Tuesday, July 30, 2019

Sedikit Kebenaran tentang Kanker untuk Disebarkan


DUNIA HAWA - #Kanker, atau #tumor ganas adalah sebuah “vonis”, begitulah beberapa pasien menyebutnya. Sebagai dokter yang memberi pelayanan poli bedah hematonkologi, adalah tugas saya untuk membuat pasien yang baru terdiagnosa mengerti tentang apa yang dihadapinya sekaligus menyemangati supaya pasien tersebut mau berjuang menjalani terapi. Hal itu adalah tugas yang sulit untuk dilakukan dalam 10-20 menit, dan saya tidak selalu berhasil.

Kurangnya pemahaman mengenai konsep kanker membuat masyarakat menjadi rentan terhadap berita-berita tidak jelas yang beredar di kolom-kolom tabloid, stiker promosi di kendaraan umum, maupun “dari grup sebelah”. Terakhir ada yang bilang bahwa kanker sebenarnya tidak lebih dari konspirasi bisnis.

Saya kagum betapa mudahnya orang menyebarkan sebuah berita yang sama sekali diluar pemahamannya dan kagum bagaimana berita macam ini ada saja yang percaya.

Kanker adalah penyakit pemberontakan. Sel normal membelah dan berkembang sesuai fungsinya. Sel normal juga berhenti tumbuh dan mati. Kegiatan-kegiatan tersebut diatur oleh #enzim hasil kode #DNA sel sendiri. Enzim adalah anak kunci, di sekitar dinding sel atau inti sel terdapat banyak gerbang dan lubang kunci, yang unik untuk enzim tertentu.

Kanker adalah ketika sel membelah terus menerus tanpa peduli fungsi, dan tidak bisa dihentikan sendiri, apakah itu karena kesalahan pada pengode enzim atau penerimanya yang hilang.

Manusia tempatnya salah, katanya. Betul tampaknya pernyataan tersebut, secara biologispun dalam sel kesalahan tidak jarang terjadi. Namun kesalahan-kesalahan kecil, sering kali tidak memberikan makna, atau jika bermakna pada satu sel sehingga sel tersebut rusak, ia akan mati sendiri atau dibereskan oleh polisi dalam tubuh kita, yaitu sistem imun.

Pasien yang datang ke poli bedah onkologi adalah pasien dengan tumor ganas solid. Tidak bisa saya samakan dengan pasien kanker darah atau leukemia di poli #hematoonkologi yang ditangani oleh ahli penyakit dalam atau anak.

Jangankan antarjenis kanker, kanker sejenis pada yang berbeda jenis kelamin atau umur saja tidak sama sifat kanker dan pilihan jenis terapinya. Maka itu harap maklum kalau dokter anda terlihat skeptis dengan pengobatan alternatif yang klaimnya dapat menyembuhkan berbagai jenis kanker.

Tumor solid yang ganas secara umum akan tumbuh lebih cepat daripada tumor jinak dan dapat menyebar ke organ lain atau yang biasa disebut metastasis. Inilah inti dari mimpi buruk kanker solid. #Metastasis adalah kartu merah, merubah status terapi pasien yang tidak lagi bertujuan kuratif atau menyembuhkan, hal yang ditakutkan oleh ahli bedah sejak jaman Halsted, sehingga pengobatan tumor solid saat ini mencakup pengobatan sistemik selain pembedahan.

Berdasarkan pengalaman yang belum seberapa, ada beberapa pertanyaan yang banyak saya dapatkan yang akan saya bahas secara singkat. Perlu diingat bahwa pasien kanker yang umumnya saya temui di poli bedah adalah pasien kanker payudara, kanker saluran pencernaan, kanker #kelenjartiroid, kanker kulit, kanker rongga mulut, dan kanker jaringan lunak.

Kenapa bisa timbul kanker? Selain penjelasan teknis di paragraf ke-tiga, tentu anda menginginkan penjelasan yang lebih konkrit. Perlu diketahui, faktor keturunan dapat memperbesar kemungkinan seseorang mendapatkan penyakit yang sama namun tidak pasti selalu begitu, misalnya kanker payudara hanya faktor 20% yang disebabkan faktor keturunan dari keseluruhan kasus.

Hampir semua jenis kanker penyebabnya multifaktor, kita tidak bisa menunjuk satu penyebab saja. Ada pengecualian misalnya kanker kulit yang telah diketahui disebabkan paparan sinar matahari yang lama pada kelompok tertentu.

Apakah kanker bisa tidak dioperasi? Jawaban saya jika pertanyaannya seperti ini adalah tidak semua kanker bisa dioperasi. Bahkan tidak semua kanker solid dioperasi. Terlepas dari stigma kengerian dari operasi, ini adalah modalitas kontrol lokal, tujuannya membuang organ sumber kanker. Seringkali jika masih bisa dioperasi, berarti harapan pasien masih ada harapan kearah status bebas kanker.

Harus kemoterapi? Sebetulnya kemoterapi hanyalah salah satu dari modalitas pengobatan sistemik yang bertujuan selain mengecilkan tumor (jika belum dioperasi), juga diantaranya memburu sisa-sisa sel kanker yang sudah terlanjur keluar dari area organ asalnya supaya tidak bermetastasis. Namun kemoterapi sudah dikenal “galak” pada sel-sel normal sehingga banyak efek samping yang sulit dihindari walaupun tidak selalu terjadi.

Seiring perkembangan teknologi, ada modalitas sistemik lain, imunoterapi dan hormonal terapi, yang lebih nyaman untuk pasien namun spesifik untuk subtipe kanker tertentu sehingga tidak semua kanker dapat diobati dengan imunoterapi maupun hormonal terapi.

Apa yang tidak boleh dimakan? Ini jenis pertanyaan yang akan saja jawab dengan candaan ringan: batu. Biasanya pasien berpikir sebentar lalu tertawa (ya itulah yang harus dilakukan oleh pasien kanker, tertawa dan berbahagia). Makanan saat terdiagnosis dan menjelang terapi, terutama kemoterapi penting untuk menjaga kondisi pasien supaya tidak tambah kekurangan gizi.

Kesalahan makanan yang menyebabkan kanker, kalaupun ada, itu masa lalu, karena butuh bertahun-tahun dari kesalahan genetik yang tidak bisa diperbaiki hingga mengakibatkan gejala awal kanker. Jika sudah terjadi, fokuslah pada pemenuhan kebutuhan gizi, makanlah makanan baik apapun yang dikehendaki dan bisa ditelan.

Diagnosis kanker tidak sama dengan vonis mati. Berapapun presentase harapan hidup lima tahun pasien, sebetulnya tidak ada yang tau pasti kapan seseorang akan meninggal, bisa saja seseorang yang sehat meninggal lebih cepat karena kecelakaan misalnya. Kanker adalah tugas baru dalam hidup pasien.

Tugas perjuangan yang butuh keberanian besar dan keikhlasan untuk menjalani pengobatannya. Apa lagi dengan telah ditanggungnya berbagai macam modalitas terapi oleh negara, walaupun belum semua. Bayangkan dan bandingkan dengan nasib pasien dengan kasus serupa 15-20 tahun yang lalu, saat jamkesmas saja masih sulit dibuat, saat terapi hormon dan imunoterapi belum ada di Indonesia. Banyak hal yang sudah berkembang, banyak harapan baru.

Terlebih dari apapun, jika anda dokter atau keluarga dari pasien kanker, buatlah pasien bersemangat dan berbahagia, karena senyum adalah terapi terbaik bagi pasien dan keluarganya. Bukankah makna dan pencapaian hidup tidak ditentukan dari panjangnya?

Sebarkan! Jangan berhenti di Anda.


@alfarina herdianti


Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment