikut campur dalam tradisi agama lain. Saya lebih suka mengkritik program-program yang dijanjikan oleh Anies-Sandiaga yang tidak masuk akal secara logika. Namun apa yang dilakukan oleh pendukung Anies yang membuat spanduk ajakan untuk tidak mensholatkan jenazah pendukung Badja adalah sangat keterlaluan.

Para pendukung Badja sebenarnya sudah terbiasa kalau Ahok atau pendukungnya dicaci maki dan difitnah, baik di dunia maya maupuan di dunia nyata. Namun kali ini tindakan Anies dan para pendukungnya sudah di luar akal sehat karena korbannya adalah warga biasa yang tidak bersalah. Salah satu korbannya dari kampanye Anies ini adalah seorang nenek bernama Hindun binti Raisman yang bertempat tinggal di Jl. Karet Karya 2, RT 009 RW 02, Karet Setiabudi, Jakarta Selatan. Nenek ini meninggal pada hari Selasa tanggal 7 Maret 2017 lalu di usia 78 tahun. Keluarga nenek tersebut ingin mensholatkan jenazahnya di mushalla yang lokasinya tidak jauh dari rumah, hanya berjarak beberapa meter. Namun ditolak karena semasa hidupnya, nenek adalah pendukung Ahok.

“Saya ngomong sama ustadz di sini, minta untuk dishalatin di musholla karena dekat dari rumah. Pak ustadz-nya ngomong gini. ‘Enggak usah mending di rumah aja percuma enggak ada orang’. Kata dia gitu,” ceritanya. “Keponakan saya ngadu ke saya. Mereka habis ngomongin Ahok itu. Ibu saya kan jelas-jelas nyoblos itu nomor 2. Nah di sini anti itu (Ahok),” imbuhnya. Meski akhirnya almarhumah hanya dishalatkan di rumah, tetangga tak banyak yang ikut melaksanakan shalat jenazah. Lagi-lagi alasannya karena almarhumah memilih Ahok.

Kemudian ketika dikonfirmasi, Ustadz Ahmad Syafi’ie dan Ketua RT 009 RW 02, Karet Setiabudi, Jakarta Selatan, Abdul Rahman mengatakan bahwa jenazah tidak disholatkan di mushalla karena hujan deras. Memangnya hujan derasnya itu seharian penuh? Apakah begitu sulitnya membawa jenazah dari rumah ke mushalla yang jaraknya hanya beberapa meter? Siapapun yang memiliki nalar sehat, sudah pasti menganggap alasan kedua orang ini tidak masuk akal sama sekali. Ya sudahlah, toh dosanya mereka sendiri yang menanggung, masih ditambah dosa berbohong.

Dalam hukum Islam, mensholatkan jenazah seorang muslim adalah wajib hukumnya. Bahkan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan bahwa jika tidak ada satupun muslim yang mensholatkan jenazah itu di sebuah kampung, di sebuah wilayah, di sebuah daerah, maka semua orang yang ada di wilayah atau di kampung itu berdosa semua.

Betapa kejinya kampanye yang dilakukan oleh pendukung Anies sampai-sampai seorang manusia yang telah meninggalkan dunia ini begitu dibenci hanya karena dia menggunakan hak pilihnya yang dilindungi oleh konstitusi? Padahal seorang teroris yang membunuh banyak manusia atau koruptor yang merampok uang rakyat saja tidak dilarang untuk disholatkan, atas dasar apa seorang muslim yang melaksanakan haknya yang dilindungi oleh undang-undang malah diperlakukan sedemikian kejinya? Apalagi kalau manusia sudah meninggal, urusannya dengan masalah dunia sudah selesai. Apakah ini yang dimaksud oleh Anies dengan merajut tenun kebangsaan dengan tidak mensholatkan jenazah seorang muslim karena tidak mendukung dia? Apakah anjuran agar masyarakat melakukan dosa adalah bentuk merajut tenun kebangsaan? Kalau iya, saya tidak mau terlibat apapun di dalamnya.

Blunder Terbesar Anies


Kenapa saya sebut kampanye penolakan mensholatkan jenazah ini akan menjadi blunder terbesar Anies? Saya berpendapat sepert itu karena NU dan organisasi di bawahnya sudah mulai gerah dengan tindakan Anies dan para pendukungnya. NU memang tidak teriak-teriak seperti FPI, namun mereka melakukan gerakan untuk melawan kampanye Anies ini dalam bentuk tindakan nyata, yaitu kesediaan mereka dalam mengurus dan mensholatkan jenazah yang menjadi korban dari kampanye Anies ini.

Walau tidak secara terang-terangan, tindakan NU ini secara tidak langsung menyatakan bahwa kampanya Anies ini sama sekali tidak didukung oleh NU, bahkan NU melawannya. NU adalah ormas yang berdiri di barisan paling depan dalam menghadapi setiap ancaman yang berpotensi mengoyak NKRI dan kerukunan warganya, sedangkan kampanye Anies ini jelas-jelas mengancam kerukunan warganya sehingga secara otomatis NU akan melawannya. Dan jangan lupa dukungan Anies terhadap FPI yang jelas-jelas mau menghancurkan NKRI dan mendirikan negara Islam, suatu hal yang tidak akan pernah disetujui oleh NU. Karena blunder ini, Anies tidak akan bisa berharap banyak untuk mendapat suara dari kaum NU karena kampanye Anies ini malah memecah belah umat Islam demi ambisinya. Sayang sekali seorang Anies Baswedan yang tadinya merupakah sosok yang layak dikagumi, bisa jatuh ke lubang kehinaan hanya demi ambisi menjadi Gubernur DKI Jakarta.

@tatsuya


Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment