Wednesday, November 16, 2016

Demo 25 Nov, Rush Money dan Mogok Nasional Tetap Jalan?

DUNIA HAWA - 25 November ini katanya akan ada demo lagi, mengulangi demo 4 November. Temanya masih sama, tuntutannya masih sama. Jika benar nantinya mereka turun lagi, ini akan menjadi hal yang sangat bodoh. Mengapa saya menyebutnya hal bodoh? Sebab mereka mau menuntut agar Jokowi tidak melindungi Ahok dan menuntut agar Ahok diproses hukum. Padahal 1 November lalu Presiden sudah nyatakan tidak akan melindungi atau mengintervensi. Jelas dan jelas. Sementara proses hukum sudah berjalan sebelum SBY mengancam demo akan berlangsung sampai lebaran kuda. Bukankah sesuatu yang bodoh kalau kemudian mereka masih berdemo, sementara tuntutannya sudah dipenuhi.


Kapolri Tito sudah mengambil resiko untuk tetap menggelar perkara kasus hukum Ahok, padahal aturannya bagi semua Cagub yang dilaporkan atas kasus hukum baru akan diproses setelah pemilihan selesai. Tapi sekarang Tito tetap memprosesnya dengan harapan para pendemo itu mau menghargainya. Tapi sepertiya Kapolri Tito berhadapan dengan orang yang salah, yang dihadapi adalah manusia bebal, ngeyel dan modus kuadrat. Mereka sebenarnya bukan menuntut proses hukum Ahok, tapi meminta Ahok ditahan segera. Lihat saja saat demo 4 November lalu, tuntutan mereka bukan Ahok diproses hukum tapi ditangkap dan ditahan hari itu juga. Salah tidak salah, tahan dulu. Nanti baru cari kesalahannya. Itulah yang Tito ceritakan saat hadir di ILC.

Lebih dari itu, hasil dari gelar perkara kemarin, hari ini Ahok sudah ditetapkan sebagai tersangka kasus penistaan agama sehingga kemudian kasus ini naik dari penyelidikan ke penyidikan. Ahok kemudian dicekal untuk bepergian ke luar negeri. Alasannya Polisi belum bisa menahan Ahok sebab tidak memenuhi syarat penahanan, mengingat adanya perbedaan pendapat tim penyelidik yang ada 27 orang di bawah Brigjen Pol Agus Adrianto. Lalu kemudian diajukan ke pengadilan.

Apa yang berbeda dari 25 November?


25 November bukan lagi aksi bela Islam. Sebab nanti kelompok tukang demo dari kalangan buruh KSPI akan diturunkan. Kelompok ini biasa berdemo untuk banyak kepentingan. Tak ubahnya Soneta atau JKT48 yang siap manggung kapan saja untuk acara apapun, dari hajatan ulang tahun sampai program teve seperti Mata Najwa mereka siap tampil.


KSPI tidak hanya berdemo seputaran buruh atau kenaikan upah, sebelumnya mereka pernah ikut turun bersama guru, PNS dan sekarang demo aksi bela Islam. Sebab KSPI menilai Ahok merupakan simbol pemilik modal sehingga supremasi hukum selalu diabaikan ketika bersinggungan dengan Ahok. Gubernur Jakarta ini juga dinilai Gubernur upah murah yang selama ini melindungi para pemilik modal yang menyengsarakan kehidupan buruh di ibu kota.

“kami akan mogok nasional karena buruh melakukan gerakan melawan hukum yang dimain-mainkan. Ahok itu ‘Gubernur upah murah.’ Ini adalah arogansi kekuasaan yang melindungi total para pemilik modal. Seluruh anggota buruh yang ada di Jabodetabek akan demo ke Istana,” kata Said pimpinan KSPI.

Rush money


Selain ancaman mogok nasional yang entah ada kaitannya atau tidak dengan kasus penistaan agama, ada juga seruan rush money, yakni gerakan menarik uang secara bersamaan pada 25 November nanti bagi mereka yang tidak bisa ikut hadir demo ke Jakarta. Tujuannya demi solidaritas dan sebagainya.

Mogok nasional yang akan dilangsungkan dari 25 November sampai 2 Desember merupakan ancaman KSPI yang pasti berdampak buruk bagi iklim investasi di Indonesia. Sementara rush money akan berdampak pada perbankan. Dua-duanya merupakan cara-cara pelumpuhan ekonomi Indonesia. Mereka menginginkan Indonesia krisis.

Dua agenda ini memang merupakan hal-hal yang jarang disadari oleh orang-orang yang terlalu fanatik. Sehingga mereka tetap akan berdemo, mogok dan menarik uangnya di ATM sesuai seruan para provokator yang ingin menghancurkan negara ini. Sebab kalau Indonesia krisis, mereka secara otomatis juga akan mengalami krisis, ikut susah. Tapi kalangan fanatik yang sumbu pendek, mereka tak akan mampu berpikir sejauh itu. Mereka baru akan sadar tindakannya salah kalau sudah benar-benar krisis.

Soal rush money, kita semua tak perlu terlalu khawatir. Sebab kalangan orang-orang kaya yang memiliki uang banyak, selalu berbanding lurus dengan nalar sehatnya. Mereka tak akan berhasil dibodohi, sebab tak ada tempat paling aman untuk menyimpan uang selain di bank. Kalau mereka orang-orang kaya yang punya dana milyaran rupiah menarik duitnya, pertanyaannya kemudian mereka akan menyimpan di mana? Karena jangankan milyaran, untuk menarik ratusan juta saja kadang kita perlu sewa jasa pengamanan. Nah mereka yang punya uang ini dipastikan tak akan menarik duitnya. Aksi rush money hanya akan dilakukan oleh kalangan sejuta dua juta yang tak ada apa-apanya.

Tapi kita juga perlu khawatir ketika KSPI sudah ikut turun tangan. Sebab kelompok ini cukup solid. Jika benar mereka mogok nasional, maka sedikit banyak akan mempengaruhi kondisi ekonomi Indonesia.

Donatur gigit jari


Menurunkan KSPI dalam demo 25 November nanti bisa dibilang merupakan jalan akhir karena para aktor politik yang menginginkan Presiden lengser sudah tidak bisa memprovokasi orang lagi. Maka satu-satunya kelompok yang bisa diturunkan kapanpun dan memiliki jumlah banyak adalah KSPI. Sebab bagaimanapun aksi 25 November ini tetap harus jalan, sebab dana-dana akomodasi ke daerah sudah mereka keluarkan. Ponorogo misalnya, mereka sudah siapkan 100 bus untuk mengangkut massa ke Jakarta pada 25 November nanti. Begitu juga dengan daerah-daerah lain yang sebelumnya berpartisipasi menyumbang pendemo.

Daripada donatur kehilangan dana yang sudah terlanjur keluar, maka dipilihlah KSPI supaya show tetap berlangsung. Tetap jalan. Tapi kalau nantinya tidak ada demo atau mogok nasional, maka itu akan jadi simbol rasionalistas rakyat Indonesia yang berhasil membuat donatur dan provokatornya gigit jari.

Begitulah kura-kura

[alifurrahman]


Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment