Monday, November 21, 2016

Cuekin Yang Demo Yuk ..

DUNIA HAWA - Ya sesuai judul, ini artikel saya yang terakhir bakal bahas “aksi bela Islam” (entah membela dari apa) setelah ini bakal nulis dengan tema yang lain, bosen, nonton tentang ini, baca tentang ini masa nulis juga tentang ini. Kecuali nanti 212 jadi rame lebih rame dari 212nya wiro sableng nah baru deh asik dibahas lagi.


Sekarang pertanyaan saya ngapain kita mikirin aksi ini? Toh katanya super damai kok jadi kita ga usah takut rusuh, dan kalo rusuh juga kita ga usah takut karena kepolisian telah siap mentungin. Aksi 212 nanti juga saya yakin se yakin yakinnya bahwa massa nya akan lebih sedikit dibandingkan 411 kemarin, kenapa? Karena tuntutannya udah tercapai kok. Contohnya gini, ente diajak demo nuntut gaji 4 juta padahal gaji udah 4 juta, mana ada yang mau ikut. setidaknya yang waras ga akan mau ikut. Ettt jangan kebakaran jenggot dulu, saya tau ada juga yang waras dan ikut, tapi saya yakin agendanya udah bukan “proses ahok” atau “presiden jangan intervensi” lagi.

Mari kita breakdown satu per satu,

Dimulai dari nama aksi ini, “aksi bela Islam”. saya ngga ngerti dengan pola fikir mereka, emang Islam di Indonesia lagi kenapa? Membela dari apa? Dari si penista agama? Emang lu faham apa arti penista agama? Emang lu faham tafsir surat Al Maidah 51? Emang lu faham makna auliya? Emang lu faham undang-undang penistaan agama? Ngga kan? Lu cuma ikut ikutan. Wkwk.. Trus jawab pertanyaan ini “apakah demo kalian kemarin sudah membela Islam atau cuma menghambur uang?”

Kedua, mari kita liat petinggi-petinggi “ulama” yang ikut dalam aksi ini, semua dari dulu udah berada di barisan anti ahok anti jokowi. Al Habib Muhammad Rizieq? Ya, arifin ilham? Ya, gymnastiar? Ya, bachtiar natsir? Ya. Semua anti ahok anti jokowi. jadi jangan ada retorika bahwa mereka “menjadi bersatu karena membela Al Qur’an” mereka bersatu karena sama sama anti ahok dan sama sama anti jokowi. dan patut diketahui banyak ustadz-ustadz yang mengafiliasikan diri dengan PKS. di pesantren saya dulu pun banyak ustadz-ustadz saya yang menjadi simpatisan maupun pengurus PKS. Dan yang belum tau, PKS termasuk partai yang paling anti ahok anti jokowi jadi wajar kalau demo 411 kemarin banyak ustadz-ustadz, mending tanya dulu “stadz anggota pekaes yah?”

Uang 100 miliar per demo lebih baik dipakai untuk memberi makan orang miskin dan nyekolahin anak anak muslim yang putus sekolah. katanya mau bela Islam, bela dong keislaman mereka dari kefakiran. 100 miliar tuh banyak loh bang, kenapa ga dipakai untuk yang lebih bermanfaat dibandingkan demo untuk menghukum ahok? Ada lagi yang lucu, kata bachtiar natsir 100miliar itu dari sumbangan sumbangan simpatisan dan masyarakat. Kapan mereka melakukan penggalangan dana? Mana nomer rekening penggalangan dana mereka? Berapa lama mereka menggalang dana? Kok tau tau udah banyak aja. trus sekarang mau demo lagi, cepet banget ngumpulin dana segitu, siapa penyumbangnya?

Mari cuekin demo itu karena tuntutannya mulai ngaco, bener kan prediksi saya mereka ga akan bisa menerima dan menghargai proses hukum. Dan omongannya juga mulai ngaco, katanya presiden menista ulama. Astagfirullah habib, saya termasuk pengagum anda loh, saya termasuk yang kagum dengan pengetahuan agama habib, tolong ga usah terlalu banyak ngomongin politik bib, tolong ceramah agama aja, cerdaskan kami, jangan ajak untuk demo demo yang tidak sedikitpun menambah pengetahuan agama kami. Sorry to say habib, saya lebih faham urusan politik daripada habib.

Mari kita cuekin aksi ini, kalo ahok 15 februari menang yah menang, kalo kalah yah kalah, ngga usah demo. Untuk kepolisian juga jangan pernah menjalani hukum karena tekanan, sekali diturutin, mereka akan menekan lagi setiap ada hukum yang tidak mereka sukai. Padahal MUI udah mengimbau jangan demo mereka tetap demo, berarti mereka juga tidak menuruti ulama

Buat pembaca juga, demo kaya gini mah ga usah dipikirin dan diomongin, baca dan komen di post ini juga ga usah, hehe.. Mending kita melakukan hal lain yang bermanfaat bagi bangsa, negara dan agama.

Salam cuekin.

@muhammad sarbi


Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment